Sebagai ekses pembangunan jalur dwiganda, perjalanan KRL yang melintasi Stasiun Manggarai bakal terlambat. Perlu antisipasi untuk mencegah penumpukan penumpang.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
Sebagai ekses pembangunan jalur dwiganda, perjalanan KRL yang melintasi Stasiun Manggarai bakal terlambat. Perlu antisipasi untuk mencegah penumpukan penumpang.
JAKARTA, KOMPAS Keterlambatan perjalanan KRL di Stasiun Manggarai terjadi karena jalur 10 di stasiun itu ditutup selama 45 hari untuk pengerjaan jalur ganda mulai Rabu (23/1/2019) pukul 00.00.
Proses pemasangan box girder atau bentangan penghubung antar pilar penyangga jalur rel layang akan berlangsung hingga 10 Maret 2019. Selama itu pula jalur 10 Stasiun Manggarai tidak difungsikan. Jalur ini biasa digunakan KRL rute Jakarta Kota/Angke/Jatinegara-Bogor.
Direktur Operasi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Subakir menambahkan, dengan ditutupnya jalur 10 tersebut, perjalanan KRL Bogor-Jakarta akan mengalami keterlambatan 2 menit setiap kereta. PT KCI berupaya mengurangi efek keterlambatan dengan memperbanyak rangkaian 12 kereta pada saat jam sibuk sehingga penumpang bisa segera diangkut.
“Nanti kalau jalur layang dan stasiunnya sudah jadi, perjalanan akan lebih lancar lagi. Jadi ini untuk sementara waktu saja,” kata Subakir saat konferensi pers, Selasa.
Nanti kalau jalur layang dan stasiunnya sudah jadi, perjalanan akan lebih lancar lagi. Jadi ini untuk sementara waktu saja
Penumpang KRL tujuan Depok atau Bogor akan dipindahkan ke jalur 8, 5, dan 4. Selama ini, jalur 4 digunakan untuk KRL rute Jakarta Kota-Bekasi/Cikarang, dan digunakan juga untuk KA jarak jauh.
Adapun jalur 5 dipakai KRL Bogor/Depok-Jatinegara dan Bogor/Depok-Jakarta Kota. Adapun jalur 8 memang dipakai KRL tujuan Depok/Bogor.
Stasiun Manggarai tergolong sibuk. Setiap hari, ada sekitar 720 perjalanan kereta, di antaranya KRL, kereta bandara, dan kereta antarkota.
Kunto Wibisono, Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan DDT (double double track/jalur dwiganda) Manggarai-Jatinegara, menambahkan, penutupan jalur 10 dilakukan dengan mempertimbangkan faktor keamanan konstruksi. Banyaknya alat berat di lokasi membuat jalur tersebut tidak aman dilintasi kereta.
Pengguna KRL rute Bogor-Jakarta, Faris Fadhli (24), meminta PT KCI mengantisipasi penumpukan penumpang.
Penumpukan penumpang terjadi terutama pada jam pulang kerja. Para penumpang di dua rute gemuk yaitu Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Bogor akan bertemu di peron yang sama. “Jalur 4 kan selama ini sudah dipakai untuk KRL jurusan Bekasi dan Cikarang. Walaupun hanya sekitar 1,5 bulan, bagaimana kesiapan PT KCI untuk menghadapi situasi tersebut,” ujar Faris.
Saat ini saja, KRL sering terlambat 10-15 menit karena menunggu antrean sinyal masuk Stasiun Manggarai.
Sudah 70 persen
Perkembangan revitalisasi Stasiun Manggarai terkait proyek jalur dwiganda mencapai sekitar 70 persen. Pada akhir 2019, diharapkan jalur layang kereta sudah bisa digunakan sehingga KRL rute Jakarta-Bogor memiliki jalur sendiri.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta-Banten (BTPWP) Kementerian Perhubungan Jumardi, mengatakan, salah satu kendala revitalisasi adalah jam kerja yang terbatas karena stasiun sangat sibuk. Para pekerja konstruksi hanya bisa bekerja dari pukul 23.00-04.00.
"Kali ini, dengan alasan keamanan konstruksi, jalur 10 di Stasiun Manggarai harus kami tutup. Dengan penutupan ini, kami bisa mengejar pekerjaan dari jadwal semula 90 hari menjadi 45 hari,” kata dia.
Nantinya, ada 10 rel di jalur layang. Empat jalur dipakai untuk KRL rute Jakarta-Bogor, dan 6 jalur untuk kereta jarak jauh. Total investasi untuk revitalisasi stasiun dan pembangunan jalur rel layang Manggarai-Jatinegara Rp 2,3 triliun.
“Jika pembangunan tahap I (DDT Manggarai-Jatinegara) selesai, KRL Bekasi masih melintasi satu jalur yang sama dengan kereta jarak jauh. Ini belum banyak mengubah headway. Nanti, setelah kereta jarak jauh dipisah dengan jalur layang, KRL baru bisa punya jalur sendiri,” kata Kunto.