Tarif Kargo Udara Naik, Tarif Jasa Kurir Berpotensi Naik
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan tarif kargo udara dinilai akan membebani biaya operasional layanan jasa pengiriman ekspres, pos, dan logistik. Akibatnya, harga pendistribusian barang hingga kepada konsumen akhir berpotensi naik.
Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik (Asperindo) Budi Paryanta saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/1/2019) berpendapat, transportasi udara memegang peranan penting untuk mengantarkan barang. Hal ini karena 70-85 persen porsi pengiriman barang oleh anggota asosiasi dilakukan melalui transportasi udara.
Menurut dia, selama empat bulan terakhir, sejumlah maskapai penerbangan sudah lima kali menaikkan tarif kargo udara dengan akumulasi kenaikan di kisaran 90-300 persen.
Dalam keterangan pers yang diterima Kamis (17/1/2019) malam, Asperindo mengatakan, kenaikan tarif kargo udara menimbulkan permasalahan berbeda-beda di setiap wilayah. Kenaikan tarif di Sumatera Utara, misalnya, mencapai 330 persen dan merupakan yang tertinggi. Asperindo terus mengumpulkan data dan informasi detail dari pengurus wilayah.
Terkait hal itu, Asperindo mengeluhkan kenaikan tarif kargo udara karena mendongkrak biaya operasional. Demi menyikapi hal itu, mulai Januari 2019 ada anjuran menyesuaikan tarif layanan kepada konsumen.
Budi mengemukakan, sudah ada kekhawatiran penyesuaian tarif juga berdampak kepada pelaku perdagangan secara elektronik atau e-dagang yang kerap memakai jasa kurir, pos, dan logistik, contohnya UKM.
Berdasarkan laporan tahunan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II pada 2017, total volume kargo udara mencapai 1.224.725.511 kilogram. Angkasa Pura I mengelola 407.775.511 kilogram, sedangkan Angkasa Pura II sebanyak 816.950.000 kilogram.
Dalam buku Outlook Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/INACA) tahun 2018, jumlah kargo udara yang diangkut menggunakan penerbangan domestik tahun 2012 sudah melonjak sekitar 36,4 persen dibandingkan sebelumnya. Peningkatan juga terjadi di penerbangan internasional, dengan kenaikan sekitar 54,65 persen pada 2012 dibandingkan tahun 2011. Data tersebut terangkum di lima bandara utama Indonesia, seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Juanda.
Sesuaikan tarif
Ketua DPP Bidang Organisasi Asperindo Trian Yuserma menambahkan, sejak Oktober 2018, asosiasi telah mengeluarkan surat kepada anggota agar menyesuaikan tarif layanan. Saran lainnya adalah memperbaiki proses bisnis melalui moda transportasi lainnya.
”Tarif asal dan tujuan di Jabodetabek tetap. Sementara luar Jabodetabek, terutama menggunakan transportasi udara, ada kenaikan tarif layanan kepada konsumen,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Sipil Nasional Indonesia (INACA) Tengku Burhanuddin, yang dikonfirmasi mengenai hal itu, mengatakan, pihaknya masih akan mengecek. Sementara Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengemukakan, pihaknya belum bisa memberikan konfirmasi.
Presiden Direktur JNE M Feriadi menceritakan, JNE sudah mulai menyesuaikan tarif pengiriman kategori reguler, program OKE, dan YES mulai 15 Januari 2019 pukul 00.01. Penyesuaian tarif berlaku untuk pengiriman paket dari Jabodetabek ke seluruh tujuan dalam negeri.
”Besaran kenaikan tarif dari Jabodetabek bergantung pada tujuan pengiriman paket dan kategori jenis layanan yang digunakan konsumen. Rata-rata kenaikan sebesar 20 persen,” katanya.
Pengiriman naik
Secara terpisah, Country Brand Manager Shopee Indonesia Rezky Yanuar mengatakan, sejak hadir di Indonesia tahun 2015 hingga 2018, pengiriman paket hasil transaksi e-dagang kepada pelanggan luar Jabodetabek masih mendominasi. Pada triwulan III-2018, porsi pesanan barang dari pelanggan luar Jabodetabek sebesar 80 persen.
Meski demikian, pada triwulan III-2018, tim Shopee Indonesia mendata, pesanan dan pengiriman barang ke dalam Jabodetabek meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Head of Business Development Go-Send Lidya Trilestari Kosasih mengatakan, layanan jasa kurir pengiriman secara instan (instant courier) Go-Send kini beroperasi di 178 kabupaten/kota di Indonesia. Go-Send telah bermitra dengan lebih dari 70 penyedia platform e-dagang. Melalui integrasi tersebut, sudah ada lebih dari 748.000 mitra penjual penyedia platform yang barangnya bisa diantar menggunakan Go-Send.
Menurut dia, sebagai bagian dari inovasi pelayanan, pihak Go-Send menawarkan fitur pengiriman barang sampai tujuan pada hari yang sama. Tujuannya agar konsumen akhir menerima barang yang dipesan lebih cepat.
Ketika ditanya porsi pemakaian Go-Send pengguna di dalam dan luar Jabodetabek, Lidya menjawab dengan memberikan gambaran saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2018. Jabodetabek menjadi wilayah dengan kontribusi pengiriman barang terbesar selama Harbolnas, yakni lebih dari 50 persen terhadap total pengiriman se-Nusantara, dengan total pengiriman sebanyak lebih dari 700.000 barang.
”Data kami menunjukkan, makanan, baju, dan dokumen/berkas menjadi tiga teratas logistik yang paling banyak dikirim sepanjang tahun kemarin. Sebanyak 35 persen dari total barang yang dikirim melalui Go-Send merupakan hasil transaksi belanja di platform e-dagang,” ujarnya.