JAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta memesan 438 gerbong dari PT INKA (Persero). Gerbong-gerbong itu untuk menambah kapasitas angkut dan menggantikan yang sudah berusia lebih dari 30 tahun.
Dengan keberadaan gerbong baru ini, diharapkan Daop 1 Jakarta bisa mengangkut 20,4 juta penumpang atau naik 7 persen dari 2018 yang sebanyak 19 juta penumpang.
”Kami juga berharap bisa mengangkut 5,643 juta ton barang dari sebelumnya mengangkut 5,035 juta ton atau naik 12 persen,” kata EVP PT KAI Daop 1 Dadan Rudiansyah di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Dadan optimistis target itu dapat tercapai. Sebab, saat ini kereta api telah menjadi pilihan masyarakat. Apalagi, ditengarai banyak penumpang yang beralih dari pesawat ke kereta api.
”Kami sudah melakukan survei kepada penumpang, terutama penumpang pengguna kereta tidur Jakarta-Surabaya. Mereka pindah dari pesawat antara lain karena harganya terjangkau,” ujar Dadan.
Dadan menambahkan, KAI Daop 1 juga memiliki sejumlah strategi untuk mencapai target 2019. Strategi itu antara lain mengubah jadwal keberangkatan kereta. KA Fajar Utama Yogya, Gajahwong, Sawunggalih Pagi, Sawunggalih Malam, Jaka Tingkir, Kutojaya Utara, dan Cirebon Ekspress juga akan berhenti di Stasiun Bekasi, Karawang, dan Cikampek.
”Diharapkan, dengan berhenti di kota-kota ini, akan lebih banyak penumpang yang tertarik naik kereta sehingga okupansi meningkat,” katanya.
Deputi EVP 1 Daop 1 Jakarta bidang Teknis dan Operasional Sofyan Hasan menjelaskan, Daop 1 KAI juga akan menambah jumlah gerbong dalam satu rangkaian kereta, terutama pada akhir pekan. Sebab, pada akhir pekan jumlah penumpang meningkat.
”Yang paling terasa adalah kereta antarkota seperti Jakarta-Bandung. Jumlah penumpangnya meningkat sangat tinggi. Jika semula ada delapan perjalanan untuk KA Argo Parahyangan, pada 2018 menjadi 16-17 perjalanan atau 32-34 keberangkatan. Tingkat okupansinya juga menjadi 90-100 persen,” kata Sofyan.
Angkutan barang
Untuk angkutan barang, Deputi 2 Daop 1 Jakarta Bidang Pelayanan dan Komersial Choentrianto menjelaskan, pada 2018, jumlah barang yang diangkut meningkat 48 persen secara tahunan menjadi 5,035 juta ton. Peningkatan jumlah barang yang diangkut itu akibat penambahan KA barang dan penambahan frekuensinya.
”Untuk mencapai target 2019 yang naik 12 persen, strategi kami adalah menggandeng asosiasi angkutan ritel dan korporasi dengan mitra angkutan baru dan yang sudah ada untuk meningkatkan jaringan,” kata Choentrianto.
Selain itu, Daop 1 KAI juga akan meningkatkan penetrasi langsung ke perusahaan potensial dan meningkatkan sinergi dengan perusahaan BUMN dan logistik.