Hujan Guyur Brebes Selatan, Giliran Jembatan Desa Ambrol
Oleh
WINARTO HERUSANSONO/ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Saat pemulihan jalan provinsi Salem-Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, belum rampung pascalongsor, hujan deras yang melanda Brebes selatan kembali memicu kerusakan. Senin (21/1/2019) sekitar pukul 17.00, Jembatan Plompong di Kecamatan Sirampog, Brebes, putus setelah ambrol dihantam arus deras aliran air sungai.
Menurut salah satu petugas di Tim Search and Rescue (SAR) Kabupaten Brebes, Andrian, jembatan yang melintang di atas Sungai Keruh itu ambrol setelah sejak pukul 14.30 terus-menerus dihantam derasnya aliran air. Peristiwa itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Sirampog. Jembatan itu ambrol setelah bangunan oprit, penghubung di kedua tepinya, tergerus aliran air yang deras.
Dengan putusnya Jembatan Plompong, warga yang bermukim di Desa Plompong untuk sementara terisolasi. Mereka, terutama anak-anak, kesulitan berangkat ke sekolah, yang lokasinya mendekati Kecamatan Sirampog di desa sebelah, yakni Desa Kaliloka. Warga pun juga tak bisa bepergian ke luar desa. Padahal, sebagian besar warga Plompong sehari-hari beraktivitas di pusat Kecamatan Sirampog.
”Kalaupun terpaksa keluar dari desanya, warga harus melewati jalan memutar ke arah Bumiayu atau Paguyangan, yang jarak tempuhnya mencapai 20 kilometer agar bisa ke Sirampog,” ujar Andrian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes Nushy Mansur mengatakan, pihaknya telah memperoleh laporan putusnya jembatan Plompong di Sirampog. Pada Januari, yang merupakan puncak musim hujan, wilayah di kaki Gunung Slamet meliputi Sirampog, Bumiayu, Paguyangan, Banjarharjo, dan Salem termasuk daerah dengan curah hujan tinggi. Daerah itu juga masuk dalam zona merah sebagai daerah rawan tanah longsor.
Kalaupun terpaksa keluar dari desanya, warga harus melewati jalan memutar ke arah Bumiayu atau Paguyangan, yang jarak tempuhnya mencapai 20 kilometer agar bisa ke Sirampog.
Untuk itu, pihaknya mengimbau warga di desa-desa daerah rawan longsor ataupun banjir agar berhati-hati dan waspada. Mereka juga dilarang mendekati jembatan-jembatan desa saat hujan deras melanda karena arus sungai berpotensi meluap.
”Kini para petugas kecamatan ataupun petugas BPBD di Sirampog tengah menginvestarisasi supaya kerusakan jembatan ataupun jalan dapat segera dilaporkan kepada Bupati Brebes. Dengan pelaporan yang cepat, diharapkan segera ada solusi guna dapat diatasi sementara,” ujar Nushy.
Jalan yang sempat tertutup akibat longsoran tanah berkisar 10 meter-20 meter di jalur Salem-Banjarharjo di Gunung Lio hingga Senin sore belum sepenuhnya terbuka. Timbunan tanah longsor baru sebagian bisa disingkirkan setelah dilakukan kerja bakti warga, relawan, bersama petugas dari TNI dan BPBD setempat.
Namun, hujan yang kembali turun deras pada siang hari menyebabkan baru sebagian jalan bisa dibuka setelah sebagian timbunan disingkirkan. Untuk sementara hanya sepeda motor yang bisa lewat.
Menurut Nushy, BPBD Kabupaten Brebes sebenarnya sudah meminta bantuan alat ekskavator dari dinas pekerjaan umum ataupun Dinas Bina Marga Jawa Tengah. Namun alat tersebut hingga sore belum juga tiba di Salem.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana mengungkapkan, peta rawan bencana di wilayah Brebes sudah disebarkan sejak musim hujan berlangsung akhir Oktober. Seperti terjadi awal 2018, wilayah Brebes bagian selatan merupakan daerah yang patut diwaspadai jika hujan deras berlangsung lebih dari sehari.