Penumpang Lion Air dan Wings Air Mengurangi Barang Bawaan
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Penumpang maskapai Lion Air dan Wings Air memilih mengurangi beban barang bawaan mereka agar tak dikenai tarif bagasi. Mereka merasa keberatan dengan tambahan biaya setelah tarif bagasi diterapkan.
Marsini (41), penumpang Lion Air dalam penerbangan Yogyakarta-Makassar, mengatakan, ia sama sekali tidak membawa barang yang dimasukkan ke bagasi untuk perjalanannya. Ia merasa lebih baik menenteng dan mengurangi barang bawaan daripada harus membayar biaya tambahan untuk bagasi.
”Tidak usah bawa barang banyak-banyak. Biaya bagasinya nanti bisa digunakan yang lain. Bisa jadi makin mahal biaya perjalanan saya,” kata Marsini, di Bandara Internasional Adisutjipto, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (24/1/2019).
Marsini sudah berencana untuk tidak membawa banyak barang bawaan setelah mengetahui kebijakan tarif bagasi tersebut. Ia pun terpaksa tak bisa berbelanja bahan dagangannya saat sedang berada di kampung halamannya, yaitu Sukoharjo, Jawa Tengah.
”Sehari-hari, saya berjualan jamu di Makassar. Ini sedang pulang kampung ke Sukoharjo. Biasanya, saya sekalian berbelanja bahan jamu karena di sini harganya lebih murah. Namun, karena saya takut kena tarif bagasi, saya tidak belanja bahan jamu,” kata Marsini.
Nasir Baitullah (46), penumpang Lion Air dengan rute penerbangan Yogyakarta-Makassar, beranggapan sama dengan Marsini. Ia memang belum dikenai tarif bagasi karena membeli tiket sebelum 8 Januari 2019. Akan tetapi, menurut dia, penerapan tarif bagasi itu memberatkan penumpang yang memang menggunakan maskapai tersebut karena bertarif rendah.
”Tarif bagasi ini jelas memberatkan konsumen. Saya menggunakan Lion Air karena memang tarifnya murah. Ke depan, kalau membawa oleh-oleh, jadi berpikir ulang karena bisa-bisa harga tarif bagasi lebih mahal daripada oleh-olehnya,” kata Nasir.
Sementara itu, Khoirul (28) dan Hasan Ridho (30), penumpang Wings Air dengan rute penerbangan Yogyakarta-Surabaya, justru berencana untuk tidak menggunakan maskapai tersebut. Total biaya perjalanan menjadi lebih mahal dengan penerapan tarif bagasi tersebut.
”Saya beli tiket Rp 700.000. Bagasinya kena tarif Rp 200.000 dan Rp 250.000. Total berarti yang kami keluarkan sekitar Rp 900.000-an per orang. Dengan jumlah seperti itu, sebenarnya kami bisa beli tiket dari maskapai lain,” kata Hasan Ridho.
Secara terpisah, Corporate Communication Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan, kebijakan tarif bagasi sudah sesuai dengan prosedur. Tarif yang dikenakan bervariasi bergantung pada rute dan jam penerbangan serta berat bawaan dari pelanggan.
”Bagi pelanggan yang akan membawa bagasi dapat membeli voucher bagasi (pre-paid baggage) melalui agen perjalanan, website Lion Air, dan kantor penjualan tiket Lion Air Group. Pelanggan dapat membeli dengan harga lebih hemat pada saat dan setelah pembelian tiket, dengan batas waktu maksimum 6 jam sebelum keberangkatan,” tutur Mandala.
Adapun tarif bagasi tambahan yang diterapkan adalah berat 5 kg dikenai biaya sebesar Rp 155.000, 10 kg dikenai biaya Rp 310.000, 15 kg dikenai biaya Rp 465.000, 20 kg dikenai biaya Rp 620.000, 25 kg dikenai biaya Rp 755.000, dan 30 kg dikenai biaya Rp 930.000.
Danang menjelaskan, kebijakan tarif bagasi itu dikeluarkan untuk menyesuaikan kebutuhan pelanggan seiring dengan tren perjalanan yang dianggap sederhana. ”Apabila pelanggan yang bepergian akan membawa bagasi, dapat membeli yang sesuai dengan keperluannya. Sebaliknya, jika bepergian tanpa bagasi, tidak perlu membayar bagasi,” katanya.