PALEMBANG, KOMPAS — Selama Januari 2019, jumlah penerbangan dari dan menuju Palembang yang dibatalkan naik lebih dari 100 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pembatalan ditengarai akibat harga tiket yang naik tajam ditambah dengan kebijakan bagasi berbayar.
General Manager Angkasa Pura II Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Fahroji, Jumat (25/1/2019), di Palembang, mengatakan, sejak 1 Januari hingga 23 Januari 2019, jumlah penerbangan yang dibatalkan mencapai 639 penerbangan atau sekitar 27 penerbangan per hari. ”Hampir semua maskapai melakukan pembatalan penerbangan,” ujarnya.
Angka itu meningkat 123 persen atau 353 penerbangan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang jumlah pembatalannya hanya 286 penerbangan. Penerbangan yang paling banyak dibatalkan adalah rute Palembang-Jakarta disusul Palembang-Jambi, Palembang-Pekanbaru, dan Palembang-Padang. ”Hal serupa terjadi pada penerbangan sebaliknya,” ujar Fahroji.
Adapun jumlah penumpang selama 1 Januari hingga 23 Januari dari Palembang dan menuju Palembang mencapai 10.628 penumpang, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 11.900 penumpang atau turun 1.272 penumpang.
Fahroji menyebutkan, alasan pembatalan penerbangan karena permasalahan operasional. ”Terkait alasan lanjutan, tentu ada kebijakan dari masing-masing maskapai,” ucapnya.
Biasanya pembatalan penerbangan sudah diberitahukan oleh maskapai kepada pihak terkait, termasuk penumpang, paling lambat satu hari sebelum keberangkatan. ”Selama ini tidak ada komplain berlebihan dari penumpang karena pembatalan sudah diberitahukan oleh maskapai terkait,” kata Fahroji.
Biasanya, lanjut Fahroji, pembatalan dilakukan saat sepi peminat (low season). Penerbangan akan digabungkan dengan pesawat berkapasitas lebih besar. Sebaliknya, pada saat banyak penumpang (high season), maskapai memutuskan menambah jadwal penerbangan karena jumlah penumpang membeludak. ”Ini tentu dengan pemberitahuan terlebih dahulu,” kata Fahroji.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumsel Anton Wahyudi menilai, banyak penerbangan dibatalkan karena jumlah penumpang jauh berkurang. Anjloknya jumlah penumpang disebabkan harga tiket yang melambung tinggi dan kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan sejumlah maskapai penerbangan sejak Januari ini.
Menurut dia, kenaikan harga tiket cukup mengagetkan karena saat ini low season. ”Seharusnya harga tiket menurun. Beberapa waktu lalu, harga sempat turun, tetapi tidak lama setelah itu kembali melambung,” ujarnya.
Saat ini, harga tiket penerbangan rute Palembang-Jakarta berkisar Rp 800.000 sampai Rp 1,2 juta untuk penerbangan murah dan penerbangan layanan penuh. Padahal, sebelum harga naik, harga tiket rute Palembang-Jakarta hanya Rp 400.000-Rp 700.000.
Anehnya, lanjut Anton, ada perbedaan tarif sangat mencolok antara penerbangan domestik dan internasional. Perbedaannya bisa mencapai 100 persen. ”Harga tiket Jakarta-Batam jauh lebih mahal dibandingkan dengan tiket Jakarta-Singapura, padahal jarak antara kedua kota tujuan tersebut tidak terpaut jauh,” tuturnya.
Harga tiket Jakarta-Batam Rp 1,1 juta hingga Rp 1,7 juta. Adapun harga tiket Jakarta-Singapura Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta.
Berdampak ke UMKM
Melihat fenomena ini, ujar Anton, pemerintah harus mengambil kebijakan agar peminat angkutan udara tidak menyusut. Kenaikan harga tiket dan bagasi berbayar tidak hanya berdampak pada menurunnya minat masyarakat menggunakan pesawat terbang, tetapi juga berdampak pada menurunnya omzet usaha mikro, kecil, dan menengah.
”Karena harga tiket dan adanya kebijakan bagasi berbayar, penumpang memutuskan tidak membeli oleh-oleh. Ini tentu akan berpengaruh pada industri kuliner dan sejenisnya,” ucapnya.
Romeo Sanputra (22), penumpang rute Palembang-Pekanbaru, cukup kaget dengan kebijakan bagasi berbayar dan harga tiket yang melambung. ”Sebelum harga tiket naik, saya hanya membayar Rp 900.000, sekarang naik menjadi Rp 1,3 juta. Kenaikan ini tentu sangat memberatkan,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Romeo, kebijakan bagasi berbayar menjadi beban tersendiri. ”Saya tidak bisa lagi membawa oleh-oleh untuk rekan sekerja,” kata Romeo. Padahal, sebelumnya, oleh-oleh selalu menjadi bawaan wajib saat ia berdinas di luar kota.
Sales Citilink Wilayah Palembang, Bachtiyar Setyawan, menerangkan, dari delapan penerbangan Citilink di Palembang setiap hari, pihaknya hanya menghentikan operasi satu rute, yakni Palembang-Halim Perdanakusuma pukul 16.30 WIB. Penghentian ini berdasarkan keputusan dari kantor pusat mengingat kondisi low season. ”Jadi, bukan karena kenaikan harga tiket,” ucapnya.