Pemulihan Sosial dan Infrastruktur di Sulsel Diutamakan
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
GOWA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan masih menghitung anggaran pemulihan pascabencana banjir, longsor, dan angin kencang yang terjadi di 10 kabupaten/kota. Upaya rehabilitasi menjadi tahapan penting bagi warga penyintas bencana untuk kembali menata kehidupan.
Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman berkomitmen upaya rekonstruksi serta rehabilitasi wilayah terdampak bencana secara seimbang akan berfokus pada aspek infrastruktur fisik dan pemulihan dimensi sosial-budaya.
”Agar pemulihan bisa tepat sasaran menyasar kedua aspek ini, proses penghitungan kerugian dampak bencana harus dilakukan secara menyeluruh,” ujarnya saat mengunjungi posko pengungsian di Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Minggu (27/1/2019).
Proses penghitungan kerugian masih terhambat akibat terputusnya akses menuju sejumlah daerah terdampak bencana. Contohnya di wilayah pedalaman Kabupaten Gowa. Ditargetkan pada 29 Januari atau hari terakhir status tanggap darurat bencana, akses menuju seluruh wilayah sudah kembali terbuka.
Terbukanya akses ke seluruh wilayah terdampak bencana, lanjut Sudirman, juga diperlukan agar distribusi bantuan logistik bisa diterima setiap warga. Pihaknya memastikan pemerintah akan hadir hingga aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat pulih.
”Seusai status tanggap darurat bencana berakhir, kami akan menggelar rapat dengan 10 kepala daerah yang wilayahnya terdampak banjir dan longsor untuk membahas normalisasi,” kata Sudirman.
Menurut Sudirman, hingga saat ini Kabupaten Jeneponto menjadi daerah yang terkena dampak bencana terparah. Selain korban jiwa dan rusaknya bangunan rumah, aspek sosial ekonomi warga juga terganggu akibatnya rusaknya lahan pertanian serta hilangnya hewan ternak.
”Kami berharap data valid terkait dampak bencana nanti bisa direspons dengan tambahan bantuan dari pemerintah pusat,” kata Sudirman.
Berdasarkan perhitungan yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Minggu pukul 12.00, bencana di Sulsel mengakibatkan 68 orang meninggal, 7 orang hilang, 47 orang luka, dan 6.757 orang mengungsi.
Sementara kerusakan fisik permukiman warga akibat bencana meliputi 33 rumah hanyut, 459 rumah rusak berat, 30 rumah rusak sedang, 23 rumah rusak ringan, dan 5 rumah masih tertimbun longsor.
Pada Minggu, Kementerian Pertanian juga menyalurkan bantuan senilai Rp 2 miliar. Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah mengatakan, bantuan itu disalurkan untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat terdampak bencana.
Sementara itu, Kementerian Sosial mengalokasikan bantuan untuk penanganan banjir dan tanah longsor di Sulsel senilai Rp 2,6 miliar. Bantuan berupa santunan ahli waris korban jiwa serta peralatan kebersihan lingkungan untuk percepatan pemulihan permukiman dan lingkungan terdampak bencana.