Banjir Genangi Permukiman Warga di Tepi Kali Ledug Tangerang
TANGERANG, KOMPAS — Hujan deras yang mengguyur Kota Tangerang, Banten, sejak Jumat (25/1/2019) dini hari mengakibatkan banjir di Kecamatan Periuk. Akibatnya, mobil dan sepeda motor tidak dapat lewat, sementara para pejalan kaki diangkut dengan truk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Hambali Bakar mengatakan, di Kecamatan Periuk air menggenangi perumahan Grand City, Kelurahan Gebang, dekat Jembatan Total Persada. Penyebabnya, air dari Kali Ledug meluap setelah hujan mengguyur sejak Jumat pagi.
”Banjir ini tepatnya di depan Alfamart dan gerbang Blok G Grand City. Kondisi jalan macet, tapi tidak panjang. Kendaraan roda empat ataupun dua tidak bisa lewat sana dan dialihkan ke arah Jalan Raya Grand Duta,” kata Hambali.
Tinggi genangan air keruh berwarna coklat dengan tinggi sekitar 70 sentimeter. Air di Kali Ledug meluap hingga menggenangi Jembatan Total Persada dan sepanjang Jalan Raya Regency yang sejajar dengan kali. Pemandangan ini terlihat sepanjang 700 meter hingga simpang tiga menuju Jalan Raya Villa Tangerang Indah. Jalan tak lagi dapat dibedakan dengan wilayah kali.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPBD Periuk Kamaluddin Azizi mengatakan, banjir disebabkan curah hujan yang tinggi di hampir seluruh Jabodetabek. Kali Ledug tak sanggup menampung debit air kiriman dari hulu di Bogor.
”Curah hujan dari semalam hingga tadi pagi memang tinggi sekali. Akibatnya, kami dapat imbas dari hulu di Bogor. Permukaan tanah di jalan ini juga lebih rendah daripada permukaan sungai sehingga mudah banjir,” katanya.
Setiap awal tahun, kata Kamaluddin, bisa terjadi banjir tiga kali di daerah itu. Kali tak lagi cukup menampung debit air, begitu pula selokan di sekitar rumah warga.
Akibatnya, 24 keluarga di RW 022 dan RW 025 Gebang terdampak banjir. Perumahan Garden City yang terletak 1 kilometer dari Jembatan Total Persada pun terendam banjir.
Elis (21), warga Perumahan Garden City, terpaksa mengungsi ke Indomaret di persimpangan jalan bersama delapan anggota keluarganya. Sebab, rumah yang baru ditempatinya bersama keluarganya itu terendam luapan air dari kali hingga ke kamar. Menurut dia, hujan sudah turun sejak Jumat sekitar 05.30 WIB.
Sementara itu, lalu lintas di Jembatan Total Persada terhambat karena banjir setinggi 70 cm membenamkan hampir seluruh bagian roda sepeda motor. Beberapa sepeda motor, yang pengemudinya nekat melewati jembatan itu, mogok.
Untuk membantu mobilitas warga, terutama pejalan kaki, BPBD Kota Tangerang dan BPBD Kecamatan Periuk mengerahkan dua truk pemadam kebakaran (damkar) dan dua perahu dengan bantuan 25 personel BPBD. Mereka juga dibantu sekitar 15 polisi pamong praja.
Mobil pemadam kebakaran BPBD dikerahkan untuk lalu lalang membawa warga dari arah Jalan Raya Villa Tangerang Indah menuju Jembatan Total Persada. Angkot di Jalan Raya Villa Tangerang seakan menjadi feeder bagi truk damkar. Tidak ada mobil yang dibiarkan melewati daerah tergenang untuk menghindari risiko mogok.
Kepala Subbagian Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala mengatakan, curah hujan di Kota Tangerang memang tinggi sejak Kamis (24/1/2019) malam, lebih dari 100 milimeter per hari. Hal ini disebabkan oleh adanya siklon tropis Riley 200-300 meter di selatan Jawa.
”Ini berdampak pada pertemuan angin di area dekat teluk Jakarta. Jadi, dini hari menjelang pagi nanti akan hujan lagi. Apalagi, akumulasi hujan (dengan terbentuknya awan kumulonimbus) sudah sangat tinggi,” kata Agie.
Ia pun mengimbau warga untuk siaga banjir. BMKG juga telah menyampaikan ramalah cuaca ini kepada BPBD di Jabodetabek untuk memitigasi risiko bencana hidrometeorologi.
Tanggul
Di simpang tiga, Didik (38), warga Wisma Harapan, Gebang, Periuk, mengarahkan mobil dan sepeda motor yang datang untuk berputar balik di persimpangan. Ia mengatakan, banjir di sekitar Jembatan Total Persada adalah kejadian rutin setiap tahun jika hujan deras. Penyebabnya tak lain kiriman air dari daerah Bogor.
”Segala cara sebenarnya udah dilakukan, mulai dari bersihin selokan sampai memperdalam kali. Serapan juga banyak, ada Danau Tomang di sana (daerah utara). Tapi sama aja, tiap tahun selalu kayak gini,” ujar Didik.
Banjir di sepanjang Jalan Regency dan Jalan Garden City dipastikan terjadi lantaran tidak ada tanggul yang membatasi kali dengan jalan. Pembatasnya hanya berupa tanah berumput. Sebaliknya, di bantaran seberang telah dibangun tanggul setinggi kira-kira 2 meter untuk mencegah air meluber ke Perumahan Total Persada.
Didik mengatakan, sebelum tanggul dibuat pada 2016, Perumahan Total Persada selalu terbenam air hingga atap. Permukaan air kali memang terlihat sejajar dengan atap di perumahan tersebut.
Asep (40), warga lainnya, mengatakan, daerah permukiman di Gebang itu dulunya adalah rawa. Tanahnya lebih rendah daripada permukaan air kali. Akibatnya, banjir terjadi setiap tahun. Menurut dia, pembangunan tanggul merupakan satu-satunya cara mencegah banjir.
”Saya dengar di sini mau dibangun tanggul kayak di seberang, tapi enggak tahu lagi, deh, beneran atau enggak. Sebenarnya airnya mengalir ke Danau Tomang. Tapi kalau danaunya ditutup atau penuh, ya, kami kesusahan terus,” kata Asep.
Air di Kali Ledug tidak mengalir. Terdapat sampah mulai dari botol plastik, sandal, styrofoam, kardus, dan tumbuh-tumbuhan kering. Kendati begitu, warga mengatakan, sampah-sampah tersebut terbawa dari area permukiman saat hujan turun.
Untuk mencegah banjir, Kamaluddin mengatakan, pemerintah telah berencana meninggikan jembatan dan jalan sekitar 1 meter. Tanggul pun akan dibangun di sisi Jalan Raya Regency seperti di sisi Perumahan Total Persada. Rencana itu diperkirakan terealisasi pada 2020.
Hingga berita ini diturunkan, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Tangerang Tatang Sutisna belum dapat dihubungi. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)