BANDUNG, KOMPAS — Demam berdarah dengue sudah memakan korban jiwa di Jawa Barat. Hingga minggu ketiga Januari 2019, tercatat delapan orang meninggal dunia.
”Semua pasien meninggal dunia datang ke fasilitas kesehatan saat kondisinya sudah parah,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular di Dinas Kesehatan Jabar Widyawati, di Bandung, Kamis (24/1/2019).
Berdasarkan data Dinkes Jabar, kasus kematian tertinggi ada di Kota Bogor dengan tiga kejadian. Selanjutnya, korban meninggal ada di Kota Depok (2), Kabupaten Cianjur (2), dan Kota Sukabumi (1). Kasus kematian ini sejalan dengan lonjakan jumlah penderita DBD. Dari 531 kasus hingga minggu kedua Januari meningkat menjadi 1.083 kasus di minggu ketiga Januari.
Widyawati menyayangkan korban tewas datang ke rumah sakit saat kondisinya sudah parah. Semuanya menyisakan trombosit yang sangat rendah. Ironisnya, hal itu selalu menjadi penyebab kematian akibat DBD dari tahun ke tahun.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip mengimbau masyarakat mengenali gejala DBD. Salah satu gejala yang mudah dikenali adalah saat pasien menderita panas tinggi 2-7 hari.
Masyarakat juga diminta mewaspadai efek pelana yang kerap menipu keluarga korban. Ada saat-saat tertentu, lanjut Rosye, suhu tubuh pasien akan turun sehingga merasa sudah sembuh dan tidak perlu memeriksakan kesehatannya.
”Padahal, bagi penderita DBD, penurunan suhu badan itu tandanya masuk fase lanjut virus bekerja. Pasien justru harus lekas diperiksa untuk mendapat penanganan yang tepat,” ujar Rosye.