JAKARTA, KOMPAS – Komisi Pemilihan Umum memastikan akan menjaga kerahasiaan kisi-kisi pertanyaan dalam debat presidensial kedua, 17 Februari mendatang. Kerahasiaan pertanyaan itu dipegang oleh panelis, dan rumusannya hanya diserahkan kepada KPU melalui satu pintu, sebelum pertanyaan itu dibacakan oleh moderator dalam acara debat.
Mekanisme satu pintu itu diharapkan bisa menjaga kerahasiaan kisi-kisi pertanyaan dari tangan panelis. Berbeda dengan debat perdana, 17 Januari lalu, dengan mekanisme dan format debat yang baru, moderator akan memegang peranan lebih luas. Moderator memegang kendali sepenuhnya untuk menyampaikan pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang dirumuskan oleh panelis. Selain itu, moderator juga bertugas memastikan alur debat berjalan lancar dan dinamis.
“Kami sudah menerima banyak catatan dari pasangan calon 01 maupun paslon 02, dan moderator debat pertama, maupun televisi penyelenggara pertama. Nanti akan kami rumuskan bagaimana format pastinya meskipun gambarannya tadi sudah disinggung di dalam rapat. Masukan-masukan itu akan kami tindaklanjuti dalam dua sampai tiga hari ke depan dalam rapat internal. Setelah itu, kami akan adakan pertemuan kembali,” kata Ketua Arief Budiman, Senin (21/1/2019) di kantor KPU di Jakarta, seusai rapat evaluasi dengan tim sukses dua paslon dan televisi penyelenggara debat pertama.
Arief memastikan kerahasiaan kisi-kisi pertanyaan itu dijaga oleh KPU dan panelis. “Nanti bagaimana menjaga kerahasiaan itu, kami akan mengatur SOP-nya (prosedur operasional standar). KPU bertanggung jawab penuh memastikan kisi-kisi pertanyaan itu tidak bocor,” kata Arief.
Anggota KPU Wahyu Setiawan mengatakan, Ketua KPU merupakan representasi dari kelembagaan KPU yang akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerahasiaan kisi-kisi pertanyaan itu. Setelah kisi-kisi pertanyaan itu selesai dirumuskan oleh panelis, selanjutnya kisi-kisi tersebut diberikan hanya kepada Ketua KPU.
“Saya sendiri meskipun menjadi ketua divisi yang bertanggung jawab atas kampanye dan debat, saya pun tidak akan tahu mengenai kisi-kisi pertanyaan itu. Saya juga tidak akan berusaha mencari tahu mengenai kisi-kisi tersebut, karena itu merupakan bagian dari integritas pribadi saya. Kalau ketua kami yang menjaga kisi-kisi pertanyaan itu, maka artinya kami semua anggota KPU otomatis menjaga kerahasiaannya,” ujar Wahyu.
Mekanisme satu pintu dari panelis ke KPU itu, menurut Wahyu, diharapkan bisa mencegah kemungkinan pertanyaan debat bocor sebagaimana sempat dikhawatirkan sejumlah pihak. “Sampai dengan hari H, hanya Ketua KPU dan para panelis yang membuat pertanyaan itu yang mengetahui kisi-kisi pertanyaan,” kata Wahyu.
Terkait dengan pemilihan panelis, Arief menegaskan hal itu menjadi kewenangan KPU. Panelis yang diminta menyusun kisi-kisi pertanyaan ialah mereka yang merupakan pakar, ahli, dan pemerhati bidang-bidang yang dijadikan tema debat kedua. Tema debat kedua meliputi isu mengenai pangan, energi, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur.
“Jadi kalau pun KPU mendengarkan masukan dari berbagai pihak terkait dengan panelis, itu bukan berarti kami didikte oleh pihak mana pun. Kewenangan menentukan panelis ada di tangan KPU, berbeda dengan penentuan moderator yang menurut UU Pemilu memang harus dikoordinasikan dan dibicarakan dengan pasangan calon,” ujar Arief.
Wahyu memastikan pemilihan panelis debat akan dilakukan dengan berhati-hati, dan mempertimbangkan kompetensi dan keahlian. KPU pun mengupayakan agar panelis bervariasi dalam latar belakang profesi mereka, sehingga bisa menghasilkan materi debat yang lebih kaya dan berwarna. “Nanti rencananya ada akademisi, pemerhati, dan lembaga swadaya masyarakat, sehingga ada perpaduan antara aspek substansial dan praktikal untuk menggali kasus-kasus konkret yang terjadi,” katanya.
Adapun moderator pada debat kedua dipastikan orang baru. Moderator akan diganti pada setiap debat untuk menciptakan suasana segar dalam penyelenggaraan debat. Namun, baik KPU dan kedua perwakilan paslon menyepakati moderator debat kedua dan seterusnya berasal dari kalangan media. Dalam rapat kemarin juga dibahas mengenai kemungkinan penambahan waktu atau durasi bagi paslon untuk menjawab pertanyaan.
Panelis berintegritas
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon, mengatakan, panelis yang disediakan KPU harus memiliki integritas dan rekam jejak akademis yang tidak berpihak. Jika perlu, para panelis disepakati oleh kedua pihak tim sukses pasangan capres-cawapres. Hal ini dianggapnya penting agar tidak ada kekhawatiran kisi-kisi pertanyaan bocor ke salah satu pihak.
Fadli pun mengusulkan, perlu ada semacam sumpah atau kesepakatan antara tim panelis terpilih, KPU, dan kedua timses, bahwa kisi-kisi soal tidak akan sampai bocor ke pihak mana pun. “Harus ada kode etik yang mengikat, panelis tidak boleh bias,” kata Fadli.
Sementara itu, Direktur Program Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Aria Bima mengatakan, pihaknya menyerahkan urusan pemilihan tim panelis maupun mekanisme penyusunan dan penyerahan pertanyaan kepada KPU.
“Kami serahkan saja pada KPU, biar sepenuhnya jadi kewenangan KPU,” kata Aria.
Kedua timses juga menyambut baik penambahan waktu debat yang direncanakan KPU. Penambahan waktu diharapkan bisa memberi lebih banyak ruang bagi paslon mengeksplorasi jawaban, serta memaparkan visi-misi dan program kerjanya secara mendetail.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin meminta agar KPU dapat teliti melihat rekam jejak para calon panelis, terutama yang pernah terkait dengan salah satu paslon atau partai politik pendukungnya di masa lalu.
"Semua penelusuran rekam jejak itu perlu untuk mengukur tingkat imparsialitas yang bersangkutan ketika menjadi panelis," kata Wakil Ketua TKN Arsul Sani.
Mantan anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, kerahasiaan kisi-kisi pertanyaan debat menjadi pertaruhan bagi KPU untuk menjaga kepercayaan publik dalam penyelenggaraan pemilu.
“KPU harus memiliki kepercayaan bahwa tidak akan ada kebocoran pertanyaan, dan publik harus diyakinkan mengenai hal itu, sebab pengaruhnya sangat besar bagi kepercayaan publik,” kata Ferry.