Sandiaga Ajak Generasi Milenial Suarakan Perubahan Format Debat Capres
Oleh
Madina Nusrat
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengajak kaum milenial suarakan perubahan format debat calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2019. Sementara itu, para partai pengusung pemenangan pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, melakukan konsolidasi di DKI Jakarta.
Ajakan terhadap kaum milenial itu disampaikan Sandiaga saat hadir dalam Indonesia Millennial Summit 2019 yang diadakan oleh IDN Times di Kempinski Grand Ballroom Jakarta, Sabtu (19/1/2019). Sandiaga menjadi pembicara dalam sesi ”Engaging The Next Generation of Leader”.
Sandi mengatakan bahwa debat pertama yang ia lalui terasa tidak seru lantaran para kandidat tidak tampil natural.
Di hadapan para milenial yang hadir, Sandi mengajak menyuarakan perubahan bagi Indonesia. Salah satunya adalah menyuarakan kritik terkait format debat capres-cawapres tahap pertama kepada penyelenggara pemilu.
”Dorong itu agar bisa menjadi isu nasional. Kandidat harus membicarakan apa yang ada dalam pikiran dan hati,” ujar Sandi.
Sandi mengatakan bahwa debat pertama yang ia lalui terasa tidak seru lantaran para kandidat tidak tampil natural. Salah satu alasannya, mereka terpaku pada kisi-kisi yang dibagikan sebelumnya oleh Komisi Pemilihan Umum.
”Masih ada debat lain, kaum milenial harus suarakan tidak perlu lagi ada kisi-kisi (pertanyaan),” kata Sandi.
Dalam kesempatan tersebut, Sandi juga menyampaikan bahwa untuk mengajak generasi milenial tertarik terhadap isu politik, itu menjadi tantangan berat saat ini. Ia menganggap kaum milenial cenderung belum tertarik dengan isu politik. Ia mengklaim hanya ada 50 persen generasi milenial yang tertarik terhadap politik.
Menurut dia, dalam pemilu, kaum milenial akan cenderung menentukan pilihan pada saat terakhir. Oleh karena itu, ia akan terus menjalin kedekatan dengan kaum milenial. ”Ide yang kami sampaikan otentik, sangat relevan dengan mereka, dan harus jadi seru,” ujarnya.
Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta bernama Regita dari SMA Labschool Jakarta mengungkapkan keresahannya kepada Sandi tentang rendahnya minat baca kaum milenial. Padahal, kaum milenial merupakan pemimpin masa depan.
Menurut Sandi, seorang pemimpin harus bisa memberikan contoh bagi rakyatnya. Salah satunya adalah budaya membaca. Sebab, generasi mendatang tidak akan maju jika tidak punya budaya membaca. ”A good leader is a good reader,” kata Sandi.
Putri Setiawati, mahasiswi dari Kwik Kian Gie School of Business, berharap agar semua yang Sandi janjikan bisa terealisasi dengan benar. Misalnya, membuat gerakan membaca yang masif di seluruh daerah.
Safari kebangsaan
Guna konsolidasi pemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan melakukan safari kebangsaan. Dalam safari seri kelima ini, mereka menyusuri wilayah DKI Jakarta.
Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto kembali memimpin rombongan Safari Kebangsaan V yang berangkat dari kantor pusat di Jalan Diponegoro, Jakarta, Sabtu pagi. Acara itu turut dihadiri sejumlah calon legislatif PDI-P untuk daerah pemilihan Jakarta, seperti Yanti Sukamdani dan Putra Nababan.
Kegiatan itu dimulai dengan berziarah ke makam Pangeran Jayakarta di Jakarta Timur. Setelah itu, rombongan akan berkunjung ke sejumlah tempat, misalnya pasar tradisional, sentra-sentra usaha kecil menengah, dan perajin kecil. Sejumlah komunitas juga dikunjungi di sejumlah titik di Jakarta.
Menurut Hasto, DKI Jakarta dipilih untuk safari karena warganya tidak hanya memberi kepercayaan penuh kepada Jokowi-Jusuf Kalla yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2014. Namun, warga DKI juga berkontribusi membuat PDI-P sebagai pemenang Pemilu 2014.
”Kepercayaan ini tentu saja harus kami gunakan sebaik-baiknya dengan membangun dialog,” ujar Hasto.
Selain itu, PDI-P juga akan bekerja sama dengan partai politik koalisi pendukung untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf di DKI Jakarta. ”Kerja sama dengan PPP (Partai Persatuan Pembangunan), Partai Golkar akan dijalin. Bagi kami, yang penting Jokowi-Ma’ruf menang di Jakarta,” kata Hasto.
Koalisi parpol pendukung Jokowi-Ma’ruf akan semakin intens melakukan gerakan teritorial untuk mengampanyekan Jokowi-Ma’ruf dengan cara menemui masyarakat dari pintu ke pintu. Respons masyarakat pun akan dipantau. Selanjutnya, evaluasi akan dilakukan untuk menentukan langkah pemenangan selanjutnya.
Menurut Hasto, evaluasi kampanye itu penting karena kantong-kantong pendukung pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di Jakarta cukup banyak. PDI-P menyadari takkan mungkin menggarap semuanya sendiri. Ia juga yakin PDI-P akan meraih suara optimal di Jakarta karena partainya selalu hadir di tengah-tengah masyarakat Jakarta.