ANKARA, RABU — Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Selasa (22/1/2019), menyampaikan, Turki berencana untuk meluncurkan investigasi internasional kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Sejak awal, Ankara menuduh Riyadh tidak mengungkapkan seluruh kebenaran kasus itu dan mendorong agar penanganannya dilakukan secara transparan.
Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober 2018 di gedung Konsulat Arab Saudi di Instanbul, Turki. Keberadaannya sempat menjadi misteri selama sekitar tiga pekan hingga akhirnya Riyadh mengaku Khashoggi tewas di konsulat di Instanbul. Selain Arab Saudi, Turki juga mengikuti proses investigasi itu.
Cavusoglu mengatakan dalam pidatonya, Selasa, bahwa ada beberapa negara Barat yang berusaha menghambat pengungkapan kasus pembunuhan Khashoggi. Dalam menangani hal itu, Turki telah melakukan persiapan untuk meluncurkan penyelidikan internasional.
”Ada negara Barat yang berusaha menutupi kasus Khashoggi. Saya tahu alasannya. Kami melihat jenis transaksi yang telah disepakati. Kami melihat bagaimana mereka yang membela kebebasan pers kini justru berusaha menutupi kasus itu setelah melihat uang,” ujar Cavusoglu, seperti dikutip media Turki, Anadolu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pernah mengatakan, pembunuhan Khashoggi diperintahkan oleh pejabat tertinggi otoritas Arab Saudi. Namun, tuduhan itu dibantah oleh Riyadh.
Menurut Turki, Khashoggi dibunuh oleh tim yang di antaranya terdiri atas 15 warga Arab Saudi. Korban dicekik hingga tewas ketika ia mengurus dokumen di konsulat negaranya di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Meski mengakui dieksekusi oleh sejumlah warga Arab Saudi, Riyadh hingga sekarang tidak pernah menunjukkan di mana jasad Khashoggi.
Ankara juga pernah mengeluarkan nota permintaan kepada Riyadh untuk segera menyerahkan warga Arab Saudi yang diduga terlibat pembunuhan Khashoggi. Namun, permintaan itu ditolak oleh Arab Saudi dan hal itu memperkuat dugaan bahwa ada orang penting.
Sementara itu, jaksa Arab Saudi sedang mengupayakan hukuman mati untuk 5 dari 11 tersangka yang ditahan atas pembunuhan Khashoggi. Sejak terungkapnya kasus Khashoggi, Riyadh telah mendapat tekanan internasional yang cukup kuat.
Pada pekan lalu, Senator Amerika Serikat Lindsey Graham, yang juga cukup dekat dengan Presiden Donald Trump, menuduh Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi. Ia mengancam akan memberikan sanksi baru kepada mereka yang diduga terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
”Saya telah menyimpulkan bahwa hubungan antara Arab Saudi dan AS tidak dapat dilanjutkan hingga MBS ditangani,” kata Graham.
Negara-negara Barat, seperti Perancis, Kanada, dan juga termasuk AS, telah menjatuhkan sanksi kepada hampir 20 warga Arab Saudi yang diduga terlibat dalam kasus itu. Hingga sekarang, Riyadh membantah semua klaim atas dugaan keterlibatan MBS. (AFP/REUTERS)