PEKANBARU, KOMPAS – Tim kuat putra Jakarta Pertamina Energi diluar dugaan kalah telak 0-3 (21-25, 21-25 dan 15-25) dari Jakarta BNI 46 dalam lanjutan laga bola voli Proliga 2019 putaran kedua seri kedua di Pekanbaru, Riau, Sabtu (19/1/2019). Kekalahan itu merupakan yang pertama dari tujuh pertandingan yang telah dijalani Pertamina dalam dua putaran di lima kota. Meski demikian, Pertamina masih menjadi pemuncak pada klasemen sementara.
“Kami akui lawan bermain sangat bagus hari ini. Sebaliknya kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Ditambah kepemimpinan wasit yang kurang menguntungkan tim kami. Wasit menempatkan dirinya terlalu tinggi dan kurang berniat mengembangkan permainan sehungga membuat mental pemain kami turun,” kata Pelatih Pertamina Putut Marhaento dalam jumpa pers seusai pertandingan di ruang media, Sabtu petang.
Pada pertandingan putaran pertama di Gresik 15 Desember 2018, putra Pertamina mengungguli Jakarta BNI 46 dengan skor 3-0 (25-17, 28-26 dan 25-19). Namun berselang sebulan, BNI dapat membalas kekalahan dengan skor yang sama.
Kapten putra Pertamina, Agung Seganti mengatakan, kekalahan atas BNI merupakan pengalaman pahit namun sekaligus menjadi bekal mengevaluasi diri. Mengingat selama ini, timnya seakan tidak terkalahkan melawan tim lain dalam enam pertandingan sebelumnya.
“Mereka (lawan) lebih siap. Kami tidak menganggap enteng. Ini bahan yang bagus untuk mengevaluasi permainan kami. Lebih baik kalah sekarang, daripada kalah nanti di putaran final,” kata Agung.
Pelatih BNI 46 Syamsul Jais mengatakan, kemenangan atas Pertamina merupakan tambahan semangat yang sangat diperlukan timnya. Ia berharap, model kemenangan itu membuat langkah ke depan menjadi semakin baik.
“Di putaran pertama kami memang tidak bermain lepas. Namun setelah menang melawan Samator dan Garuda, kepercayaan diri pemain semakin tinggi. Hari ini kami tampil baik dengan memperbaiki kesalahan yang tidak perlu. Kemenangan ini menjadi bekal untuk semakin fokus di final four (babak empat besar) nanti,” kata Syamsul.
Pertandingan putra Pertamina melawan BNI 46 memang sangat ketat di set pertama dan kedua. Perebutan angka demi angka diperoleh dengan ketat dan penuh perjuangan. Tidak ada angka yang diperoleh dengan mudah. Hanya serangan dengan variasi dan tipuan yang baik, baru dapat menghasilkan angka.
Pada set pertama, banyak serangan BNI yang monoton sehingga terbaca dan mampu diblok lawan. Selain itu, kemampuan pemain asing Pertamina asal Montenegro Aleksandar Minic juga sangat baik. Minic mampu menyerang dari belakang tanpa dapat diblok lawannya. Namun secara tim, BNI 46 bermain lebih kompak untuk mengatasi serangan.
Pada set kedua, pelatih BNI Syamsul Jais menginstruksikan mengubah pola serangan dengan mengutamakan serangan dari sayap luar. Toser BNI 46, Dio Zulfikri berhasil mencerna instruksi pelatih dengan mengumpan silang jauh atau menipu lawan dengan umpan belakang. Jarang sekali ia memberi umpan bola penuh di bagian depan yang dijaga pagar tinggi pemain Pertamina.
Umpan baik dari Dio tersebut berhasil dimanfaatkan oleh trio BNI Osmel Camejo, Sigit Ardian dan Eko Permana Putra. Lebih dari setengah dari total spike BNI yang menghasilkan angka berasal dari variasi serangan belakang dan silang jauh itu.
Pada set ketiga, permainan Pertamina merosot tajam. Pelatih Putut bahkan mengistirahatkan pemain asing Vugar Bayramov yang bermain buruk. Sementara pemain BNI yang didukung oleh setengah penonton yang berjumlah 3.000-an bermain semakin ganas dan memenangkan set ketiga dengan skor 25-15.
Pada pertandingan kelompok putri, tim putri Jakarta Elektrik PLN kalah melawan tim Bandung Bank BJB Pakuan dengan skor 1-3 (25-20, 16 -25, 23-25 dan 19-25). Kekalahan itu membuat putri PLN gagal melaju ke level empat besar untuk pertama kalinya dalam Proliga.
Asisten Pelatih putri PLN Oktavian mengatakan, kegagalan timnya menjadi evaluasi managemen PLN untuk mempersiapkan tim pada musim depan. Salah satu catatan khusus adalah keberadaan pemain asing yang tidak mampu mengangkat prestasi tim.
“Kami akan memberi masukan kepada managemen agar tidak asal mengambil pemain asing. Kualitas pemain asing kami pada musim ini tidak sebaik pemain asing di tim lain. Pemain asing merupakan keharusan, karena putri Pertamina yang diisi oleh pemain nasional masih mengandalkan pemain asing,” kata Oktavian.
Pada pertandingan penutup putaran kedua hari Minggu (20/1/2019) ini, tim putra Pertamina akan turun kembali menghadapi tim Palembang Bank Sumsel Babel. Sementara tim putra Surabaya Bhayangkara Samator akan berhadapan dengan tim adik sekandang Sioardjo Aneka gas Industri yang sebelumnya mengalahkan abangnya di Bandung dengan skor 3-1.