KUALA LUMPUR, JUMAT - Majelis Para Sultan Malaysia menyetujui penunjukan Sultan Abdullah sebagai Yang Dipertuan Agung XV. Sultan Pahang itu akan dilantik pada 31 Januari 2019.
Sidang Majelis Para Sultan digelar pada Kamis (24/1/2019), di Kuala Lumpur. Mereka berkumpul untuk menentukan pengganti Sultan Muhammad V sebagai Yang Dipertuan Agung. Sultan Muhammad V dari Kelantan, mengundurkan diri kala baru menjalani dua tahun dari lima tahun masa jabatannya.
Dalam sejarah Malaysia, baru kali ini ada kepala negara mengundurkan diri di tengah masa jabatan. Sultan Muhammad V seharusnya menjabat sampai 13 Desember 2021.
Pemelihara Tera Para Raja, Syed Danial Syed Ahmad, mengatakan bahwa Sultan Abdullah dipilih berdasarkan sistem rotasi di antara para sultan. Sejak Malaysia berdiri pada 1957, disepakati pimpinan sembilan kesultanan di Malaysia bergiliran menjadi kepala negara. Masa jabatan kepala negara, dengan gelar Yang Dipertuan Agung, berlangsung selama lima tahun. Setiap kesultanan harus menunggu 40 tahun sebelum mendapat giliran.
Dengan penunjukan Abdullah, Pahang akhirnya mendapat giliran kedua. Giliran pertama diperoleh pada 1979-1984.
Fungsi
Status kepala negara tidak membuat Yang Dipertuan Agung punya kekuasaan dalam pemerintahan di Malaysia. Perannya lebih banyak seremonial. Sebagai kepala negara, tugas utama Yang Dipertuan Agung adalah menyetujui pengangkatan lalu melantik para pejabat utama pemerintah federal Malaysia.
Fungsi ini memicu kontroversi setelah pemilu Mei 2018. Sultan Muhammad V tidak segera melantik Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri Malaysia. Mahathir diketahui harus menunggu berjam-jam sebelum akhirnya dilantik Sultan Muhammad V.
Konferensi pers berulang oleh Pakatan Harapan, koalisi pemenang pemilu, menekan Sultan Muhammad V agar segera melantik Mahathir. Pelantikan akhirnya digelar malam hari
Kala Sultan Muhammad V dilantik, Mahathir juga tidak diundang. Kini, Sultan Muhammad V mengundurkan diri sebagai kepala negara. Sementara Mahathir masih meneruskan jabatan sebagai kepala pemerintahan (AFP/REUTERS)