Pembangunan Tol Lingkar Luar Bogor dilanjutkan. Selain pembangunan fisik, pembebasan lahan juga masih dirampungkan.
Oleh
Ratih P Sudarsono
·4 menit baca
Pembangunan Tol Lingkar Luar Bogor dilanjutkan. Selain pembangunan fisik, pembebasan lahan juga masih dirampungkan.
BOGOR, KOMPAS - PT Marga Sarana Jabar dan PT Pembangunan Perumahan Tbk mulai mengerjakan proyek pembangunan jalan Tol Lingkar Luar Bogor atau Bogor Outer Ring Road atau BORR seksi 3A Januari ini. Proyek jalan tol layang sepanjang 2,85 kilometer akan dikerjakan 24 jam sehari dengan target rampung setahun pada Desember 2019.
"Nilai proyek ini Rp 1,65 triliun, yang baru kami bayar kepada PT PP setelah proyek selesai. Pengerjaan proyek satu tahun, jadi PP setiap bulan harus mengeluarkan dana Rp 100 miliar atau Rp 3,5 miliar per hari. Kami yakin, PT PP mampu. Kalau tidak, kami ganti," kata Direktur PT Marga Sarana Jabar Hendro Atmodjo, Rabu (23/1/2019) di kantor proyek pembangunan BORR seksi 3 A ini di Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor.
General Supervisor PT Pembangunan Perumahan Tbk untuk proyek BORR Seksi 3A Yoan Sukma mengatakan, proyek jalan tol layang ini sepanjang 2,85 kilometer dari Simpang Yasmin sampai Simpang Semplak.
"Pekerjaan proyek sudah dimulai dan kami upayakan ini tidak terlalu mengganggu aktivitas lalu lintas masyarakat. Arus jalan tetap akan dua arah, akan ditutup jika jalan alternatif sudah ada," katanya.
Proyek BORR Seksi 3 A ini kelanjutan proyek BORR sepanjang 11 kilometer, yang dibagi dalam tiga seksi, dari Sentul Selatan - Kedung Halang - Simpang Yasmin - Simpang Semplak, yang merupakan jalan tol layang yang membelah Jalan Soleh Iskandar Kota Bogor.
Pemimpin Proyek BORR Seksi 3A 3A PT MSJ Leona Roedhianitasari mengatakan, bekerja sama dengan Polres Kota Bogor dan Dinas Perhubungan Kota Bogor, sudah dipastikan akan ada rekayasa arus lalu lintas dan penentuan jalan alternatif agar lalu lintas tidak terhenti.
Jalur alternatif sudah ada tinggal menunggu persetujuan warga dan RT/RW setempat. "Setelah ada persetujuan, jalan alternatif kami bangun atau siapkan sesuai kondisi kendaraan yang akan melintas," katanya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya tengah menunggu pemenang tender konsultan aprasial yang tengah berlangsung di Kementerian PUPR. Harapannya, ada kepastian pada Februari ini, sehingga ganti untung kepada warga yang terdampak proyek pembangunan BORR Seksi 3A dapat dibayarkan pada April 2019.
Menurut Leona, sampai saat ini sudah terdata terdampak proyek sebanyak 57 bidang tanah di Kelurahan Cibadak dan 74 bidang di Kelurahan Kayumanis di Kota Bogor, serta 98 bidang di Desa Parakanjaya di Kabupaten Bogor. Totalnya seluas 6,24 hektar.
Hendro Atmodjo menambahkan, pihaknya menyediakan dana talangan untuk ganti untung ke masyarakat itu sebesar Rp 1,5 triliun. Dana itu nantinya akan diganti Kementerian PUPR dari APBN karena proyek BORR adalah proyek strategis nasional, katanya.
Bukan saja memastikan masyarakat yang lahan dan bangunannya terdampak akan dapat ganti untung, pihaknya juga membayar kompensasi atas pohon-pohon penghijauan yang ditebang karena proyek ini. Penanganannya juga lebih baik dibanding saat pembangunan BORR Seksi 1-2 A karena kini sudah ada payung hukumnya, yakni Peraturan Wali Kota Bogor yang mengatur jalur hijau.
Pada proyek BORR Seksi 3A ini, lanjut Hendro, ada 6.200 pohon yang terpaksa ditebang, dengan 450 pohon diantaranya dipindahkan ke lokasi lainnya.
Pohon-pohon yang ditebang itu akan diganti bibit pohon baru. Penanaman bibit pohon bakal berkoordinasi dengan Pemko Bogor.
Lebih lanjut Hendro mengungkapkan, pihaknya diminta pemerintah pusat dan daerah untuk melanjutkan pembangunan BORR dari Simpang Salabenda ke Dramaga di Kabupaten Bogor atau sepanjang tujuh kilometer.
Dari Dramaga akan diteruskan ke Ciawi atau tersambung dengan Tol Bocimi.
Dari Simpang Salabenda juga BORR minta dilanjutkan ke Parung lalu Tangerang, selain juga akan tersambung dengan Tol Desari (Depok - Antasari Jakarta).
Selain itu dari Sentul Selatan diteruskan sampai Kerawang, sehingga keseluruhannya akan menjadi JORR 3. "Yang ruas Salabenda - Dramaga saat ini sedang lakukan studi kelayakannya. Terus terang, ruas ini cukup berat buat kami karena akan melintasi Sungai Cisadane, sehingga harus bangun jembatan, dan tol dibangun di atas tanah. Kamis ini kami akan audensi dengan Bupati Bogor di Cibinong, " tuturnya.
Adapun mengenai kesemrawutan lalu lintas di kawasan antara GT Jagorawi Sentul Selatan dan GT Sentul Selatan BORR di Babakanmadang,
Hendro Atmodjo, menjelaskan, pembangunan exchange dari Tol Jagorawi ke tol BORR adalah tanggung jawab PT Jasa Marga sebagai pengelola Tol Jagorawi.
"Dari tol ke tol memang \'haram\' melewati jalan reguler. Saat ini tender pembangunan exchange sedang berlangsung. Setelah ada penyerahan lahannya ke Jasa Marga, Februari ini proyek itu akan dikerjakan. Sehingga nanti kepadatan di kawasan itu berkurang, sebab yang dari Jagorawi ke Kota Bogor sampai 60 persen," ungkap Hendro.