Jika dilihat, mata Bobo Gajahmada sama sayu dengan anjing sejenisnya. Suasana batin Bobo pun bisa dirasakan ketika sudah bercengkerama, terlebih melakukan perjalanan bersamanya. Pengalaman perjalanan anjing itu tergambarkan dalam karya kolaborasi penulis Irma Lengkong Mikkonen dengan pelukis Hanafi.
Bobo Gajahmada adalah seekor anjing basset yang bertelinga panjang, berkaki pendek, dan bermata sendu. Anjing itu sudah sejak lama menjadi sumber imajinasi pemiliknya, Irma. Perjalanannya ke sejumlah negara bersama Bobo, Irma abadikan dalam tulisannya.
Cerita yang menggambarkan hubungan Irma dengan Bobo itu turut menginspirasi pelukis, Hanafi, untuk menuangkan perjalanan anjing itu ke dalam guratan tintanya di atas kanvas.
Kolaborasi Irma dan Hanafi ini dibukukan dalam buku Bobo: The Travelling Hound. Buku tersebut diluncurkan di Grand Kemang Hotel, Jakarta, Jumat (25/1/2019). Peluncuran buku itu juga disertai dengan pameran lukisan karya Hanafi yang menampilkan perjalanan Bobo ke sejumlah negara. Pameran lukisan itu akan berlangsung hingga 3 Februari mendatang.
Dengan sangat personal, Irma, pencinta perjalanan ke banyak negeri, ini menuliskan kisah perjalanannya dengan Bobo. Irma yang kala itu tinggal di Inggris kerap mengajak Bobo ke berbagai tempat. Irma melihat berbagai gerak-gerik Bobo yang unik ketika merespons suasana dan orang-orang di tempat yang baru dikunjunginya.
”Karena saya suka travelling, saya ingin menuliskan kisah perjalanan saya bersama Bobo yang sudah saya rawat sejak kecil. Namun, saya ingin perjalanan ini bisa saya respons menjadi karya kolaborasi,” kata Irma dalam pembukaan pameran lukisan dan peluncuran buku Bobo: The Travelling Hound di Grand Kemang Hotel yang berada bilangan Kemang ini.
Irma menuliskan pengalaman personalnya bersama Bobo sejak 2015. Setelah berkonsultasi ke banyak sahabat, akhirnya Irma memutuskan berkolaborasi dengan pelukis Hanafi. Pada pertengahan 2018, Hanafi baru terlibat dalam proyek kolaborasi itu dengan cara kembali menapaki perjalanan Irma dan Bobo keliling Inggris, Perancis, Belanda, dan Belgia.
Irma mengungkapkan, ia memperoleh banyak pemahaman baru dalam perjalanannya ke sejumlah negara bersama Bobo. Bobo kerap menjadi pencair suasana bagi siapa saja yang ditemui. Orang Eropa yang sibuk dengan urusan masing-masing bisa tersenyum terhadap Irma setelah melihat kelakuan Bobo yang menggemaskan saat berlari.
Bobo juga kerap menjadi jembatan komunikasi antara Irma dan berbagai orang yang ia temui di Eropa. Bobo menarik perhatian orang yang lalu lalang. Ada yang memotret, mengelus kepalanya, bahkan bermain dengan Bobo. Hal-hal itu yang membuka komunikasi Irma dan orang-orang yang menyapa Bobo.
Irma juga menyadari bahwa anjing memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan masyarakat Eropa. Di Belanda, ia mengunjungi museum yang berkisah tentang manusia Eropa tahun 1600-an. Di sana terdapat lukisan dan ornamen anjing. Di Belgia, Irma juga tersadar bahwa ada karya termasyhur komikus Belgia, Herge, yakni Petualangan Tintin yang juga menceritakan petualangan Tintin bersama seekor anjing.
Hanafi, pelukis yang dikenal dengan karya abstraknya, merespons kisah perjalanan Irma bersama Bobo itu dalam sisi naturalisme dengan tidak menghilangkan kekhasan obyeknya. Di sisi lain, Hanafi memberi unsur latar belakang sapuan warna untuk mempercantik realitas tempat yang ia lihat.
Dalam setiap perjalanan, Hanafi mencoba melihat realitas setiap tempat yang dikunjungi dengan mata Bobo. Hanafi mencoba mendalami ”mata sedih” khas anjing basset dalam merespons suasana dan nuansa yang berbeda. Mata Bobo selalu terlihat sendu, tetapi emosi Bobo tecermin dari gestur dan latar belakang warna tinta akrilik yang Hanafi goreskan di atas kanvas.
”Abstrak atau tidak, itu soal teknis. Bukan materi. Bobo saya pinjam matanya untuk melihat pada saat hujan, saat kondisi ramai, atau pada saat ia lapar,” kata Hanafi.
Jika disandingkan, lukisan Hanafi tampak tak merespons kisah perjalanan Irma dengan Bobo. Sebaliknya, dari lukisan yang dibuatnya, Hanafi tampak lebih berusaha mencoba menerjemahkan nuansa hati Bobo saat melalui perjalanan bersama Irma. Hal itu terlihat pada lukisan Hanafi yang menampilkan ekspresi wajah dan tubuh Bobo, baik saat kepalanya mendongak ke atas, tubuhnya menelungkup, maupun saat berlari.
Membaca tulisan Irma dan melihat lukisan Hanafi, kita dibuat larut dalam kisah manusia terhadap anjing kesayangannya sekaligus melihat ekspresi anjing terhadap orang yang ia sayangi dalam berbagai suasana. (SUCIPTO)