JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Kota Tangerang, Banten, berencana menambah empat trayek Trans Kota Tangerang. Salah satu rute baru tersebut akan terintegrasi dengan koridor 13 Transjakarta, di distrik pusat bisnis atau CBD Ciledug. Langkah ini diambil untuk memperluas cakupan transportasi publik di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada 2029.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang Syaiful Rohman mengatakan, Senin (21/1/2019), peraturan wali kota yang akan menjadi dasar pemberlakuan empat rute baru Trans Kota Tangerang itu tengah disusun.
Keempat rute baru tersebut, CBD Ciledug-Terminal Poris Plawad, Pinang-Terminal Poris Plawad, Bandara Soekarno Hatta-Terminal Poris Plawad, dan Cadas-Bandara Soekarno Hatta.
“Kami akan selesaikan secepatnya sehingga pertengahan 2019 sudah bisa beroperasi. Kalau sudah jadi, saya belum tahu jumlah penumpang yang bisa diangkut. Kemungkinan, sehari rata-rata bisa terangkut 1.200-an penumpang,” kata dia.
Syaiful yakin, penambahan trayek itu bisa mengurangi kemacetan di 68 titik yang tersebar di Kota Tangerang. Sebab, dengan bertambahnya trayek, mobilitas masyarakat akan dimudahkan. Dengan semakin dimudahkan, masyarakat bisa memprioritaskan penggunaan Trans Kota Tangerang daripada menggunakan kendaraan pribadi. Di Tangerang, jumlah kendaraan di jalanan setiap harinya, bisa mencapai 3,1 juta kendaraan.
Menurut Kepala Unit Pelayanan Teknis Angkutan Massal Dishub Kota Tangerang Asep Yuyun, saat ini Trans Kota Tangerang atau dikenal juga dengan nama Trans Tangerang Ayo (Tayo) memiliki dua koridor dengan total panjang trayek 56 kilometer. Koridor 1 menghubungkan Terminal Poris Plawad hingga Jatiuwung, sedangkan koridor 2, Terminal Poris Plawad hingga Cibodas. Total ada 10 bus berkapasitas maksimal 40 orang yang melayani dua koridor itu.
Sepanjang 2018, koridor 1 melayani rata-rata 19.348 penumpang setiap bulan. Adapun koridor 2, sebanyak 13.558 penumpang.
Kepala Bidang Angkutan Umum Dishub Kota Tangerang Bambang Dewanto meyakini, jumlah itu akan meningkat pasca berlakunya empat trayek baru. Pasalnya kelak, hampir semua Trans Kota Tangerang tersambung ke Terminal Poris Plawad. “Warga dari Cipondoh, Ciledug, dan daerah-daerah lain yang turun di terminal itu, bisa langsung menyeberang ke Stasiun Batu Ceper untuk naik KRL (kereta rel listrik),” kata Bambang.
Adapun trayek CBD Ciledug-Terminal Poris Plawad yang disebut koridor 3 akan terintegrasi dengan koridor 13 transjakarta yang menghubungkan CBD Ciledug menuju Halte Kapten Tendean. Rute ini diprediksi akan menjadi yang paling diminati masyarakat Tangerang, terutama yang bekerja di wilayah Jakarta.
“Kami sudah koordinasi dengan Transjakarta, lewat BPTJ. Nanti, Trans Tayo akan menjadi feeder-nya Transjakarta,” kata Syaiful.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono, mengatakan rancangan induk transportasi Jabodetabek (RITJ) membidik cakupan transportasi publik seluas 80 persen wilayah Jabodetabek pada 2029. Saat ini, wilayah yang dicakup baru 30 persen.
Integrasi Trans Tayo dengan Transjakarta di CBD Ciledug memainkan peran penting dalam pencapaian target ini. Seiring dengan target transjakarta mengangkut 231 juta penumpang, Bambang Prihartono melanjutkan, umpanan penumpang dari Trans Tayo dapat meningkatkan jumlah penumpang bus Transjakarta. “Selama ini kan hanya sekitar 70 persen. Nanti bisa naik hingga 100 persen penuh,” tambahnya.
Dia pun melihat, peran Trans Tayo dibutuhkan karena konsep koridor 13 yang menggunakan lintasan layang (elevated). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak dapat membuat koridor layang sampai di Tangerang karena perbedaan administrasi kota. Karena itu, dibuatlah halte di Ciledug.
“Saya minta pada Pak Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono agar Transjakarta disambut dengan angkutan lanjutan yang lebih kecil, yaitu Trans Tayo. BRT yang lebih kecil ini nantinya akan membawa para penumpang dari Ciledug ke daerah-daerah pemukiman di Tangerang. Kami akan terus memonitor perkembangan Trans Tayo. Orang akan sangat kesulitan juga Trans Tayo tidak dikembangkan,” kata Bambang Prihartono.
Ke depan, Tangerang juga akan menduplikasi penerapan Jak Lingko di Jakarta. Mobil-mobil angkot akan diarahkan ke area pemukiman untuk mengumpan dan menerima penumpang Trans Tayo dari dan menuju permukiman. (Kristian Oka Prasetyadi)