JAKARTA, KOMPAS — Sepanjang perdagangan hari ini, Rabu (23/1/2018), Indeks Harga Saham gabungan diproyeksi akan diwarnai aksi ambil untung investor. Setelah melakukan reli penguatan selama enam hari beruntun, IHSG mulai memasuki area jenuh beli.
Pada perdagangan pagi ini, IHSG dibuka melemah 15,65 poin atau 0,24 persen dari penutupan hari kemarin ke posisi 6.452,90. Sepanjang awal perdagangan, gerak IHSG tertahan di zona merah.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, memperkirakan pergerakan IHSG akan terkoreksi wajar pada perdagangan hari ini sebelum kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan pada hari-hari berikutnya.
”Penguatan yang telah cukup signifikan perlu adanya koreksi wajar jangka pendek guna melanjutkan tren penguatan,” ujarnya saat dihubungi, Rabu.
Secara teknikal, kata Lanjar, IHSG bergerak kembali terkonsolidasi bertahan pada area batas bawah level pembukaan perdagangan. Dia memperkirakan, IHSG akan cenderung tertekan karena aksi ambil untung (profit taking).
Hingga pukul 10.20, Kompas mencatat pergerakan IHSG tertahan di rentang level 6.452,90-6.450,21. Dibandingkan waktu penutupan perdagangan kemarin, sebanyak 124 saham yang diperdagangkan di pasar modal menguat. Sayangnya, hal ini tidak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan, pergerakan IHSG saat ini masih mempertahankan rentang konsolidasi pada posisi yang wajar pasca-penguatan.
Pergerakan IHSG akan terkoreksi wajar pada perdagangan hari ini sebelum kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan pada hari-hari berikutnya.
”Hal ini tentunya juga ditunjang oleh capital inflow yang terus-menerus berlangsung ke dalam pasar modal Indonesia,” ujarnya.
William memperkirakan masuknya arus modal asing dapat menopang penguatan IHSG baik dalam jangka pendek maupun panjang. Sepanjang tahun berjalan 2019, investor asing mencatat aksi beli bersih mencapai Rp 10,97 triliun.