Logistik Pengendali Vektor Demam Berdarah di Kediri Masih Cukup
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Meski jumlah kasus demam berdarah tinggi, logistik untuk pengendalian penyebaran virus demam berdarah di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dinilai masih mencukupi. Apabila stok logistik menipis, pemerintah kabupaten siap meminta tambahan ke provinsi.
Berdasarkan data terakhir yang masuk ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri, dalam rentang 1-23 Januari, terdapat 529 kasus infeksi virus dengue. Dari jumlah tersebut, sebanyak 206 positif demam berdarah dan sisanya 323 kasus masih terduga (suspect). Jumlah korban meninggal 10 orang.
Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Kediri Nur Munawaroh, Rabu (23/1/2019), mengatakan, ada beberapa logistik penangkal penyebaran virus dengue, antara lain insektisida dan larvasida yang berfungsi untuk membunuh jentik nyamuk.
Saat ini stok insektisida (merek Malathion) masih 160 liter. Satu liter Malathion berguna untuk mengendalikan jentik di radius 200 meter dengan cara pengasapan (fogging). Adapun stok larvasida merek Abate 18 kilogram dan Bakctivec 770 botol.
”Kalau kurang, insya Allah akan langsung diberi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) karena Kabupaten dan Kota Kediri masuk zona 1 bersama Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek. Jika kurang, langsung didrop. Tadi pemerintah provinsi juga menanyakan soal ketersediaan stok logistik kami,” katanya.
Menurut Munawaroh, baik insektisida maupun larvasida diberikan ke masyarakat melalui puskesmas di daerah masing-masing. Di Kediri ada 37 puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan. ”Mereka tinggal mengajukan saja ke puskesmas. Nanti puskesmas yang membagi,” katanya.
Berdasarkan penelitian tahun 2018, menurut Munawaroh, nyamuk Aedes aegypti di Kediri ada yang sudah resisten terhadap larvasida merek tertentu. Karena itu, pemerintah daerah berencana melakukan pengadaan untuk membeli merek larvasida yang lain. Namun, untuk pengadaan, tidak bisa dilakukan langsung.
”Kemungkinan Maret baru dilakukan pengadaan. Kan, prosesnya panjang, ada lelang segala,” ucapnya.
Dinkes pun mengapresiasi langkah sejumlah desa yang memilih alternatif lain untuk membasmi jentik nyamuk, yakni melalui pembagian ikan hidup secara cuma-cuma kepada warga. Cara seperti ini sudah dilakukan warga di wilayah Kecamatan Ngasem, Ngadiluwih, dan Kandangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adhima, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, mulai Kamis (24/1/1019) pihaknya membagikan Surat Edaran Wali Kota Kediri yang berisi imbauan kepada warga untuk melakukan bersih-bersih lingkungan sekaligus meningkatkan peran juru pemantau jentik.
Kasus demam berdarah di Kota Kediri juga meningkat. Saat ini terdapat 38 penderita positif, 6 suspect, dan 1 korban meninggal. Dari hasil pemetaan Dinkes Kota Kediri, jumlah penderita demam berdarah paling banyak berasal dari wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri. ”Untuk logistik, kami masih mencukupi,” ucapnya.