JAKARTA, KOMPAS Debat antara calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, 17 Februari mendatang, diprediksi akan berlangsung lebih intens. Perubahan format debat membuat kedua calon mulai menyiapkan strategi yang lebih berani untuk saling bertanya dengan berbasis data.
Berbeda dengan debat pertama pada 17 Januari lalu, tidak ada bocoran pertanyaan untuk debat mendatang yang mengangkat topik energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, serta infrastruktur. Selain itu, juga ada satu segmen khusus saat calon presiden dapat bertanya dan menanggapinya dengan waktu yang lebih panjang.
Saat debat pertama, pasangan calon juga mendapat kesempatan saling bertanya serta menanggapi di segmen keempat dan kelima. Namun, saat itu durasi bicara setiap kandidat dibatasi dua menit.
Direktur Konten Tim Kampanye Nasional Joko Widodo- Ma’ruf Amin, Fiki Satari, saat dihubungi di Jakarta, Minggu (27/1/2019), mengatakan, pihaknya menyambut baik format debat yang lebih cair, termasuk adanya kesempatan untuk saling bertanya dan menanggapi dengan waktu yang lebih panjang.
”Dengan ruang dan waktu yang lebih banyak, substansi diharapkan bisa tersampaikan dengan lebih jelas ke publik,” kata Fiki.
Terkait hal itu, lanjutnya, timnya menyiapkan strategi debat yang lebih mencecar daripada sebelumnya. Topik seputar infrastruktur serta energi dan pangan dianggap menguntungkan Jokowi karena sudah ada bukti pencapaian pemerintahan Jokowi terkait bidang tersebut. ”Kami tinggal merekap apa yang sudah dilakukan pemerintah,” ujarnya.
Evaluasi terhadap debat pertama, bahan yang disiapkan tim hanya sekitar 20 persen yang berhasil disampaikan Jokowi dan Ma’ruf. Hal ini diupayakan tidak terulang pada debat kedua.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto- Sandiaga Uno juga telah mempersiapkan strategi dan data yang akan dimanfaatkan Prabowo untuk debat capres berikutnya. Di debat kedua ini, Prabowo akan lebih kritis terhadap capaian pemerintahan Jokowi.
”Secara umum, Pak Prabowo sudah siap sehingga hanya tinggal penajaman topik, seperti infrastruktur dan ekonomi,” kata juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Ferry Juliantono.
Dalam debat itu, tutur Ferry, Prabowo, antara lain, akan menunjukkan sejumlah data terkait pelaksanaan proyek infrastruktur yang tak sepenuhnya diprakarsai Presiden Jokowi. Prabowo juga akan menjelaskan sumber dana pembangunan infrastruktur yang perlu dipertanyakan.