JAKARTA, KOMPAS – Taipan pendiri Sinar Mas Grup Eka Tjipta Widjaja meninggal dunia pada usia ke-98 tahun, Sabtu (26/1/2019) pukul 19.43 di Jakarta.
Informasi tersebut diterima dari Managing Director Sinarmas G Sulistiyanto sesaat usai kepergian almarhum. “Telah meninggal dunia jam 19.43 bapak Eka Tjipta Widjaja Sinarmas. Akan disemayamkan di Rumah Duka Gatot Subroto Jakarta,” demikian informasi yang diterima Kompas, Sabtu malam.
Informasi serupa juga disampaikan Emmy Emmy Kuswandari, Corporate Affairs Communications Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.
Kepergian Eka meninggalkan kesan yang mendalam. Mantan Menteri Perindustrian yang juga Direktur Sinar Mas Group Saleh Husin mengatakan, “Beliau orang yang sangat tekun dalam bekerja dan baik terhadap semua orang serta rendah hati.”
Ditambahkan Saleh Husin, “Pak Eka sangat berhasil dalam mendidik anak-anaknya. Tentu kami sangat kehilangan seorang panutan”.
Hingga pukul 22.10, suasana di rumah duka Sentosa di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat masih terlihat sepi. Rencananya, jenazah Eka Tjipta Widjaja akan disemayamkan di rumah duka ini.
Belum terlihat tanda-tanda keluarga maupun sanak saudara dari almarhum pendiri Sinar Mas tersebut di lokasi.
Eka Tjipta dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Catatan Litbang Kompas, kekayaan Eka Tjipta per tahun 2018 mencapai 13,9 miliar dolar Amerika Serikat.
Pada tahun yang sama, dia dinobatkan sebagai orang terkaya kedua di Indonesia versi majalah Globe Asia. Sementara pada tahun 2018, Eka tercatat sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia versi majalah Forbes Indonesia.
Tahun 1932, Eka berlayar selama tujuh hari tujuh malam ke Makassar. Begitu tiba, Eka langsung bekerja pada toko kecil milik ayahnya yang lebih dulu tiba di Makassar.
Umur 15 tahun, Eka mulai berdagang sendiri di Makassar. Usaha kopra pertamanya kemudian didirikan tahun 1968 dengan nama Bitung Manado Oli, Ltd.
Tahun 1972, Eka merambah bisnis lain dengan membuat pabrik soda kimia, Tjiwi Kimia yang kemudian menjadi pabrik kertas Sinar Mas. Tahun itu pula, Eka memulai usaha properti bernama PT Duta Pertiwi.
Kemudian, usahanya terus menggurita dengan diantaranya merambah ke sektor perbankan melalui Bank Sinarmas, telekomunikasi melalui PT Smart Telecom, dan pabrik kertas Asia Pulp & Paper.
Dalam wawancara khusus dengan Kompas, pada Februari 1995, Eka mengatakan, ”Saya sungguh menyadari, saya bisa seperti sekarang karena Tuhan Maha Baik. Saya sangat percaya Tuhan, dan selalu ingin menjadi hamba-Nya yang baik”.
Eka menambahkan, “Kecuali itu, hematlah”. Eka menyarankan bila ingin menjadi pengusaha besar maka belajarlah untuk mengendalikan uang. Jangan laba hanya Rp 100, belanjanya Rp 90. “Waaaah, itu cilaka betul,” ujarnya.
Berkat tangan dingin Eka, Sinar Mas mampu mencapai usia ke-80 pada tahun 2018 lalu. Sinar Mas pun ditopang dengan enam pilar yakni energi dan infrastruktur, telekomunikasi, jasa keuangan, properti, agribisnis dan makanan serta pulp dan kertas.