Bakal Capres Penantang Trump dari Partai Demokrat Mulai Bermunculan
Kendati pemilihan presiden baru akan berlangsung tahun 2020, bursa bakal calon presiden (capres) dari Partai Demokrat mulai ramai. Sejumlah orang telah menyatakan diri siap bertarung memperebutkan tiket dari Demokrat untuk berkompetisi menuju Gedung Putih.
Oleh
RETNO BINTARTI dan MH SAMSUL HADI
·5 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Kendati pemilihan presiden baru akan berlangsung pada 2020, bursa bakal calon presiden dari Partai Demokrat mulai ramai. Sejumlah orang telah menyatakan diri siap bertarung memperebutkan tiket dari Demokrat untuk berkompetisi menuju Gedung Putih.
Dari enam nama yang sudah menyatakan siap, empat di antaranya adalah perempuan. Keempat perempuan bakal capres dari Demokrat itu ialah senator dari New York, Kirsten Gillibrand; senator dari California, Kamala Harris; senator dari Massachusetts, Elizabeth Warren; dan anggota DPR dari Hawaii, Tulsi Gabbard. Mantan anggota kabinet pemerintahan Barack Obama, Julian Castro, juga ambil bagian dalam bursa pencalonan kandidat presiden.
Pada Rabu (23/1/2019) waktu setempat, Wali Kota South Bend, Pete Buttigieg (37), mengumumkan pencalonan dirinya. Jika memenangi tiket capres dari Demokrat, ia akan menjadi kandidat presiden yang secara terbuka mengaku sebagai seorang gay pertama dari partai politik utama. Dan jika memenangi pilpres, ia akan menjadi presiden termuda.
Pete Buttigieg, yang baru memasuki usia 37 tahun pada pertengahan Januari ini adalah Wali Kota South Bend, Negara Bagian Indiana. Lulusan Universitas Harvard ini sudah menjadi wali kota sejak berusia 29 tahun. Namun, di luar kota yang dipimpinnya, Buttigieg (dibaca: BOO\'-tah-juhj) belum terlalu dikenal.
”Saya pikir, kebanyakan orang berpikir, \'Mengapa tidak?\' Mereka berpikir, semua aturan telah dilanggar bahwa siapa pun bisa mencalonkan diri,” kata Buttigieg, yang secara terbuka menyatakan diri sebagai gay dan menikahi pasangannya tahun lalu.
Pengkritik mempertanyakan, apakah sosok seperti Buttigieg benar-benar serius mencalonkan diri atau mereka hanya berusaha memosisikan diri untuk jabatan di kabinet atau sekadar berupaya agar buku yang ditulisnya laris manis saat diluncurkan, bulan depan.
Pengalaman di Afghanistan
Profil sosok Buttigieg terangkat secara nasional saat ia meninggalkan pekerjaannya untuk mengabdi bergabung pada Pasukan Cadangan Angkatan Laut, dengan pangkat letnan, yang dikirim ke Afghanistan pada 2014. Pada 2017, ia berupaya mengincar posisi Ketua Komite Nasional Demokrat, tetapi gagal. Mantan Presiden Barack Obama pada 2016 pernah menyebut Buttigieg sebagai seorang politisi yang perlu dicermati.
Buttigieg mengatakan, banyak pemilih muda potensial untuk mengangkat suara seorang kandidat muda. Ia mengaku juga mendapat dukungan kuat dari para pemilih kelompok usia tua. Kelompok inilah yang membantu Buttigieg dengan mudah menjabat Wali Kota South Bend untuk periode kedua.
Pengkritik mempertanyakan, apakah sosok seperti Buttigieg benar-benar serius mencalonkan diri atau mereka hanya berusaha memosisikan diri untuk jabatan di kabinet.
Kota South Bend bertetangga dengan Universitas Notre Dame. Kedua orangtua Buttigieg bekerja di Notre Dame. Buttigieg meninggalkan kota South Bend untuk kuliah di Harvard. Saat itu, Buttigieg merasa, banyak orang mengatakan bahwa tidak ada masa depan di South Bend.
