DEPOK, KOMPAS — Jumlah warga yang terkena penyakit demam berdarah dengue atau DBD di Kota Depok, Jawa Barat, terus bertambah. Sejak awal 2019, lebih dari 300 orang dirawat akibat DBD. Warga diminta rutin membersihkan rumah untuk memberantas sarang nyamuk.
Kepala Dinas Kesehatan Depok Novarita, di Depok, Senin (28/1/2019), mengatakan, sedikitnya ada 314 warga yang terkena DBD hingga Jumat, 25 Januari. Angka itu tersebar di 54 kelurahan di Depok dengan kasus terbanyak di Kelurahan Harjamukti (20 kasus), Beji (19 kasus), Cipayung (18 kasus), dan Mekarjaya (17 kasus).
”Sekarang statusnya masih Siaga, belum KLB (kejadian luar biasa), karena masih ada sembilan kelurahan yang tidak terkena DBD,” kata Novarita.
Angka itu bertambah sekitar dua kali lipat dibandingkan jumlah pada 14 Januari 2019 sebanyak 149 kasus. Dibandingkan dengan Desember 2018, jumlahnya juga melonjak drastis. Sepanjang Desember 2018, terdapat 46 kasus DBD. Jumlah kasus diperkirakan bisa bertambah sejalan dengan berlangsungnya musim hujan.
”Dibandingkan Januari 2018, jumlah kasus saat ini cukup tinggi. Januari 2018 ada 75 kasus. Mudah-mudahan ada kesadaran masyarakat untuk melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) sehingga kasusnya bisa ditekan,” ujarnya.
Novarita menjelaskan, sejauh ini belum ada laporan korban meninggal akibat DBD. Sebagian pasien masih dirawat di rumah sakit dengan pasien terbanyak berada di RSUD Kota Depok.
Dihubungi terpisah, Hadi dari Humas RSUD Kota Depok mengatakan, pihak rumah sakit sudah menerima 177 pasien DBD sejak awal tahun. Dari jumlah itu, 32 pasien masih dirawat, yaitu 23 orang dewasa dan 9 anak-anak.
”Saat ini, pasien masih dalam penanganan oleh dokter,” ucap Hadi.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Depok, jumlah kasus DBD di Depok berfluktuasi. Depok pernah mengalami status KLB pada 2016 dengan jumlah kasus mencapai 2.834 kasus. Pada 2017, kasus DBD turun menjadi 535 kasus. Jumlah kasus kemudian naik lagi menjadi 892 kasus dengan 1 orang meninggal.
Antisipasi
Novarita menyebutkan, pihaknya telah melakukan antisipasi dengan menggalakkan gerakan PSN di tengah masyarakat dan melakukan pengasapan (fogging) di daerah yang positif terjangkit DBD. Wali Kota juga sudah mengeluarkan surat edaran kepada camat dan kelurahan agar warga bergerak melakukan PSN.
Menurut Novarita, PSN merupakan cara yang paling efektif dalam mengatasi DBD. Kebanyakan nyamuk Aedes aegypti bersarang dan bertelur di genangan air di sekitar rumah. Berdasarkan temuan Dinas Kesehatan Depok, kebanyakan nyamuk itu bersarang di dispenser, belakang kulkas, vas bunga, atau tempat-tempat lain yang menampung genangan air.
”Dibandingkan fogging, PSN jauh lebih efektif. Fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya tidak. Sementara itu, dengan PSN, warga bisa memberantas sarang nyamuk dengan menjaga kebersihan di sekitar rumah masing-masing,” ujarnya. (YOLA SASTRA)