MALANG, KOMPAS-Angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Batu, Jawa Timur, sejak Selasa (22/1/2019) malam hingga Rabu (23/1/2019) pagi hari. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini namun dua rumah rusak dan sejumlah pohon di tepi jalan tumbang.
Hingga pukul 02.45 angin kencang masih bertiup di wilayah Singosari, Kabupaten Malang. Hanya angin, tanpa disertai hujan. Sekitar pukul 03.00 angin mereda namun gerimis turun. Angin kencang kembali berembus sekitar pukul 07.30
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bagyo Setiono, mengatakan, kabel listrik di beberapa titik, di wilayahnya, juga putus akibat angin. Akibatnya aliran listrik, seperti di wilayah Mendit sampai di dekat Bandara Abdulrahman Saleh, padam.
“Dua rumah di Pakis (Kecamatan Pakis) rusak ringan tertimpa pohon,” ujarnya melalui pesan pendek. Menurut Bagyo pohon yang dahannya patah atau roboh juga cukup banyak dan sejauh ini belum dihitung.
Di Kota Malang, pohon juga tumbang di beberapa titik. Pohon yang tumbang, di antaranya terdapat di Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Raya Balearjosari. Sebuah papan reklame di dekat Universitas Brawijaya juga roboh.
Pusat Pengendali Operasional BPBD Batu, juga melaporkan adanya pohon tumbang di Jalan Abdul Gani Atas, dekat Pasar Batu, dekat perumahan Metro Indah Regency, dan Jalan Panderman. Sebuah lampu penerangan di Jalan Hasan Salim juga dilaporkan patah. Di Jalan Darsono, sebuan pohon menimpa mobil namun tidak ada korban.
“Sebagian pohon yang tumbang langsung ditangani,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Batu A Choirur Rochim. Adapun listrik di kawasan Jalan Suropati dan Oro-oro Ombo yang sempat putus, pada pukul 00.40 dilaporkan sudah menyala.
Angin kencang yang melanda Malang membuat warga resah. Wahyu (40), warga Bendungan Sigura Hill terpaksa harus berhenti dan menepikan kendaraan ketika angin berembus kencang pada Selasa malam. "Rasanya motor saya seperti terdorong ke samping. Kami, pengendara motor di jalan, satu per satu menepi dan memilih berhenti menunggu angin reda. Khawatir menimbulkan kecelakaan," katanya.
Rasanya motor saya seperti terdorong ke samping. Kami, pengendara motor di jalan, satu per satu menepi dan memilih berhenti menunggu angin reda. Khawatir menimbulkan kecelakaan
Angin juga merusak kanopi di sejumlah rumah di Karangbesuki. Ningrum (38) salah satu warga mengatakan baru kali ini merasakan ada angin kencang yang menerjang perumahannya. Angin kencang sempat berhenti pada Rabu (23/1) dini hari, namun kembali dirasakan warga pada pukul 07.30 walau sebentar.
Peringatan BMKG
Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika dalam lamannya www.bmkg.go.id sudah memberi peringatan adanya potensi angin kencang. Pada tanggal 17 Januari lalu BMKG mengidentifikasikan adanya massa udara basah dari Samudra Hindia yang memasuki perairan Barat Bengkulu, Selat Sunda, Lampung, Jawa, Bali, NTB hingga NTT. Massa udara dingin dari Asia pun menjalar masuk ke wilayah Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Selain itu, terdeteksi pula pusat tekanan rendah di Samudra Hindia Selatan Jawa. Beberapa sirkulasi angin yang dapat membentuk pola konvergensi / area pertemuan angin yang memanjang dari wilayah perairan barat Sumatera, Jawa hingga Laut Banda juga terdeteksi. Area pertemuan angin itu akan mendukung pertumbuhan awan hujan yang signifikan.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan potensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang dalam periode beberapa hari ke depan. Hujan dan angin berpotensi terjadi di antaranya di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT. Saat ini wilayah Indonesia telah memasuki puncak musim hujan.
BMKG menghimbau agar masyarakat waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.