Puluhan awak media dan pendukung Basuki Tjahaja Purnama terenyak. Mereka yang telah menunggu sejak dini hari di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, tak menjumpai Basuki pada hari kebebasannya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu rupanya memilih merdeka dalam sunyi.
Sementara kondisi di luar Mako Brimob jauh dari kata sunyi. Wartawan yang berjubel, teriakan yel-yel dari para pendukung, serta kendaraan yang lalu lalang semakin menghirukkan suasana. Mako Brimob seketika riuh.
Pukul 06.30, Kamis (24/1/2019), saat matahari kembali dari peraduan, para wartawan sudah bersiaga di depan gerbang utama Mako Brimob. Tripod sudah didirikan, sementara kamera diatur dalam posisi stand by. Mereka jelas tak mau kehilangan momen kala Basuki melambaikan tangan lewat jendela mobil.
Ketika satu jam berlalu, suasana semakin tegang. Lensa kamera dari para kamerawan dan fotografer terus membidik mobil yang satu per satu keluar dari gerbang tanpa terkecuali dengan harapan ada Basuki di dalamnya.
Sementara itu, ratusan orang berkendara hilir mudik di depan Mako Brimob celingukan melihat puluhan wartawan serta belasan pendukung Basuki yang berkerumun. Alhasil, jalanan depan Mako Brimob terpantau cukup padat.
Tak hanya di Mako Brimob, keriuhan juga terjadi di lini massa Twitter. Tanda pagar (tagar) bertuliskan #WelcomeBackBTP menjadi cuitan terpopuler di Indonesia, dengan jumlah mencapai sekitar 63.000 tweets.
Namun, di antara keramaian itu, Ramjan Mohammad (49) terlihat santai di atas kursi rodanya. Dia memperlihatkan ekspresi datar sambil terus menatap pintu masuk Mako Brimob. Ramjan ingin melihat kebebasan Basuki setelah menjalani masa tahanan 1 tahun 8 bulan dan 15 hari.
”Saya berangkat dari Jatinegara pukul 18.00, lalu tiba di sini pukul 23.00. Tak ada yang suruh, saya ke sini atas kemauan sendiri,” ujar pria asal Manado tersebut. ”Saya hanya mau lihat Basuki bebas.”
”Bobol”
Namun, harapan Ramjan untuk melihat Basuki kandas. Mantan Bupati Belitung Timur itu diketahui keluar dari Mako Brimob pukul 07.30 setelah menyelesaikan administrasi pembebasan.
Adapun informasi itu beredar setelah salah seorang wartawan mendapatkan kabar dari staf pribadi Basuki yang bernama Ima Mahdiah sekitar pukul 09.00.
”Bapak Basuki Tjahaja Purnama (BTP) sudah keluar dari Mako Brimob Kelapa Dua lebih kurang pukul 07.30 WIB. Dijemput putra sulungnya Nicholas Sean dan perwakilan dari Tim BTP, langsung menuju kediaman,” begitu pesan singkat dari Ima.
Akhirnya tak banyak yang bisa dilakukan wartawan selain memburu para pendukung Basuki untuk dijadikan narasumber. Sementara beberapa wartawan lain tetap menunggu di depan Mako Brimob, berharap Basuki tetap muncul dari dalam sana.
”Hilangnya” Basuki seolah menegaskan apa yang sudah ditulisnya dalam surat tertanggal 17 Januari 2019. Dalam surat yang diunggah di akun Twitter dan Instagram milik Basuki itu, ia meminta kepada para pendukungnya agar tidak menyambutnya karena dikhawatirkan menimbulkan kemacetan di Mako Brimob.
Kendati banyak mendapatkan dukungan, Basuki seolah merasa bukan pahlawan yang patut dipuja-puji publik. ”Mungkin Basuki tak ingin disorot media pada hari kebebasannya ini,” ujar Ramjan yang mengaku tidak kecewa.
Alhasil, tak satu pun wartawan dan pendukung yang tahu Basuki akan ”hilang” pada hari kebebasannya. Basuki menjauhi segala ingar-bingar dan memilih merdeka dalam sunyi. (DIONISIO DAMARA)