Terkait pencalonannya, Buttigieg—sebagai kandidat muda—menyatakan, dirinya akan membawa pandangan jauh ke depan ke dalam politik dan menumbuhkan kesadaran pribadi bahwa dampak perubahan atau defisit yang sangat besar pada iklim bakal berlangsung lebih dari sekadar teori.
Pertemuan dengan Assad
Buttigieg bukan satu-satunya orang muda yang mengincar pencalonan. Sebelumnya, sudah ada Tulsi Gabbard yang seusia dengannya, 37 tahun. Gabbard merupakan salah satu figur politisi yang sedang naik daun di Partai Demokrat. Saat ini, dia adalah anggota DPR AS untuk Hawaii.
Jika terpilih, Gabbard bakal menjadi presiden pertama AS dari kalangan penganut Hindu. Pada pilpres 2016, ia menjadi pendukung Bernie Sanders. Veteran militer ini menuai kritik setelah bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad saat perang saudara pecah di Suriah.
Bursa Demokrat sangat bervariasi. Termasuk di antara nama yang sudah ada, Kamala Harris, perempuan imigran berdarah Jamaika dan India. ”Saya memiliki pengalaman unik, menjadi pemimpin pemerintah daerah, pemerintah negara dan federal,” kata Harris yang menyatakan pencalonannya pada Hari Martin Luther King Jr yang merupakan peringatan atas jasa pejuang rakyat sipil itu.
Harris tercatat sebagai perempuan hitam pertama yang terpilih sebagai senator di California pada 2016. Ibunya seorang imigran India yang menjadi peneliti kesehatan. Adapun ayahnya berdarah Jamaika yang menjadi ahli ekonomi. Harris (54) memulai karier sebagai jaksa distrik di San Francisco dan kemudian menjadi jaksa agung di California.
Perempuan lain yang juga berminat mencalonkan diri adalah Kirsten Gillibard (52), seorang senator New York. Kirsten Gillibrand. Ia sempat memperjuangkan upaya mengakhiri kekerasan seksual, khususnya di militer, sebelum akhirnya gerakan #MeToo terangkat di tingkat nasional.
Pengritik keras Trump
Gillibrand adalah seorang pengkritik keras Presiden Donald Trump. Salah satu isu utama yang dia angkat adalah isu seputar jender dan perempuan. Selama kampanye, ia menegaskan identitas sebagai seorang ibu yang mendedikasikan diri pada keluarga-keluarga pekerja dan kesusahan.
Gillibrand adalah seorang pengkritik keras Presiden Donald Trump.
”Kita harus menghadapi sistem-sistem kekuasaan yang menghancurkan harapan-harapan kita demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik bagi keluarga,” ujar Gillibrand di hadapan puluhan anggota Demokrat di Sioux City di sebuah kafe, Jumat (18/1/2019). ”Itu sebabnya saya mencalonkan diri, dan itu yang saya pikirkan untuk diperjuangkan.”
Gillibrand awalnya memosisikan diri lebih sejalan dengan distrik konservatif yang dia wakili di DPR sebelum 2009 saat ia menggantikan Hillary Clinton sebagai senator yunior dari New York.
Salah satu tokoh Demokrat lain yang maju dalam pencalonan bakal capres adalah Elizabeth Warren (69), senator Massachusetts. Ia berada di sayap kiri di kubu Demokrat, membangun reputasi dengan mendorong agar Wall Street mempertanggungjawabkan kesalahan-kesalahan langkahnya. Trump telah mencermati langkah Warren, dan mencemooh pernyataan Warren sebagai warisan asli Amerika.
Dua nama lain yang sudah menyatakan kesiapan adalah Julian Castro dan John Delanye. Castro adalah mantan Menteri Perumahan dan Pembangunan Urban dan kini adalah Wali Kota Texas. Adapun Delaney adalah anggota Kongres dari Maryland.
Mengingat waktu yang masih panjang, kemungkinan masih akan muncul nama-nama lain. Bahkan, ada yang memperkirakan, nantinya dari Demokrat saja akan ada 40 nama bakal capres.
Nama-nama yang relatif baru di level calon presiden masih akan menghadapi rival berpengalaman di Demokrat, seperti mantan Wapres Joe Biden dan senator Bernie Sanders yang disebut-sebut sebagai lawan kelas berat di Demokrat.