Agar Kolong Tol Tak Jadi Pembuangan Sampah Liar di Jakarta
Oleh
Khaerudin
·3 menit baca
Kolong jalan tol dijadikan tempat pembuangan sampah liar menjadi pemandangan biasa di beberapa lokasi di Jakarta. Salah satunya di kolong Jalan Tol Ir Wiyoto Wiyono, Jakarta Utara. Tiap kali sampah di kolong tol dibersihkan, setelah itu selalu muncul kembali timbunannya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar kerja bakti pada 18 April-15 Mei 2018 di kolong Tol Ir Wiyoto Wiyono. Di area berukuran 30 meter x 900 meter tersebut tim kebersihan mengangkut 1.644 ton sampah. (Kompas, 16/1/2019)
Ternyata upaya itu tak membuahkan hasil. Sampah kembali menumpuk di tempat yang sama. Oleh karena itu, kerja bakti kembali dilakukan pada tahun ini dimulai sejak 14 Januari 2019. Hasilnya, pada hari Minggu (20/1/2019), sampah sudah tak terlihat menggunung.
Tetapi bukan tak mungkin sampah akan kembali menumpuk jika tidak diiringi dengan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di lokasi itu. Menurut Tarsoen Waryono, pakar lingkungan hidup dari Universitas Indonesia, warga perlu diberi edukasi bagaimana memberi efek jera terhadap mereka yang membuang sampah sembarang. Edukasi menjadi penting terutama ke masyarakat yang sering buang sampah di lokasi tersebut.
”Diperlukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat agar tidak sembarang membuang sampahnya. Kalau perlu jika diketahui, misalnya, si Amin buang sampah di situ, ya sampah itu diangkut dan dibawa kembali ke rumahnya si Amin,” kata Tarsoen memberi contoh bentuk edukasi yang memberi efek jera.
Selain itu, efek jera yang bisa diberikan dengan memberikan denda kepada masyarakat yang ketahuan membuang sampah sembarang. Tarsoen menilai, denda bukan dengan uang, melainkan dengan kewajiban membersihkan sampah di lokasi-lokasi lain.
Selain edukasi, agar ruang di bawah kolong tol tidak lagi dijadikan tempat pembuangan sampah, tempat ini bisa digunakan untuk ruang interaksi warga, seperti taman dan ruang publik terpadu ramah anak. Langkah ini telah dilakukan di bawah jalan tol Slipi, Jakarta Barat, yang dijadikan taman bermain skateboard bernama Fly Over Slipi Skatepark.
Walau belum seluruhnya rampung dan belum ada fasilitas parkir, taman ini telah dimanfaatkan anak muda untuk bermain skateboard dan bersepeda, bahkan untuk sekadar nongkrong. Tempat yang dulunya kumuh itu menjadi lebih ramah digunakan terutama bagi remaja.
Bank sampah
Jika di Slipi kolong tol dijadikan taman, lain halnya dengan kolong jalan layang di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Kolong ini dipenuhi dengan sampah. Aromanya pun tak berbeda dengan di Tol Ir Wiyoto Wiyono. Bedanya, buang sampah di sini tidak melanggar, justru diapresiasi. Bagaimana bisa?
Kolong jalan layang Tanjung Duren dijadikan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Dipo Arjuna, RW 001-007, Kelurahan Tanjung Duren. Selain itu, tempat ini juga dijadikan bank sampah.
”Walau sudah ada petugas yang keliling rumah warga mengangkut sampah, masih banyak warga yang datang sendiri membuang sampahnya di sini. Entah itu warga sini atau bukan, kita ambil saja dan dipilah,” kata Kosasih (57), pengurus TPST Dipo Arjuna.
Kosasih yang mengurus TPST sejak 2011 itu mengatakan, sudah hal biasa warga datang sendiri membuang sampahnya ke kolong jalan layang itu. Pasalnya, tempat tersebut menjadi jalan yang ramai dilalui sehingga warga menganggap membuang sendiri sampahnya jauh lebih mudah.
Kosasih bersama petugas lain dan anaknya memilah sampah yang datang. Sampah plastik akan dibersihkan, lalu memisahkan bagian botol dan tutup. Jika sudah terpisah, sampah itu kemudian dijual.
Sementara sampah lain yang belum bisa dimanfaatkan akan disatukan dan dibuang ke Bantar Gerbang, Bekasi, Jawa Barat. Jadwal pengangkutan bongkar muat dilakukan pukul 8.00 sampai pukul 11.00 WIB. (SITA NURAZMI MAKHRUFAH)