Gempuran udara koalisi pimpinan Arab Saudi menghancurkan sejumlah target milisi Houthi di Sana’a. Upaya damai rintisan PBB pun terancam.
SANA’A, MINGGU Koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan gempuran udara, yang dilukiskan oleh seorang warga sebagai serangan terburuk dalam setahun terakhir, ke ibu kota Sana’a, Yaman, sepanjang Sabtu (19/1/2019) malam.
Eskalasi kekerasan dan pertempuran di negeri itu pascaperundingan di Swedia, Desember lalu, semakin mempersulit upaya perdamaian rintisan PBB.
Seorang juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi mengatakan, pesawat tempur koalisi menyerang tujuh fasilitas militer yang digunakan untuk operasi pesawat nirawak di Sana’a yang dikuasai milisi pemberontak Houthi. Televisi Al Arabiya milik Arab Saudi mengatakan, target itu termasuk Pangkalan Udara Al-Dulaimi, tempat penyimpanan pesawat nirawak dan tempat pelatihan militer.
Serangan di Sana’a itu dinilai merupakan balasan atas serangan bom dengan pesawat nirawak oleh milisi Houthi terhadap acara parade militer di pangkalan udara terbesar yang dikontrol Pemerintah Yaman di Provinsi Lahij, 10 Januari lalu. Tujuh anggota pasukan loyalis pemerintah tewas saat itu.
Pekerja medis dan penduduk setempat mengatakan, setidaknya dua warga sipil tewas dan beberapa orang terluka. Serangan udara itu juga mengakibatkan sejumlah rumah rusak.
Setelah sempat memperlihatkan tanda-tanda akan mereda dengan digelarnya perundingan damai di Swedia, Desember lalu, perang saudara di Yaman tampak mulai memanas lagi. Perang Yaman telah berlangsung sepanjang empat tahun terakhir.
Perang itu merupakan ajang pertempuran antara milisi pemberontak Houthi yang didukung Iran dan pasukan pemerintah Abdurabbuh Mansour Hadi yang didukung Arab Saudi. Konflik itu telah menewaskan puluhan ribu warga dan menyebabkan jutaan orang di ambang kelaparan.
Televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi, Minggu, menyatakan bahwa serangan udara koalisi Arab Saudi sepanjang Sabtu malam berlangsung 24 kali. Selain menghantam pangkalan udara, serangan itu dilaporkan juga mengenai sebuah pabrik plastik dan mengakibatkan kebakaran besar.
Rekaman video kantor berita Reuters memperlihatkan sebuah lubang besar yang diduga menjadi penanda titik serangan berada di sebelah kompleks pabrik. Sejumlah bangunan di dekat pabrik itu juga terlihat rusak parah.
”Serangan itu sangat kejam, sesuatu yang belum pernah kami saksikan selama setahun ini. Rumah kami terguncang sampai kami pikir akan runtuh dan menimpa kami,” kata salah seorang warga Sana’a, Arwa Abdul Karim.
Upaya damai terancam
Peningkatan ketegangan terbaru antara pasukan koalisi dan milisi Houthi itu mengancam upaya perundingan damai di Yaman putaran kedua. Upaya yang diinisiasi PBB itu menurut rencana digelar bulan ini sebagai upaya mengakhiri konflik di Yaman.
PBB saat ini mengawasi penerapan perjanjian gencatan senjata dan penarikan pasukan di kota pelabuhan Hodeidah, titik masuk utama bagi sebagian besar impor dan bantuan ke Yaman.
Pada Rabu dan Kamis lalu, perwakilan Houthi dan pemerintahan Hadi berunding di Amman, Jordania, untuk membahas pelepasan tawanan sebagai pelaksanaan kesepakatan hasil perundingan di Swedia. Selain pertukaran tawanan, kedua pihak juga menyepakati gencatan senjata di Hodeidah.(REUTERS/AFP/BEN)