MAKASSAR, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengumumkan status waspada untuk Bendungan Bili-Bili. Saat ini, ketinggian air di bendungan terbesar di Gowa itu sudah mencapai 101,6 meter atau sudah lebih dari batas normal, yakni di bawah 95 meter.
Melalui akun resmi Instagramnya, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan pun meminta agar masyarakat yang berada di sekitar Bendungan Bili-Bili untuk mengungsi. Bendungan itu berjarak sekitar 25 kilometer garis lurus arah timur Kota Makassar.
”Memang kondisi saat ini (pukul 15.00 Wita) air naik hingga 101,6 meter. Batas normal adalah di bawah 95 meter dan batas maksimal 103 meter. Karena itu, setelah berdiskusi dengan pihak Balai Wilayah Sungai, kami memutuskan membuka pintu-pintu air. Ini adalah solusi paling aman ketimbang tetap menutup pintu air. Memang risiko membuka pintu air adalah banjir. Saat ini kami berusaha mengevakuasi warga,” kata Adnan, Selasa.
Melihat situasi saat ini, kami menetapkan Bendungan Bili-Bili dalam status waspada.
Sebelumnya, kepada wartawan, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Iskandar, mengatakan hal sama. “Melihat situasi saat ini, kami menetapkan Bendungan Bili-Bili dalam status waspada," ujarnya.
Ketinggian air saat ini berada satu meter dari bangunan pelimpahan. "Kami meminta warga di bagian hilir dan sekitar Sungai Jeneberang untuk sementara mengamankan diri,” kata Iskandar.
Terkait kondisi Bendungan Bili-Bili, pihak BBWS Pompengan Jeneberang sudah membuka pintu air dan melakukan pembuangan. Tim juga terus memantau kondisi bendungan dan sudah menyiapkan sistem peringatan dini menggunakan pengeras suara yang bisa terdengar hingga radius empat kilometer.
Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar mengingatkan soal potensi hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi di sebagian wilayah Sulsel. Di beberapa wilayah perairan, gelombang mencapai hingga enam meter.
"Dalam beberapa hari ke depan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang diperkirakan masih dapat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat meliputi Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, Gowa, dan wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan meliputi Kabupaten Takalar, Jeneponto, dan Kepulauan Selayar," ujar Pelaksana Tugas Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar Joharman.
Seiring dengan kondisi tersebut, Joharman pun mengimbau agar masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi yang potensial terjadi dalam beberapa hari ke depan, seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan.
Gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di Teluk Bone bagian utara, gelombang dengan ketinggian 2,5– 4 meter berpotensi terjadi di Teluk Bone bagian selatan, serta gelombang dengan ketinggian 4–6 meter berpotensi terjadi di Selat Makassar bagian selatan.