WASHINGTON/CARACAS, JUMAT — Amerika Serikat masih mengkaji bentuk dukungan untuk pemimpin oposisi Juan Guaido, yang pada Rabu (23/1/2019) waktu setempat mendeklarasikan dirinya presiden ad interim dalam demonstrasi yang dihadiri ribuan pendukungnya. Presiden AS Donald Trump menyatakan, Kamis (24/1/2019), semua opsi masih akan diperimbangkan.
Sejak Rabu waktu setempat, jalan di ibu kota Caracas dilandai demonstrasi besar-besaran yang dihadiri oleh ribuan pendukung Guaido. Mereka menentang kepemimpinan otoriter Maduro yang membuat perekonomian Venezuela lumpuh selama bertahun-tahun. (Kompas, 25/1/2019)
Tidak lama setelah Guaido menyatakan deklarasinya sebagai presiden ad interim, AS dan pemimpin kanan Amerika Latin menyatakan dukungan mereka kepada Guaido.
”Saat ini, kita fokus menjauhkan pemerintahan rezim Maduro yang tidak sah dari sumber penghasilannya. Konsisten dengan pengakuan kami atas Guaido sebagai presiden ad interim, penghasilan itu harus diberikan kepada kepemerintahan yang sah, yakni Guaido,” ujar Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton, Kamis, di Gedung Putih, Washington, AS.
Namun, Bolton mengakui, proses itu sangat rumit dan para pejabat saat itu masih mempelajari bagaimana rencana itu dapat dilaksanakan. ”Kami berupaya sebaik mungkin untuk memperkuat pemerintahan yang baru,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga mengumumkan, AS sedang mempersiapkan anggaran 20 juta dollar AS yang akan disalurkan untuk bantuan kemanusiaan darurat. Anggaran itu akan diarahkan ke Majelis Nasional yang dipimpin Guaido.
Presiden Trump sejauh ini belum memutuskan apa-apa dan baru menyatakan, ”semua opsi masih akan dipertimbangkan”, ketika ditanyai oleh wartawan apakah aksi atau bantuan militer merupakan pilihan lain yang memungkinkan.
Menurut Debbie Wasserman Schultz, politisi dari kubu Republik yang mewakili ribuan ekspatriat yang berada di Distrik Florida Selatan, solusi militer bukan opsi yang tepat dalam mengatasi krisis politik di Venezuela. ”Presiden mengatakan bahwa semua opsi masih dipertimbangkan. Namun, saya percaya solusi perlu mengedepankan proses yang damai,” katanya.
AS sedang mempersiapkan anggaran 20 juta dollar AS yang akan disalurkan untuk bantuan kemanusiaan darurat.
Negara lain yang menyatakan dukungannya kepada oposisi Guaido adalah Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, dan sebagian besar negara Amerika Selatan.
”Inggris percaya Juan Guaido adalah orang yang tepat untuk membawa Venezuela maju. Kami mendukung AS, Kanada, Brasil, dan Argentina untuk mewujudkannya,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt dalam sebuah pernyataan.
Dukungan untuk Maduro
Pertanyaan masih beredar mengenai bagaimana Maduro akan menangani oposisinya. Maduro punya dukungan militer yang cukup kuat. Jenderal Vladimir Padrino, Menteri Pertahanan, mendeklarasikan Maduro sebagai presiden yang sah. Ia juga berjanji mempertahankan Maduro dari upaya kudeta.
Mahkamah Agung yang sebagian besar terdiri dari loyalis Maduro juga menegaskan kesetian mereka kepada Maduro dan menyatakannya sebagai otoritas yang sah.
”Sebuah kudeta sedang terjadi di Venezuela dengan persetujuan pemerintah asing,” kata Presiden Pengadilan Maikel Moreno. Pihaknya menolak ”segala klaim yang berupaya merebut secara tidak konstitusional posisi kepemimpinan yang dipilih secara umum”.
”Masalah yang membuat saya terbangun pada malam hari adalah apa yang akan kita lakukan jika Maduro berhasil bertahan? Apa yang akan kita lakukan jika ada tindakan keras yang mengakibatkan pertumpahan darah?” kata Roger Noriega, mantan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Belahan Barat. Hingga Kamis malam waktu setempat, dilaporkan bahwa demonstrasi yang digelar oposisi Guaido telah menelan 26 korban jiwa.
Selain itu, kepemimpinan Maduro juga didukung oleh China, Rusia, Turki, Kuba, dan Meksiko. Menteri Luar Negeri Rusia memperingatkan bahwa dukungan kepada Guaido merupakan ”jalan langsung menuju pelanggaran hukum dan pertumpahan darah”. (REUTERS/AFP/AP)