PADANG, KOMPAS – Perkembangan teknologi informasi dan kesuksesannya mendorong lahirnya perusahaan rintisan (startup) baru di berbagai daerah di tanah air, termasuk di Sumatera Barat. Hingga saat ini tercatat ada 19 perusahaan rintisanyang bergerak di berbagai bidang di Sumbar. Ini menempatkan Sumbar di posisi keempat di Pulau Sumatera sebagai daerah dengan start up terbanyak.
Yonisman (32), penggiat usaha rintisansekaligus pendiri Ivenmu, perusahaan rintisan yang membantu orang-orang yang ingin mencari event-event yang bernuansa islami di Indonesia, berupa kajian, tabligh akbar, seminar, workshop di Sumatera Barat (Sumbar), mengatakan, usaha rintisandi Sumbar sudah mulai tumbuh.
“Seperti di daerah lain, startup di Sumbar muncul dipicu oleh kesuksesan perusahaan rintisan yang kemudian menjadi unicorn (startup yang memiliki valuasi senilai 1 miliar dolar Amerika) seperti Tokopedia, Bukalapak, dan lainnya. Selain itu, saya melihat sejak beberapa tahun terakhir kegiatan atau program di Sumbar terkait startup semakin banyak,” kata Yonisman.
Yonisman mengatakan, program didorong tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari berbagai pihak seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyelenggarakan program Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT) dan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT). Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi, ada pula program Bakcup dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), serta Indigo dari PT Telekomunikasi Indonesia (Tbk).
“Selain itu, perguruan tinggi yang ada di Sumbar seperti Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang saat ini memiliki pusat wirausahawan yang mendorong ketertarikan mahasiswa ke perusahaan rintisan,” kata Yonisman.
Berdasarkan data Masyarakat Industri Kreatif Digital (MIKTI), lanjut Yonisman, hingga saat ini tercatat ada sekitar 19 usaha rintisan di Sumbar. Mereka bergerak antara di bidang perdagangan dan keuangan digital (fintech).
“Dari data MIKTI, Sumbar saat ini menempati peringkat keempat di pulau Sumatera dengan jumlah startup terbanyak. Posisi pertama di tempati Pekanbaru (Riau) dengan 31 startup,kemudian Banda Aceh (Aceh) dengan 28 startup, dan Medan (Sumatera Utara) dengan 25 startup. Di wilayah Sumatera tercatat ada 115 startup,” kata Yonisman.
Yonisman menambahkan, potensi Sumbar untuk melahirkan usaha rintisanbaru cukup besar. “Masih banyak yang belum digarap. Sebagai contoh, industri pariwisata yang sedang didorong pemerintah juga bisa membuka peluang lahirnya startup. Tentu untuk kesana, butuh komitmen dan keberanian untuk menghadapi segala kemungkian risiko,” kata Yonisman.
Oleh karena itu, lanjut Yonisman, saat ini, para penggiat usaha rintisan di Sumbar tengah menggagas lahirnya komunitas usaha rintisanSumbar. Komunitas itu diharapkan menjadi jalan untuk memperkuat kapasitas setiap pelaku perusahaan rintisan.
“Harapannya, melalui komunitas itu, para pelaku startup merintis dan berkembang, serta tumbuh besar di Sumbar tanpa harus ke luar seperti ke Pulau Jawa,” kata Yonisman.
Wakil pendiri Stockies, usaha rintisan yang bergerak di bidang jual beli foto dan video di Sumbar, Syafira Ennisa (25) mengatakan, tantangan terbesar pihaknya saat ini salah satunya adalah bagaimana memastikan operasional perusahaan berjalan baik, termasuk pemasaran. Namun terkait pendanaan, banyak pendanaan yang ditawarkan dan bisa diakses dari program-program usaha rintisan yang diselenggarakan pemerintah dan BUMN.
Stockies misalnya, terbantu karena menjadi salah satu startup yang mendapatkan pembiayaan dari program CPPBT pada 2018 senilai Rp 100 juta. “Itu sesuai dengan anggaran kami selama setahun,”kata Syafira.