Tak lengkap rasanya berkunjung ke Malang Raya, Jawa Timur, tanpa mencicipi street food atau jajanan pinggir jalan. Meski merupakan makanan pinggir jalan, namun rasanya tidak kalah dengan camilan berkelas restoran atau toko makanan.
Ada dua model jajanan di Kota Malang yaitu take away (dibawa pulang) dan dine-in (makan di tempat). Meski hanya makanan pinggir jalan, namun beberapa jajanan tersebut ada yang sudah bertahan sejak puluhan tahun lalu.
Berikut ini beberapa makanan pinggir jalan di Malang Raya yang patut dicoba:
Sempol
Sempol adalah makanan ringan berbahan dasar daging ayam giling dicampur dengan tepung kanji dan terigu, serta beberapa bumbu tambahan. Setelah diuleni hingga kalis, adonan dibuat lonjong, dan ditusuk dengan bambu. Biasanya penjual sempol akan menata sempol mentah tersebut di wadah kaca sehingga pengunjung bisa melihatnya dari luar.
Saat hendak disajikan, sempol digoreng terlebih dahulu. Cara menggorengnya pun unik, karena sebelum di goreng dalam minyak panas, penjual harus mencelupkan sempol mentah ke dalam kocokan telur terlebih dahulu. Saat setengah matang, sempol diangkat dari minyak panas dan kembali dicelupkan ke dalam kocokan telur.
Selanjutnya, sempol kembali digoreng hingga matang. Setelah digoreng, sempol matang akan ditiriskan terlebih dahulu, untuk selanjutnya disajikan dengan saus sambal atau bumbu kacang. Rasa sempol gurih, karena selain bumbunya sudah gurih, juga karena ada lapisan telur di bagian luarnya.
Makanan ringan jenis ini banyak dijajakan oleh pedagang kaki lima di beberapa sudut Kota Malang seperti Taman Trunojoyo (depan Stasiun Malang), sekitar alun-alun Merdeka Kota Malang, serta di depan sekolahan. Camilan ini muncul di Kota Malang sekitar tahun 2000-an. Kemunculannya menggantikan cilok bakar yang saat itu sempat booming di Kota Malang.
Cilok
Cilok adalah camilan ringan berbentuk bulat seperti bakso, terbuat dari campuran daging ayam dan tepung kanji. Sebagai pelengkap, biasanya penjual cilok menambahkan gorengan ataupun irisan tahu. Cilok dimakan bersama dengan bumbu saus sambal ataupun bumbu kacang.
Sebagaimana makanan sempol, tidak pernah diketahui pastinya dari mana asal dua makanan tersebut. Namun hampir di beberapa sudut keramaian selalu ada orang menjual cilok. Sempat ada inovasi dengan menjual cilok bakar. Namun oleh karena butuh waktu lama untuk membakar cilok, maka sekarang penjual lebih senang menjajakan cilok biasa.
Untuk dapat mencicipi cilok, penikmat kuliner bisa mencari di beberapa sudut keramaian di Kota Malang. Biasanya pedagang cilok akan bersebelahan dengan pedagang sempol.
Putu Lanang
Putu lanang adalah makanan dari tepung beras yang di dalamnya berisi gula merah. Putu disajikan dengan parutan kelapa muda. Makanan tradisional ini biasanya disajikan dengan beberapa jajan pasar lain seperti cenil dan lupis.
Salah satu penjual putu lanang terkenal di Kota Malang berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto gang buntu (gang di antara tempat cuci cetak film dan toko sepeda motor). Penjual putu lanang di sana adalah Siswoyo dan keluarganya. Ia meneruskan usaha dari ibunya Supiah. Ibu Supiah sudah berjualan putu lanang sejak tahun 1935.
Putu lanang di Jalan Jaksa Agung Suprapto buka mulai pukul 17.30 WIB. “Biasanya selama 3 jam sudah habis. Tapi ya tergantung pembelinya,” kata Siswoyo. Seporsi putu lanang dijual seharga Rp 10.000.
Selain berjualan putu lanang di sana, Siswoyo juga memenuhi pesanan pemerintah daerah, hotel, restoran, atau masyarakat umum. Salah satu kemasan cukup dicari pemesan adalah putu lanang dan jajan pasar dalam nampan bambu (tampah). Harga porsi makanan senampan tersebut antara Rp 100.000-Rp 500.000.
Lupis dan Tape Ketan Cangar
Jika Anda sedang berwisata ke Pemandian Air Panas Cangar di Kota Batu, maka jangan lupa mencicipi makanan ringan lupis-tape ketan hitam. Kombinasi perpaduan rasa legit lupis ketan putih dan nikmatnya tape ketan hitam, memberikan pengalaman rasa unik yang pernah ada. Di tengah hawa dingin kawasan Cangar, makanan ringan tersebut memberikan rasa hangat dari air tape yang menjadi ‘kuahnya’.
Jagung Bakar dan STMJ
Satu lagi makanan pinggir jalan yang cukup banyak ada di Malang adalah jagung bakar dan minuman STMJ (susu telor madu jahe). Ada beberapa titik sentra jagung bakar seperti di Malang Raya seperti di kawasan wisata payung Kota Batu, pusat kuliner Pulosari Kota Malang, dan sentra jagung bakar Tawangmangu.
Rata-rata, pusat jajanan jagung bakar tersebut buka pada malam hari di atas jam 18.00 WIB hingga diri hari. Di sana, selain jagung bakar dan STMJ, juga dijual beberapa makanan ringan seperti pisang goreng dan roti bakar.