JAKARTA, KOMPAS – Untuk pertama kali, pemerintah menggelar kompetisi olahraga elektronik bertajuk Piala Presiden Esports. Langkah ini mengindikasikan pemerintah mulai menatap pengembangan olahraga elektronik yang mulai dipertandingkan pada gelaran olahraga multieven di masa mendatang.
Dalam konferensi pers peluncuran Piala Presiden Esports, Senin (28/1/2019), di Jakarta, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan, Presiden Joko Widodo menaruh perhatian besar terhadap olahraga elektronik. Momentum itu semakin kuat setelah Asian Games 2018 berlangsung.
Piala Presiden Esport merupakan kolaborasi antara Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kantor Staf Presiden (KSP), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta Indonesia Esports Premier League (IESPL) selaku operator penyelenggara.
“Presiden melihat akan ada perkembangan besar dari industri ini,” kata Moeldoko saat konferensi pers.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Kepala Bekraf Triawan Munaf, Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, Menkominfo Rudiantara, dan Menpora Imam Nahrawi.
Olahraga elektronik atau esports secara resmi bakal dipertandingkan di Sea Games 2019 Manila, Filipina dan Asian Games 2022 di Hangzhou, Tiongkok.
Pada Asian Games 2018 di Jakarta, cabang esports masuk dalam pertandingan eksebisi dan berlangsung sukses. Komite Olahraga Internasional pun merestui olahraga elektronik dipertandingkan di Sea Games 2019.
Dari segi ekonomi, Moeldoko mengatakan, Indonesia merupakan negara peringkat ke-16 untuk pasar industri gim dunia pada 2017. Pemasukan dari industri gim sendiri diperkirakan mencapai 879,7 juta dollar AS per tahun.
Presiden IESPL Giring Ganesha mengatakan, ada kurang lebih 50 juta pemain gim di Indonesia. Sebanyak 60 persen di antaranya gemar menyaksikan pertandingan gim.
Dengan basis massa sebesar itu, peluang mengembangkan industri gim Tanah Air pun terbuka lebar. Setiap pemain gim berpotensi menyedot sponsor dan memperoleh penghasilan dari bertanding gim.
“Sudah saatnya pemerintah melirik industri ini karena Esports sudah menjadi arus utama di dunia. Jadi kalau pemerintah tidak cepat tanggap, takutnya nanti ekosistem olahraga elektronik ini tidak berkembang dengan bagus,” tuturnya.
Membentuk tim
Selain mempertimbangkan dampak perekonomian, pemerintah tengah berkepentingan membentuk tim untuk berlaga di cabang olahraga elektronik Sea Games 2019. Perhelatan Piala Presiden Esports, menurut Imam, memudahkan federasi memantau pemain gim yang akan dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan (Pelatnas) Sea Games 2019. Pelatnas olahraga elektronik direncanakan mulai pada awal Februari 2019.
Imam menjelaskan, olahraga elektronik sama dengan olahraga lain pada umumnya. Meski dalam pertandingan para pemain tidak bergerak secara aktif, tapi bertanding olahraga elektronik memerlukan konsentrasi yang kuat.
Pertandingan olahraga elektronik biasanya berlangsung berjam-jam. Sehingga atlet olahraga elektronik juga perlu berlatih fisik dan berolahraga.
“Dalam konteks olahraga perlu disiapkan juga pelatih fisik dan nutrisi, lalu psikolog, karena ini butuh kemampuan fisik yang kuat untuk konsentrasi,” kata Imam.
Olahraga elektronik sama dengan olahraga lain pada umumnya. Meski para pemain tidak bergerak secara aktif, pertandingan olahraga elektronik memerlukan konsentrasi yang kuat
Setelah Piala Presiden Esports rampung, Imam berencana lebih menggiatkan kompetisi olahraga elektronik, bahkan hingga ke tingkat sekolah menengah. Kurikulum mengenai olahraga elektronik pun akan disusun dan disebarkan sebagai pengetahuan formal.
“Kami juga akan mendorong kompetisi di level SMA dan kami sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 50 miliar untuk menggulirkan ini,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Asosiasi eSports Indonesia, Eddy Lim, mengatakan, Indonesia menargetkan dapat meraih 2 medali emas di cabang olahraga elektronik Sea Games pada November 2019. Ada enam judul gim yang dipertandingkan, yaitu NBA2K19, Tekken, Dota 2, StarCraft II, Mobile Legends dan Arena of Valor.
Menurut Eddy, Indonesia punya kans besar meraih medali emas di gim Dotta 2 dan Tekken. Sedangkan, Indonesia kemungkinan besar tidak mengirim atlet untuk mengikuti pertandingan gim StarCraft II dan NBA2K19 karena jumlah pemainnya sangat sedikit.
“Kami akan tentukan setelah April 2019,” katanya.
Eddy menilai tidak cukup memunculkan bakat-bakat atlet olahraga elektronik hanya dari Piala Presiden Esports. Oleh sebab itu, Asosiasi eSports Indonesia berencana mengadakan kejuaraan daerah (Kejurda).
Saat ini Asosiasi eSports Indonesia telah memiliki kepengurusan di 13 provinsi, di antaranya di Pulau Jawa, dan yang terakhir terbentuk adalah di Provinsi Kalimantan Utara. Para pengurus provinsi itu yang nantinya akan bertanggung jawab menggelar Kejurda.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan, kata Eddy, pemain gim biasa dan atlet olahraga elektronik sangat berbeda. Ia berharap, perhatian pemerintah terhadap olahraga elektronik ini tidak disalahartikan oleh generasi milenial untuk menghabiskan waktu dengan bermain gim sepanjang hari.
Atlet olahraga elektronik profesional memiliki batas waktu antara 10 hingga 12 jam untuk berlatih memainkan gim. Waktu selebihnya dipergunakan untuk melatih kekuatan fisik, berolahraga, dan menjaga asupan gizi.
Ia mengatakan, pemain gim yang banyak menghabiskan waktu di depan layar komputer tidak akan berkembang jika tak dilatih dengan benar. Berbeda dengan atlet olahraga elektronik profesional yang dilatih secara terarah dengan waktu latihan yang pasti.