Prospek Melantai di Bursa Hadapi Tantangan Aset dan Laba Perusahaan
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah perusahaan rintisan menyambut baik prospek dapat melantai di bursa saham Indonesia. Namun, masih ada sejumlah indikator yang menjadi kendala bagi perusahaan rintisan menjadi perusahaan terbuka, yakni aset bersih dan pendapatan perusahaan.
Ketua Bidang Pendanaan Multiguna Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Dino Martin saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/1/2019), mengatakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyampaikan kemungkinan perusahaan rintisan masuk pasar modal.
“Saya merasa antusias ketika mengetahuinya. Kendati begitu, pembahasan terkait wacana tersebut masih belum dibahas lebih detail,” kata Dino.
Dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), keuntungan menjadi perusahaan publik adalah memperoleh sumber pendanaan baru. Perusahaan dapat memperoleh dana melalui penawaran umum saham perdana (IPO). Dana tersebut dapat digunakan untuk menambah modal kerja dan ekspansi perusahaan.
Terdapat dua kendala bagi perusahaan rintisan untuk melantai di bursa saham, yakni aset dan pendapatan perusahaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna sebelumnya menyampaikan, terdapat dua kendala bagi perusahaan rintisan untuk melantai di bursa saham, yakni aset dan pendapatan perusahaan.
Batas minimal aktiva berwujud bersih (net tangible assets/NTA) untuk melantai di bursa saham adalah sama dengan atau lebih besar dari Rp 5 miliar. Saat ini belum semua perusahaan rintisan memiliki NTA dengan nilai tersebut.
Masalah lain yang perlu menjadi perhatian adalah kewajiban perusahaan untuk memperoleh laba pada beberapa tahun pertama. Data tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan sebuah perusahaan dapat melakukan IPO.
“Oleh karena itu, valuasi perusahaan rintisan nanti tidak hanya dilihat secara finansial. Tetapi, juga aspek tidak berwujud seperti potensi pengembangan perusahaan ke depan,” tutur Nyoman.
Valuasi perusahaan rintisan nanti tidak hanya dilihat secara finansial. Tetapi, juga aspek tidak berwujud seperti potensi pengembangan perusahaan ke depan.
Valuasi perusahaan rintisan tidak hanya akan dilihat dari laporan keuangan yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) perusahaan, tetapi juga dari sisi pendapatan perusahaan dan kapitalisasi pasar.
Saat ini, OJK dan BEI sedang menyiapkan regulasi yang membuka peluang bagi perusahaan rintisan melantai ke bursa melalui papan akselerasi. Ada beberapa hal dalam draf itu, seperti jangka waktu perusahaan harus mencatatkan laba dan standar akuntansi.
Misalnya, papan akselerasi mewajibkan perusahaan rintisan mulai mencatatkan laba enam tahun setelah IPO. Kewajiban ini lebih longgar dibandingkan pada papan pengembangan yang menargetkan wajib mencetak laba dua tahun setelah IPO.
Selain itu, perusahaan rintisan itu juga tidak perlu menggunakan PSAK umum sehingga perusahaan rintisan mempunyai kesempatan yang sama dengan perusahaan lain.
Nyoman melanjutkan, metode penilaian dengan indikator-indikator tersebut akan membuat perusahaan rintisan ukuran besar dan kecil mampu masuk pasar modal. BEI juga sedang mempelajari cara untuk mensosialisasikan valuasi perusahaan rintisan kepada para investor.
Luar negeri
CEO Office PT Tokopedia I Ketut Adi Putra menyampaikan, perusahaan rintisan perlu mendapat kesempatan menjadi perusahaan terbuka. Namun, hal yang perlu diingat para investor adalah perusahaan rintisan memiliki model investasi jangka panjang sehingga merugi pada awal tahun beroperasi.
“Ini menjadi alasan banyak perusahaan mau melantai di luar Indonesia, seperti Australia. Di sana tidak ada aturan untuk memperoleh keuntungan di tahun pertama,” ujar Adi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di sela-sela Yayasan Pemimpin Muda Indonesia (Young Leaders for Indonesia/YLI) Annual Conference 2019 pada Sabtu (19/1/2019), mengatakan, perusahaan rintisan yang ingin menjadi perusahaan terbuka sebaiknya adalah perusahaan rintisan seri C hingga unicorn.
Adapun Perusahaan rintisan seri C memiliki nilai valuasi lebih dari 100 juta dollar AS, Sedangkan perusahaan kategori unicorn memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar AS.