JAKARTA, KOMPAS - Bermain dalam nomor ganda putri, pemain harus siap dengan daya tahan fisik. Nomor ini selalu diwarnai dengan reli hingga lebih dari 60-an pukulan. Pemain pun harus bersiap mental untuk menghadapi hal itu.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu harus bermain selama 1 jam 21 menit untuk menaklukkan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai (Thailand) pada perempat final turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters. Di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (25/1/2019), Greysia/Apriyani menang, 21-16, 17-21, 21-13.
Hampir pada setiap perebutan poin, reli terjadi. Pada gim kedua dan ketiga misalnya, beberapa reli berlangsung hingga lebih dari 60-an pukulan. Saat pemain kelelahan saat melancarkan smes, adu lob pun terjadi.
Ini tak hanya dilakukan saat tenaga terkuras, melainkan untuk membuka peluang, mendapat momen menyerang. Ketika adu lob panjang terjadi misalnya, pemain bisa saling mengecoh dengan tiba-tiba melancarkan smes adu drop shot.
Greysia dan Apriyani pun punya pola pikir masing-masing saat reli terjadi. “Saat reli, saya berpikir bagaimana caranya bertahan dan membuat poin. Lawan juga pasti sama-sama capai,” kata Apriyani.
Greysia punya cara lain untuk bertahan dalam reli. “SAya senyumin saja, biar enggak tegang berusaha. Kalau muka merengut terasa tambah capai. Jadi, saya bawa ketawa aja, senyumin aja,” tutur Greysia.
Pelatih ganda putri pelatnas bulu tangkis Eng Hian mengatakan, ada program spesifik dalam latihan untuk meningkatkan daya tahan. “Untuk daya tahan power, daya tahan otot, mesti diperhatikan karena ganda putri selalu memainkan durasi lama. Tapi lihat kebutuhan juga, kita buat program yang berbeda untuk kedua atlet. Sesuai kebutuhan tiap atlet. Saya buat durasi yang lebih dari satu jam,” jelas Eng Hian.
Untuk melawan unggulan kedua, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang), pada semifinal, Greysia/Apriyani telah melalui tiga pertandingan dengan total waktu 2 jam 47 menit. Pada babak pertama dan kedua, saat menang dalam dua gim, mereka menang dengan waktu 42 dan 44 menit.
Sementara, Matsutomo/Takahashi melewati tiga babak dengan lebih cepat, yaitu 1 jam 43 menit. Juara Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu selalu bermain kurang dari 40 menit. Saat mengAlahkan Du Yue/Li Yinhui (China) pada perempat final, 21-13, 21-15, Matsutomo/Takahashi bermain selama 38 menit.
Untuk melawan Matsutomo/Takahashi, Eng Hian mengatakan, Greysia/Apriyani harus meningkatkan kondisi fisik. “Kondisi otot dan badan pasti menurun. Yang jadi fokus saya adalah bagaimana mereka turun tetapi enggak terlalu drastis karena kendala dengan Jepang bukan kalah strategi tetapi lebih kepada kebugaran mereka. Saya akan menyiapkan mereka agar bisa segar lagi,” kata Eng Hian.
Mantan pemain ganda putra itu juga mengatakan, saat berhadapan dengan pemain-pemain Jepang yang menguasai kekuatan ganda putri, dia tak ingin berpatokan pada statistik pertemuan sebelumnya. Dari 10 pertemuan dengan Matsutomo/Takahashi, Greysia/Apriyani kalah delapan kali.
“Saya tekankan tahun ini tidak mau berpatokan dengan statistik rekam jejak, tetapi fokus meningkatkan kemampuan,” lanjut Eng Hian.
Pada ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir melaju ke semifinal. Menang 21-16, 21-14. Dari Takuro Hoki/Wakana Nagahara (Jepang), Owi/Butet akan melawan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia).