Tahun Ini, Investasi Logam Mulia Tetap Berkilau
JAKARTA, KOMPAS - Logam mulia diprediksi tetap diminati dalam perdagangan berjangka komoditas pada tahun ini. Ini disebabkan oleh kondisi perekonomian global yang tak menentu. Kendati demikian, investor diminta tetap memperhitungkan risiko.
Hal itu mengemuka dalam Investment Outlook bertajuk “Kemilau Harga Emas di Tahun 2019”, Jumat (25/1/2019), di Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh perusahaan pialang berjangka, PT Rifan Financindo Berjangka.
Hadir dalam acara itu Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang, Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Rifan Financindo Berjangka, Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka Teddy Prasetya, Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya, dan ahli feng shui Mas Dian.
Mekanisme perdagangan berjangka komoditas terbagi dua, yaitu multilateral dan bilateral. Multilateral adalah transaksi jual beli antara banyak pihak yang terbuka di pasar saham, sedangkan bilateral adalah transaksi yang hanya digunakan antara satu pihak dengan pihak lain yang terjadi di luar bursa.
Ini disebut juga sistem perdagangan alternatif. Perbedaan di antara kedua sistim ini terletak pada tujuan. Multilateral bertujuan membentuk harga dan lindung nilai (hedging), sedangkan bilateral bertujuan untuk spekulasi.
Berdasarkan data Bursa Berjangka Jakarta tahun 2018, kontrak emas dalam transaksi multilateral berjumlah 576.854 lot atau paling diminati. Jumlah kontrak itu sekitar 43,2 persen dari total kontrak secara keseluruhan. Peringkat kedua disusul kopi (513.164 lot), olein (183.075 lot), dan kakao (6.722 lot).
PT Rifan Financindo Berjangka mencatat, transaksi emas di kontrak bilateral mencapai 95 persen. Chief Business Officer Teddy Prasetya menyatakan, emas tetap menjadi komoditas yang dilirik pada tahun ini. Hal itu disebabkan oleh ketidakpastian perekonomian global.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China belum diketahui kapan akan menurun tensinya. "Dengan ini, orang akan memilih ke investasi yang safe heaven (aset aman), seperti emas. Harga emas pada akhir 2019 diprediksi akan naik menjadi 1.400 dollar AS per troy ounce,” kata Teddy.
Orang akan memilih ke investasi yang safe heaven (aset aman), seperti emas. Harga emas pada akhir 2019 diprediksi akan naik menjadi 1.400 dollar AS per troy ounce.
Satu troy ounce setara 31,1 gram. Dengan nilai tukar berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Jumat (25/1/2019) Rp 14.163 per dollar AS, harga logam mulia pada 2019 diperkirakan Rp 637.562 per gram.
Melangsir Bloomberg, pada perdagangan Jumat (25/1/2019), harga emas spot dibuka 1.280 dollar AS per troy ounce, lalu ditutup pada harga 1.298 dollar AS per troy ounce. Sepanjang tahun 2018, harga emas spot tertinggi adalah 1.353 dollar AS per troy ounce.
Baca juga: Emas Masih Jadi Pilihan Masyarakat
Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi menjelaskan, saat ini terdapat 61 perusahaan pialang berjangka di Indonesia. Dia mengingatkan, industri ini termasuk berisiko tinggi. Oleh sebab itu, investor harus sangat mengenali betul risiko berinvestasi di perdangan berjangka.
“Jangan hanya mengejar keuntungan. Kadang-kadang nasabah tidak tahu dia masuk saat harga berbalik dari yang dia inginkan (tidak sesuai prediksi), itu yang bikin amblas,” kata Fajar.
Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang menambahkan, nasabah diharapkan memilih perusahaan pialang saham yang legal. Di samping itu, tawaran dari perusahaan pialang harus dipahami.
Dia mengajak agar nasabah tidak terlena dengan janji perusahaan pialang ilegal. “Kalau ada perusahaan pialang mengatakan ‘pasti untung sekian persen’, itu harus dicurigai,” kata Paulus.
Paulus juga meminta nasabah juga harus bisa menahan diri. “Jangan tamak. Makanlah sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang,” kata dia.
Prediksi feng shui
Kehatia-hatian dalam berinbestasi juga ditegaskan ahli feng shui Mas Dian saat menjelaskan prediksi tahun 2019 atau tahun babi kayu. Menurutnya, industri bank, saham, dan surat berjangka atau investasi secara umum merupakan jenis pekerjaan dengan persaingan ketat.
“Nasabah perlu perjuangan keras kalau mau berhasil. Untuk surat berjangka misalnya, butuh keteguhan untuk terus memantau harga. Selain itu, risiko juga harus diperhatikan,” kata Dian.
Komoditas yang menarik untuk investasi adalah yang berasal dari unsur kayu dan api. Sementara komoditas dari unsur tanah tidak begitu beruntung pada tahun ini.
Dia melanjutkan, komoditas yang menarik untuk investasi adalah yang berasal dari unsur kayu dan api. Sementara komoditas dari unsur tanah tidak begitu beruntung pada tahun ini.
Di sisi lain, ahli feng shui yang sudah menulis 44 buku ini menjelaskan, pekerjaan yang tergolong lancar tahun 2019 adalah biro jasa, marketing dan pengacara. (INSAN ALFAJRI)