JAKARTA, KOMPAS — Buruknya sistem drainase di Kelapa Gading, Jakarta Utara, menyebabkan sejumlah ruas jalan di wilayah itu terendam banjir selama sekitar empat jam. Banjir teratasi setelah Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mengerahkan 10 pompa untuk menyedot genangan itu.
Hujan dengan intensitas lebat yang mengguyur Jakarta sejak Selasa malam hingga Rabu (30/1/2018) dini hari menyebabkan ruas Jalan Boulevard Barat, Jalan Raya Kelapa Hibrida, Jalan Pegangsaan II, dan Jalan Gading Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, tergenang banjir. Banjir itu mengakibatkan lalu lintas di sejumlah ruas jalan itu tersendat pada pukul 07.00 hingga pukul 09.00.
Timin (55), pedagang yang berjualan di sekitar Jalan Boulevard Barat, mengatakan, air mulai tinggi di jalan itu pukul 05.00. Ketinggian air sekitar 40 sentimeter.
”Tempat ini sudah lama tidak banjir. Terakhir banjir sekitar satu tahun lalu,” kata lelaki asal Blitar, Jawa Timur, itu.
Banjir itu surut sekitar pukul 11.00 setelah Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Utara mengerahkan 10 pompa untuk menyedot air tersebut. Pompa itu disiagakan di sejumlah lokasi yang tergenang banjir.
Kepala Satuan Pelaksana Sudin SDA Kelapa Gading Rukmana menyebutkan, dari 10 pompa yang dikerahkan, dua pompa bergerak (mobile) dioperasikan di ujung Boulevard dan dua pompa alkon serta satu jet power dioperasikan di Jalan Boulevard Barat.
”Di Jalan Kelapa Hibrida, kami pakai tiga pompa stasioner dengan kapasitas 250 liter per detik. Total ada 10 pompa yang kami operasikan untuk menyedot genangan banjir tadi,” ucapnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Jakarta Utara Suroto menambahkan, banjir yang terjadi di wilayah itu disebabkan rusaknya sejumlah saluran air akibat pembangunan Jalan Tol Sunter-Pulogebang. Akibatnya, air di sejumlah drainase itu tidak bisa mengalir dan meluber ke permukaan jalan.
”Ini mau tidak mau (banjir). Namanya pembangunan itu pasti ada efek. Tetapi hanya sementara, tidak permanen,” ujarnya.
Ia menuturkan, penyebab banjir yang menggenangi sejumlah lokasi di wilayah itu juga karena debit air di Kali Boulevard Gading Raya (BGR) yang cukup tinggi sehingga air dari perumahan warga tersendat dan tidak lancar mengalir ke kali tersebut. Air di kali itu juga tidak mengalir maksimal karena masih ada pembangunan sheet pile (dinding turap) di sisi selatan.
”Kali BGR ini masih dalam pembangunan dinding turap di sisi selatan. Kalau yang di sisi utara, nanti tahun anggaran 2019, mudah-mudahan bisa ditindaklanjuti,” katanya.
Berdasarkan penelusuran Kompas, khususnya di Jalan Boulevard Barat, air di drainase sepanjang jalan tersebut tidak mengalir. Terdapat juga sejumlah utilitas kabel yang dipasang di saluran air itu.
Di Jalan Gading Raya, lubang saluran air ke Kali BGR lebih tinggi daripada permukaan jalan itu sehingga air yang tergenang tidak bisa dialirkan. Untuk menyedot air tersebut, petugas Satgas Sudin SDA Kelapa Gading menggunakan pompa jet power.
”Kami akan benahi lagi tali-tali air itu supaya tersambung ke induknya. Anggota kami juga akan membersihkan tali-tali air yang ada di permukiman,” kata Rukmana. (STEFANUS ATO)