Pemberantasan sarang nyamuk atau PSN menjadi kunci pencegahan kasus demam berdarah dengue. Berbagai penelitian yang dilakukan, termasuk membuat vaksin, belum ada yang efektif.
BANDUNG, KOMPAS— Pemberantasan sarang nyamuk menjadi upaya penting sebelum ada cara pencegahan lain yang efektif untuk mengatasi penularan demam berdarah dengue.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/1/2019), pihaknya akan mengundang semua kepala SD dan SMP di kota itu.
Tujuannya, menyosialisasikan kewaspadaan untuk mencegah penularan demam berdarah dengue (DBD) serta mempromosikan kembali pentingnya PSN 3M Plus. Selain menguras dan menutup tempat penampungan air serta mendaur ulang barang bekas, perlu menaburkan larvasida, menggunakan obat nyamuk, losion antinyamuk, serta menggunakan kelambu saat tidur.
Menurut Rosye, sepanjang tahun 2018, dari total 2.826 kasus, 40 persen penderita DBD di Kota Bandung adalah anak dan remaja usia 5-14 tahun. Hal itu terjadi karena daya tahan mereka belum sebaik orang dewasa.
Selain kurangnya kesadaran masyarakat terhadap upaya PSN, kasus kematian dipicu minimnya pengetahuan masyarakat. Pasien dibawa ke fasilitas layanan kesehatan saat kondisi mereka sudah parah.
Menurut Rosye, beragam program sudah dilakukan, termasuk mengerahkan juru pemantau jentik (jumantik). ”Fogging (pengasapan) hanya untuk membunuh nyamuk dewasa. Pencegahan perkembangbiakan nyamuk lebih utama. Kami berharap sekolah menjadi sumber informasi awal untuk menekan kasus DBD,” katanya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMPN 2 Dwi Yanti menyatakan, serangkaian langkah pencegahan rutin dilakukan. Sebagai contoh, sekolah tidak menyediakan bak penampungan air permanen, tetapi menyediakan ember kecil.
Pihaknya juga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, nila dan mujair, di kolam sekolah. Guru dan petugas tata usaha berbagi tugas memantau lingkungan.
Di Kabupaten Bandung, tercatat ada 538 kader jumantik. Mereka tersebar di 43 desa yang dinilai rawan DBD. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami mengatakan, jumlah kader jumantik belum cukup. Di kabupaten itu ada 270 desa.
Mitigasi meminimalkan kasus DBD juga dilakukan di Kabupaten Cirebon. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana, 60 puskesmas di 40 kecamatan di Cirebon sudah memiliki kader jumantik.
Selain memastikan lingkungan bebas jentik nyamuk, jumantik juga menyosialisasikan pencegahan DBD lewat PSN.
PSN jadi kunci
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi juga menekankan pentingnya peran jumantik di masyarakat. ”Belum ada metode yang efektif (terkait inovasi pencegahan DBD). Sekarang kita hanya bisa memberdayakan masyarakat. Program PSN adalah kuncinya,” kata Siti.
Menurut Siti, penelitian pencegahan penyakit DBD masih dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes serta sejumlah universitas di Indonesia. Diupayakan antara lain agar nyamuk tidak lagi membawa virus dengue, juga mencari vaksin yang efektif bagi empat virus dengue.
Menurut Siti, vaksin dengue pernah beredar di Indonesia tahun 2014-2015. Namun, vaksin ditarik lagi oleh produsen pada akhir 2016. Penyebabnya, vaksin belum efektif dan belum direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).