SLEMAN, KOMPAS — Rencana pengoperasian secara terbatas bandar udara di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada April 2019 mulai diliputi tanda tanya. Pertanyaan ihwal target tersebut muncul setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa target pengoperasian terbatas pada April 2019 bukan sesuatu yang utama.
”April itu menjadi satu wacana alternatif saja. Kita upayakan, ya, mudah-mudahan berhasil. Tetapi, itu bukan yang utama,” kata Budi Karya Sumadi seusai rapat koordinasi terkait dengan perkembangan pembangunan Bandara Kulon Progo, Minggu (20/1/2019) sore, di ruang VIP Bandara Internasional Adisutjipto, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Sebelumnya, sejumlah pejabat pemerintah dan PT Angkasa Pura I selaku pelaksana proyek bandara telah menyatakan bahwa Bandara Kulon Progo ditargetkan bisa beroperasi secara minimum atau terbatas pada April 2019. Pada masa pengoperasian terbatas tersebut, bandara yang berlokasi di Kecamatan Temon, Kulon Progo, itu akan melayani penerbangan internasional lebih dulu.
Pengoperasian terbatas itu juga untuk memenuhi amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Bandar Udara Baru di Kabupaten Kulon Progo. Pasal 8 Perpres tersebut menyatakan, PT Angkasa Pura I melakukan pembangunan Bandara Kulon Progo secara bertahap dan mengoperasikan bandara itu pada April 2019.
Saat ditanya apakah dirinya merasa pesimistis target pengoperasian terbatas pada April 2019 bisa tercapai, Budi Karya membantah. Namun, dia menyebut, target pengoperasian terbatas pada April 2019 itu sebagai alternatif kedua. ”Saya enggak ngomong pesimis. Pokoknya itu second alternative (alternatif kedua)-lah,” ujarnya.
Budi menambahkan, saat ini pembangunan Bandara Kulon Progo baru mencapai 30 persen. Dia juga menyebutkan, bandara tersebut ditargetkan bisa beroperasi secara penuh tahun 2020. Hal ini karena pembangunan bandara tersebut baru bisa diselesaikan secara keseluruhan pada akhir 2019. ”Kami merencanakan operasinya pada tahun 2020,” ujarnya.
Saat dimintai tanggapan terkait dengan pernyataan Budi Karya, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, pihaknya terus mengupayakan agar Bandara Kulon Progo bisa beroperasi secara minimum pada April 2019. Faik menambahkan, pada April 2019, landasan udara di bandara tersebut—yang memiliki panjang 3.250 meter—ditargetkan selesai 100 persen sehingga pesawat berbadan besar sudah bisa mendarat di sana.
”Kami upayakan April akan bisa kami operasikan secara minimum, tapi kan faktor penentunya banyak. Ada faktor cuaca dan segala macam,” ungkap Faik. Dia menambahkan, pembangunan Bandara Kulon Progo baru diselesaikan 100 persen pada Desember 2019.
Apabila Bandara Kulon Progo bisa dioperasikan secara minimum pada April 2019, Faik memaparkan, bandara itu akan digunakan untuk melayani penerbangan internasional lebih dulu. Karena itu, penerbangan internasional yang selama ini ada di Bandara Internasional Adisutjipto akan dipindahkan ke bandara tersebut.
”Dengan runway (landasan udara) sepanjang 3.250 meter ini, pesawat yang terbesar dan terberat pun bisa mendarat. Kalau nanti April sudah bisa diselesaikan, itu bisa dipakai untuk penerbangan internasional,” kata Faik.
Sebelumnya, saat mengunjungi lokasi pembangunan Bandara Kulon Progo pada Sabtu (19/1/2019), Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pembangunan Bandara Kulon Progo berjalan dengan bagus. Darmin menyatakan, pada April 2019, Bandara Kulon Progo itu ditargetkan telah bisa melayani penerbangan internasional. ”Target April, untuk (penerbangan) internasional siap,” ujarnya.