JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan mencatat ada lebih dari 9.000 laporan yang diduga penyakit demam berdarah dengue di seluruh Indonesia. Musim hujan yang berlangsung pun menjadi faktor merebaknya penyakit tersebut.
Hingga 23 Januari 2019, tercatat ada 9.439 laporan demam berdarah dengue (DBD) di seluruh provinsi di Indonesia. Data ini dihimpun sejak 1 Januari 2019. Dari data itu, sebanyak 85 orang meninggal.
Jawa Timur masih menjadi wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak, yaitu 1.847 kasus. Jumlah korban meninggal akibat DBD di Jawa Timur hingga 23 Januari 2019 adalah 37 orang.
Wilayah dengan kasus DBD terbanyak selanjutnya adalah Lampung dengan 821 kasus. Adapun Nusa Tenggara Timur mencatat 785 kasus dan Sulawesi Utara 720 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Timur Setya Budiono mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan di semua kabupaten dan rumah sakit untuk menanggulangi DBD. Selain itu, pihaknya juga sudah mengeluarkan surat edaran gubernur untuk kewaspadaan dini menghadapi kejadian luar biasa (KLB) DBD.
”Kami juga melakukan pendampingan teknis ke kabupaten/kota terhadap kasus DBD dan kematian bersama Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit,” kata Setya di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Setya mengatakan, pengasapan atau fogging dilakukan sebagai salah satu cara menanggulangi penyebaran DBD. Pelaksanaan fogging fokus di daerah-daerah yang terbukti secara epidemiologi terjadinya transmisi virus dengue, misalnya Kabupaten Kediri, Tulungagung, dan Kediri.
Selain ketiga daerah tersebut, menurut Setya, masih ada beberapa daerah lain yang wajib diperhatikan, yaitu Madiun, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Ia menambahkan, hingga kini, Jawa Timur belum menetapkan kasus DBD sebagai KLB.
Sebelumnya, penetapan penyakit DBD sebagai KLB dilakukan beberapa daerah, antara lain di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Selain itu, KLB juga ditetapkan di Nusa Tenggara Barat, yaitu di Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, Ende, Ngada, Timor Tengah Utara, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur (Kompas, 18/1/2019).
Penetapan DBD sebagai KLB juga dilakukan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pada 15 Januari 2019. Tercatat ada 111 kasus DBD dengan dua orang meninggal. Padahal, pada Januari 2018, ada hanya ada 12 kasus DBD (Kompas, 17/1/2019).
”Saya menduga, kasus DBD banyak terjadi di Pulau Jawa karena mudahnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan. Jadi, datanya paling banyak di Jawa. Padahal, faktor-faktor penyebab DBD pada dasarnya sama (di semua daerah),” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono.
Untuk mencegah penyebaran DBD, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk melaksanakan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN dilakukan melalui program 3M Plus, yaitu menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas. Masyarakat juga diimbau agar memelihara ikan pemakan jentik nyamuk dan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air. (SEKAR GANDHAWANGI)