SLEMAN, KOMPAS--Indosat Ooredoo mengandalkan segmen bisnis ke bisnis atau multimedia, komunikasi data, dan internet sebagai sumber pendapatan strategis mulai tahun ini. Perusahaan menargetkan kontribusi segmen itu mencapai 25-an persen dari total penerimaan.
Chief Business Officer PT Indosat Tbk atau Indosat Ooredoo, Intan Abdams Katoppo, di sela-sela acara temu media di Hyatt Regency Yogyakarta, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (28/1/2019), menjelaskan, keputusan itu sejalan dengan perubahan langkah perusahaan menuju penyedia layanan teknologi informasi komunikasi (TIK) secara menyeluruh. Ada beberapa bentuk sub layanan TIK yang memiliki peluang bisnis besar, di antaranya solusi benda terhubung internet atau IoT untuk kota cerdas serta analisa data berukuran besar pendukung industri transportasi dan bandara.
Sejauh ini, Indosat Ooredoo telah menjadi mitra penyedia solusi TIK bagi Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.
Mengutip informasi memo Indosat Ooredoo, pada Januari-September 2018, pendapatan segmen seluler sebesar Rp 13,17 triliun, sedangkan multimedia, komunikasi data, dan internet Rp 3,025 triliun, serta telekomunikasi tetap Rp 568,6 miliar. Dengan demikian, total pendapatan perusahaan Rp 16,769 triliun.
Adapun pada Januari-September 2017, pendapatan segmen seluler Rp 18,73 triliun, sedangkan MIDI Rp 3,14 triliun, dan telekomunikasi tetap Rp 692,4 miliar. Total pendapatan Indosat Ooredoo Rp 22,565 triliun.
Berdasarkan data pencapaian pendapatan tersebut, Intan mengatakan, kontribusi pendapatan segmen MIDI terhadap total pendapatan perusahaan baru mendekati 20 persen.
Menurut dia, sejak kebijakan wajib registrasi ulang nomor prabayar dengan validasi data tunggal kependudukan berakhir 30 April 2018, strategi pemasaran operator berubah. Perusahaan tidak lagi menekankan pada push marketing. Push marketing adalah strategi promosi yang digunakan oleh pemasar agar produknya sampai ke konsumen dengan cara menjual langsung lewat gerai atau pengecer.
Kebijakan wajib registrasi nomor prabayar dengan validasi data tunggal kependudukan melahirkan pull marketing. Pull marketing bertujuan membuat konsumen mendatangi merek sehingga tercipta loyalitas pelanggan. Caranya dengan menciptakan penawaran menarik.
"Operator telekomunikasi seperti kami akhirnya tidak bisa hanya mengandalkan berjualan pulsa seluler. Kategori segmen bisnis ke bisnis (B2B) menjadi \'mesin\' meraih pertumbuhan pendapatan," ujar Intan.
Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter, mengemukakan, animo masyarakat terhadap kehadiran teknologi seluler 5G mempermudah korporasi untuk masuk lebih dalam ke segmen bisnis ke bisnis. Untuk mendukung fokus ke segmen bisnis ke bisnis, Indosat Ooredoo berupaya memperbaiki strategi pengembangan infrastruktur jaringan. Tahun ini, Indosaat Ooredoo akan membangun 4.300 pemancar berteknologi 4G LTE di Jawa dan Sumatera.
Mengutip info memo Indosat Ooredoo triwulan III-2018, perusahaan telah mengoperasikan 67.002 unit pemancar per 30 September 2018, bertambah 6.755 unit dari periode yang sama tahun lalu. Dari total pemancar itu, sebanyak 11.636 di antaranya berteknologi akses 4G LTE.
Direktur Inovasi Indosat Ooredoo Arief Musta\'in menambahkan, perusahaan juga menerapkan kultur ekosistem terbuka. Artinya, bagi perusahaan bisa berkolaborasi dengan perusahaan rintisan bidang teknologi. Internal pun didorong memiliki budaya itu dan tidak sekadar melakoni rutinitas bisnis. (MED)