JAYAPURA, KOMPAS — Sepanjang Januari ini, sebanyak 70 kasus demam berdarah dengue mencuat di enam kabupaten di Papua dan menyebabkan dua penderita meninggal. Pemerintah Provinsi Papua pun telah mengirimkan surat kepada seluruh kabupaten/kota untuk mewaspadai demam berdarah dengue dan mengambil langkah pencegahan.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum, di Jayapura, Rabu (30/1/2019). Ia memaparkan, 70 kasus demam berdarah dengue (DBD) ini tersebar di Biak Numfor (25 kasus), Boven Digoel (16 kasus), Merauke (14 kasus), Asmat (10 kasus), Nabire (3 kasus), dan Kota Jayapura (2 kasus). Dua korban meninggal berasal dari Biak Numfor.
”Jumlah kasus DBD pada bulan ini meningkat bila dibandingkan dengan jumlah kasus pada Januari 2018, yakni 52 kasus,” ujar Aaron.
Ia menyebutkan, terdapat sejumlah kabupaten yang juga rawan DBD, yakni Kabupaten Jayapura, Keerom, Kepulauan Yapen, Mappi, Supiori, dan Mamberamo Raya.
”Kami telah mengirimkan surat kepada semua pemerintah kabupaten/kota untuk waspada penyebaran kasus DBD. Kami pun telah mengirim cairan untuk fogging atau pengasapan dengan pesawat Hercules ke Merauke dan Biak,” tutur Aaron.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats, Asmat, Yenny Yong membenarkan tentang jumlah kasus DBD positif di Asmat yang mencapai 10 kasus. Selain itu, sebanyak 43 pasien lainnya menderita demam dengue.
”Saat ini masih terdapat dua pasien dewasa penderita DBD positif yang dirawat di RSUD Agats,” katanya.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Biak Numfor Wimfried Agaki mengatakan, dua pasien DBD yang meninggal berasal dari Pulau Padaido. ”Kami telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk penanganan pasien DBD dan upaya pencegahan seperti pengasapan ke setiap rumah warga,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Inge Silvia mengatakan, pihaknya telah menggandeng media massa setempat untuk menyosialisasikan pencegahan DBD bagi masyarakat di seluruh distrik (setingkat kecamatan).
”Kami menggunakan delapan upaya untuk mencegah penyebaran penyakit DBD di Merauke. Salah satunya adalah berkoordinasi dengan bupati hingga kepala kampung untuk memantau adanya kasus DBD,” ucap Inge.