Seorang nelayan Cirebon, Jawa Barat, ditemukan tewas di perairan Gebang, Minggu (27/1/2019). Korban sebelumnya hanyut sejak Jumat. Perahu yang ia gunakan terbalik dihantam ombak dan angin kencang.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Seli Pratama (25), nelayan asal Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ditemukan tewas di perairan Gebang, Minggu (27/1/2019) siang. Korban hanyut setelah terhantam ombak ketika melaut pada Jumat (25/1/2019).
Koordinator Lapangan Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cirebon, Faozan, mengatakan, jasad korban ditemukan sekitar 200 meter dari titik tenggelam Pantai Baro, Desa Gebang Mekar, Gebang. Selain BPBD Kabupaten Cirebon, kantor SAR Cirebon, TNI AL Cirebon, serta personel Direktorat Polisi Air dan Udara Polda Jabar turut membantu pencarian korban sejak Jumat.
Pencarian dilakukan menggunakan dua perahu karet dan lima kapal nelayan. Petugas menyisir pantai dengan jaring penangkap ikan untuk menemukan korban. Kini, jasad anak buah kapal tersebut sudah diberikan kepada keluarga.
Menurut Faozan, peristiwa itu bermula ketika korban bersama Sukarna (36) dan Maskur (30) serta nakhoda kapal Casmar melaut untuk mencari rajungan di perairan utara Jawa, Jumat dini hari. Semuanya merupakan warga Gebang.
Namun, dalam perjalanan pulang siang harinya, sekitar 1,5 kilometer dari Pantai Baro, tiba-tiba ombak menghantam perahu mereka. Perahu ukuran sekitar 5 gros ton itu pun terbalik. ”Tiga awak kapalnya berusaha berpegangan pada jeriken solar dan penutup tempat penampungan ikan. Mereka lalu berenang ke bibir Pantai Baro untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.
Meski demikian, keberadaan Seli tak diketahui. Ia hanyut terbawa arus. Ketiga awak yang selamat pun melaporkan kejadian tersebut kepada Satuan Polisi Air Polres Cirebon. Mereka lalu dibawa ke Puskesmas Ender untuk mendapatkan perawatan.
Tim SAR bersama sejumlah pihak mencari Seli sejak Jumat. Namun, korban ditemukan meninggal pada Minggu sekitar pukul 09.30. ”Kondisi ombak yang tinggi dan angin kencang dari utara ke timur menjadi kendala petugas dalam melakukan pencarian,” kata Faozan.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn, mengatakan, gelombang di perairan Cirebon bisa mencapai 2,5 meter dengan kecepatan angin 25 knot atau sekitar 50 kilometer per jam. ”Kondisi ini diprediksi hingga akhir Januari. Nelayan harus waspada jika ingin tetap melaut,” ujarnya.
Ketua Koperasi Mina Waluya Bondet, Cirebon, Yudi mengatakan, sebagian besar nelayan di Cirebon saat ini memilih tidak melaut karena cuaca buruk. Apalagi, nelayan dengan perahu ukuran 5 GT. ”Namun, bagi sebagian kecil nelayan pencari rajungan, mereka tetap melaut. Rajungan biasanya ke permukaan laut kalau arus kuat seperti sekarang,” ujarnya.