Mantan Menteri Urusan Pemberdayaan Wanita Sulasikin Murpratomo Berpulang
Oleh
khaerudin
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS - Menteri Negara Urusan Peranan Perempuan periode 1988-1993 Anindyati Sulasikin Murpratomo wafat, Rabu (23/1/2019). Selama hidupnya, almarhum menjadi pelopor perlindungan anak dan pejuang kesetaraan hak perempuan dan laki-laki.
Anak keempat Sulasikin sekaligus putra satu-satunya, Ibnu Pratomo mengatakan, ibundanya meninggal pada usia 91 tahun, saat tengah dirawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu pukul 04.45 WIB. “Selama 10 hari terakhir, kondisi kesehatan Ibu melemah karena sakit,” kata Ibnu.
Almarhum akan dikebumikan pada siang harinya, pukul 14.00 WIB di Taman Makam Pahlawan Utama Kalibata. Jenazah diserahkan kepada negara dan dimakamkan dengan tata cara militer. Almarhum meninggalkan tiga anak, lima cucu, dan satu cicit. Anak pertama almarhumah telah meninggal terlebih dahulu.
Sulasikin lebih dikenal sebagai menteri negara UPW. Hingga hari tuanya, Sulasikin terus aktif sebagai pengurus Yayasan Amal Bakti Ibu (YABI) untuk mencegah kekerasan berbasis etnis, ras, suku, dan agama. Pendidikan bagi anak-anak menjadi kegiatan utama.
Perjalanan Sulasikin ke kursi menteri negara UPW berliku dan penuh perjuangan. Catatan Kompas, 18 April 2007, ia memulai karir sebagai guru TK. Impiannya menjadi sarjana tercapai dengan berkuliah di Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan lulus pada 1956. Selama itu juga, ia menjadi guru TK, SD, dan SMA.
Sembari bekerja, ia memulai aktivismenya dalam persamaan hak perempuan dengan menjabat Wakil Ketua Cabang Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari) Matraman selama 1953-1956. Wanita kelahiran Jakarta, 18 April 1927 itu juga pernah menjabat ketua umum DPP Korps Wanita Indonesia (Kowani) selama 10 tahun sejak 1978.
Sejalan dengan karir suaminya sebagai pegawai negeri, karir Sulasikin berlanjut di Dana Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-Anak (Unicef). Selama 1958-1983, ia menempati posisi programme officer. Pada 1982, lewat Partai Golkar, ia menjadi anggota DPR/MPR selama satu periode.
Setelah sempat menggantikan Lasijah Soetanto sebagai menteri negara UPW, ia ditunjuk kembali untuk satu periode penuh pada 1988. Salah satu inovasinya dalam pemberdayaan wanita adalah merangkul Departemen Dalam Negeri dan menjadikan para wakil gubernur sebagai ketua Tim Pengelola Peningkatan Peranan Wanita. Di tingkat kabupaten, Sulasikin meminta bantuan Kemendagri untuk menjadikan sekretaris daerah sebagai ketua Tim Pengelola Peningkatan Perananan Wanita.
Setelah selesai menjabat, almarhum pun terus aktif sebagai pejuang perempuan dengan mendirikan Pusat Studi Wanita (PSW) di berbagai universitas serta ASEAN Confederation of Women\'s Organisation. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)