JAKARTA, KOMPAS — PT Pasifik Satelit Nusantara siap merilis satelit baru, Nusantara Satu. Satelit berkapasitas 15 gigabyte per detik (GBPS) itu ditargetkan antara lain menopang layanan internet di pelosok Indonesia.
Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso dalam temu media di Jakarta, Rabu (23/1/2019), mengemukakan, satelit Nusantara Satu akan diluncurkan pada 19 Februari 2019 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Menurut rencana, satelit itu akan mengorbit pada slot 146 derajat Bujur Timur atau di sisi timur Papua Niugini.
Satelit Nusantara Satu dibangun SSL, perusahaan pembuat satelit AS. Satelit Nusantara Satu yang semula dinamai PSN VI tersebut merupakan satelit yang pertama menerapkan teknologi high throughput satellite (HTS) di Indonesia.
Satelit ini akan memberikan layanan jaringan internet dengan kapasitas 3,5 kali lebih cepat dibandingkan dengan satelit konvensional yang rata-rata 4-5 GBPS.
Pembangunan Satelit Nusantara Satu yang bermoto Satukan Nusantara itu dimulai pada 2016 dan direncanakan beroperasi penuh mulai April 2019. Masa pakai satelit diperkirakan 20 tahun.
Sebelum diluncurkan, sekitar 70 persen dari total kapasitas satelit sudah terpakai. Biaya perangkat (satelit bumi) untuk pengguna ditetapkan sebesar 500 dollar AS per unit dengan tarif pemakaian pelanggan individu sebesar Rp 100.000 per gigabyte.
Belum terjangkau
Menurut Adi, saat ini ada sekitar 25.000 desa dari 78.000 desa atau sekitar 25 juta orang di Indonesia belum terjangkau layanan internet yang memadai. Setiap bulan, jumlah penggunanya bertambah 300-500 desa. Satelit tersebut diharapkan bisa menjangkau 25.000 desa dalam 2-2,5 tahun mendatang. Tidak tertutup kemungkinan, pengguna merupakan usaha kecil menengah dan pemerintahan desa.
”Kami ingin kesenjangan penyediaan fasilitas komunikasi di daerah-daerah pelosok dapat semakin teratasi dengan layanan yang terjangkau,” katanya.
Satelit Nusantara Satu merupakan satelit keenam yang dimiliki PSN dengan investasi 230 juta dollar AS. Pendanaan antara lain bersumber dari lembaga kredit ekspor Kanada Export Development Canada (EDC) sebesar 142 juta dollar AS dan selebihnya dari ekuitas perusahaan.
Direktur Niaga PSN Agus Budi Tjahjono mengemukakan, keunggulan HTS antara lain ukurannya hanya 98 sentimeter. Selama ini, rata-rata satelit memiliki transponder C Band berukuran 1,8 meter, sedangkan KU band 1,2 meter. Bobotnya juga hanya 4 ton atau lebih ringan dari rata-rata bobot satelit, yakni 7 ton.
Pihaknya kini juga tengah menyiapkan satelit Nusantara Dua untuk menggantikan satelit Palapa D berkapasitas 10 GBPS yang dijadwalkan diluncurkan pada April 2020. Selanjutnya, disusul satelit Nusantara Tiga pada 2022.