Keributan antargeng motor di Jalan HBR Motik, Kemayoran, Jakarta tidak banyak diketahui warga setempat. Padahal, pada Minggu (27/1/2019) pagi, seorang anggota geng motor bernama Yudi (26) tewas dalam bentrokan fisik. Sebagian menganggap peristiwa itu biasa, belum mengganggu kepentingan warga lain.
Bentrokan tersebut terjadi antara geng Komunitas Pusat dengan kelompok lain tanpa nama. Polisi menyebut, anggota itu Komunitas Pusat membacok Yudi di Jalan HBR Motik dengan luka bacok di punggung, perut, dan dada. Karena luka itu, Yudi tidak tertolong. Tidak hanya menghabisi nyawa Yudi, pelaku pembacokan merampas sepeda motor milik korban.
Polisi mendapat laporan peristiwa itu dari warga sesaat setelah kejadian. Sehari setelah bentrok, polisi berhasil menemukan sepeda motor Yudi di rumah salah satu pelaku. Polisi turut mengamankan barang bukti berupa baju pelaku, golok, dan celurit berbentuk cocor bebek. "Kasus ini sadis dan brutal. Kami masih mendalami motif pembacokan dan pelaku lain," katanya.
Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Polisi Arie Ardian mengatakan, enam orang pelaku telah ditangkap di kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat, Senin pagi. Mereka ialah FR (18), PSD (21), AL (18), TR (24), GBB (26), dan AAR (23).
"Mereka (geng motor) jumlahnya puluhan, sekitar 60 orang dengan mengendarai sepeda motor. Mereka datang ke lokasi dan membacok korban. Korban menderita luka di punggung sebelah kiri, bahu sebelah kanan, dan dada sebelah kiri. Korban dilarikan ke rumah sakit, akan tetapi tidak tertolong," ucap Arie.
Arie menyebutkan, berdasarkan keterangan saksi, korban sedang berkumpul bersama teman-temannya yang juga geng motor. Mereka dihampiri geng motor lain, lalu pelaku FR langsung membacok Yudi. Penyebabnya diduga karena dau kelompok itu saling ejek di instagram.
"Salah satu pelaku juga memakai narkoba jenis sabu. Ia mengaku memakai sabu setahun terakhir," lanjutnya.
Instagram
FR nekat menbacok karena merasa geng motornya ditantang oleh geng motor korban. Tantangan tersebut disampaikan melalui akun instagram. Selain itu, ada informasi bahwa anggota geng motor korban telah mengambil sepeda motor milik adik dari salah satu anggota geng motornya.
Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tahan Marpaung menjelaskan, dua geng motor tersebut saling bermusuhan. FR merasa ditantang dan bersama gengnya melakukan pembacokan. "Sekitar pukul 04.00, pelaku mengepung tempat korban nongkrong, lalu melakukan pembacokan. Mereka sering nongkrong di sana, kadang juga berpindah tempat," kata Tahan.
Atas perbuatannya, pelaku terancam hukuman penjara lebih dari 15 tahun sesuai pasal 338 KUHP juncto pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Lokasi rawan
Pedagang kaki lima yang dijumpai di Jalan HBR Motik tepatnya dekat Halte Transjakarta Kemayoran Landas Pacu menyebutkan, kawasan itu dikenal rawan jambret dan penodongan. Di kawasan yang sama, geng motor sering nongkrong saat malam tiba. Tidak jarang, mereka menggunakan lintasan jalan yang lurus di sana sebagai arena balap.
Selasa (29/1/2019), Kompas menelusuri jalan yang menghubungkan Kawasan Kemayoran dengan Danau Sunter, Jakarta Utara. Kondisi jalan relatif terawat dan dominan lintasan lurus. Terdapat kamera pengawas atau CCTV yang ditempatkan pada tiang listrik.
Dede Firmansyah (34), warga Kemayoran sekaligus pedagang kaki lima di lokasi, mengatakan, jalan itu ramai pada malam hari. Banyak anak muda mengendarai sepeda motor nongkrong di situ. Namun, lokasi itu rawan jambret dan penodongan.
"Ramai apalagi pas malam minggu. Akan tetapi di sini rawan penodongan dan jambret. Kalau di pinggir jalan hati-hati," ucap Dede. Ia menyebutkan, orang yang melintas baik pejalan kaki maupun pengendara sepeda motor harus hati-hati. Biasanya tiba-tiba saja ada yang menodongkan senjata tajam atau menjambret.
Galih (40), pedagang kaki lima, menyebutkan, lokasi itu sering menjadi tempat balapan pada malam samapai dini hari. Muda-mudi bergerombolan di sepanjang jalan dan menyaksikan adu kecepatan sepeda motor. "Anak-anak naik motor gila-gilaan. Naik motor seperti orang terbang saja," ujar Galih.