MELBOURNE, SENIN--Sebelum pertandingan melawan Simona Halep, Serena Williams mengatakan, pertandingan melawan petenis nomor satu dunia itu akan menjadi tes baginya setelah kembali ke arena kompetisi. Serena melewati tes itu dengan kemenangan, meski harus berjuang keras mendapatkannya.
Serena menyingkirkan Halep pada babak keempat Australia Terbuka. Di Rod Laver Arena, stadion terbesar di Melbourne Park, Senin (21/1/2019), mantan petenis nomor satu dunia yang saat ini berperingkat ke-16 itu menang 6-1, 4-6, 6-4 dalam waktu 1 jam 47 menit.
Itu menjadi laga terberat Serena di Melbourne Park pada tahun ini dalam empat babak. Pada tiga babak sebelumnya, dia hanya kehilangan sembilan gim. Artinya, Serena hanya kehilangan rata-rata tiga gim per pertandingan.
“Pertandingan tadi sangat ketat. Saya senang bisa bermain seperti tadi di sini, di Rod Laver Arena,” kata Serena yang didukung pemimpin redaksi majalah Vogue, Anna Wintour, di tribune timnya. Sehari sebelumnya, Wintour memberi dukungan bagi Roger Federer yang merupakan idolanya. Namun, Federer kalah dari Stefanos Tsitsipas.
Bertemu Halep, yang telah delapan kali dikalahkannya dari sembilan pertemuan, Serena harus mengerahkan semua kekuatan fisik, mental, dan kemampuannya bermain tenis. Dia menang mudah pada set pertama dengan 24 poin, 10 di antaranya melalui winner. Sedangkan Halep hanya mendapat 13 poin (3 dari winner).
Kemenangan pada set pembuka itu menjanjikan kemenangan mudah bagi Serena pada empat babak beruntun. Namun, Halep yang merupakan finalis Australia Terbuka 2018, tak ingin dipermalukan Serena.
Dia meningkatkan level permainannya dengan memperkecil kesalahan. Dari lima kesalahan pada set pertama, Halep membuatnya menjadi hanya dua pada set kedua. Dia juga berhasil menerapkan taktik yang direncanakan sejak sehari sebelumnya, yaitu membuat Serena banyak bergerak.
Dengan menempatkan bola ke sisi forehand, lalu backhand secara bergantian, Serena kesulitan. Beberapa kali, dia menghentikan langkah karena bola terlalu jauh untuk dijangkau. Pemenang menjadi sulit ditebak ketika persaingan ketat juga terjadi pada babak ketiga.
“Saya adalah seorang pejuang yang tak akan menyerah. Saya memotivasi diri untuk terus mencoba. Saya pun meningkatkan level permainan karena Halep menjadi petenis nomor satu dunia bukan tanpa alasan. Dia menjadi tes bagi saya, dia pemain bagus,” kata Serena bercerita tentang kunci kemenangannya.
Setelah absen pada Australia Terbuka 2018, karena baru melahirkan putrinya, Alexis Olympia pada September 2017, Serena datang ke Melbourne dengan membawa dua misi, yaitu menyamai prestasi mantan petenis Australia, Margaret Court, sebagai petenis tunggal dengan gelar grand slam terbanyak. Dengan 23 gelar yang telah diraihnya, Serena tinggal membutuhkan satu gelar lagi.
Dia juga bisa menyamai Court sebagai salah satu ibu yang menjuarai grand slam. Petenis lainnya yang membawa pulang gelar grand slam setelah melahirkan adalah Evonne Goolagong Cawley, dan Kim Cjisters.
Main di tanah liat
Setelah tersingkir dari babak keempat Australia Terbuka, Roger Federer berencana tampil pada rangkaian turnamen tanah liat yang dimulai April dan diakhiri Grand Slam Perancis Terbuka, 26 Mei-6 Juni. Ini akan menjadi penampilan pertama Federer di tanah liat setelah absen pada musim 2017 dan 2018.
Pada 2017, dia absen karena cedera punggung dan lutut. Cedera itu membuatnya hanya bertanding pada setengah musim pertama.
Pada musim berikutnya, petenis 37 tahun itu juga tak ikut dalam persaingan di lapangan berkarakter lambat tersebut. Dia memilih melewati bermain di lapangan yang menguras fisik lebih besar dibandingkan di lapangan lain itu agar bugar saat Wimbledon. Dengan tujuan bisa bermain tenis selama mungkin, Federer sangat selektif dalam memilih turnamen.
Namun, Federer merindukan bermain di tanah liat tahun ini. “Saya telah sampai pada tahap ingin menikmati setiap turnamen. Ini karena kecintaan saya, saya tak merasa bisa membuat kejutan besar lagi,” katanya dalam BBC. (ap/iya)