MATARAM, KOMPAS-Beragam bencana melanda beberapa kabupaten-kota di Nusa Tenggara Barat menyusul cuaca ekstrem selama sepekan terakhir. Akibatnya puluhan rumah warga dan ruang belajar sekolah rusak, beberapa jembatan terputus.
Bencana itu yakni angin kencang, puting beliung, banjir, rob, tanah longsor hingga kebakaran. “Tidak ada korban jiwa, namun terbanyak kerusakan infrastruktur jembatan dan jalan,” ujar M Rum, Kepala Badan Penanggulangan Bencana NTB, Sabtu (26/1/2019) di Mataram.
Sedikitnya 2.292 jiwa (681 kepala keluarga) terdampak cuaca ekstrim yang terjadi 19-24 Januari. Kota Mataram sempat dilanda hujan deras dan puting beliung. Akibatnya puluhan rumah rusak berat dan sedang, 16 mobil/sepeda motor rusak tertimpa pohon tumbang.
"Tiga sekolah, satu kampus di Kota Mataram, dan satu sekolah di Lombok Timur juga rusak akibat terjangan angin," kata Rum.
Di Kabupaten Lombok Utara tepatnya di Desa Jenggala, satu jembatan putus. Di Kabupaten Sumbawa Barat jalan ambles sepanjang 50 meter di rute Sekongkang-Talonang. Di Kabupaten Lombok Tengah dua jembatan putus. Adapun di Desa Sanggar dan Donggo, Kabupaten Bima terjadi rob.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumbawa Barat Hendra Adiwinata, mengatakan, angin puting beliung disertai hujan deras Kamis (24/1/2019) pukul 16.20 wita mengakibatkan tumbangnya sejumlah pohon yang sempat menghalangi akses jalan lintas Taliwang-Jereweh, dan di lintas Taliwang-Sumbawa.
"Tanah longsor yang menggerus tiga perempat bahu jalan juga di lintas Sekongkang-Talonang, dekat Desa Tatar," tutur Hendra. Listrik padam karena tiang dan kebal tertimpa pohon tumbang, sementara jaringan telepon pun sempat terputus.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kelas II Bandara Internasional Lombok, sebelumnya mengimbau masyarakat NTB untuk mewaspadai terjadinya angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor di wilayah bantaran sungai serta wilayah perbukitan.
Menurut analisis BMKG, aliran massa udara di sebagian besar wilayah Indonesia yang didominasi angin barat. Kondisi itu memacu peningkat peluang terbentuknya awan-awan konvektif hujan di wilayah NTB.
Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem itu, jajaran BPBD NTB melakukan pemantauan di 10 Kabupaten-Kota melalui radio komunikasi, dan media sosial. Bahkan tiap kabupaten diminta menyiagakan Pusat Pengendalian Operasional selama 24 jam, menerjunkan Tim Reaksi Cepat ke lapangan di antaranya pada titik yang banyak pohon tumbang karena mengganggu akses transportasi .
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik NTB, Agung Pramuja, mengatakan, BPPD NTB telah mendistribusikan logistik untuk membantu warga terdampak. Bantuan itu berupa 500 kg beras, 200 Lembar karung, 250 Lembar terpal, 200 lembar matras, 950 selimut, 80 dus lauk-pauk, 50 lembar baju kaos, 50 lembar baju kemeja dan 50 lembar sarung.
"Hingga Sabtu (26/1) sore, cuaca di Pulau Lombok mendung. Adapun di Kabupaten Sumbawa terjadi hujan," kata Petrus Sina Dey Dala, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorogi Kelas II Bandara Internasional Lombok.