Partai Harus Giat Bekerja untuk Genjot Elektabilitas
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS— Sejumlah partai yang tidak mencalonkan figurnya menjadi calon presiden dan calon wakil presiden dituntut untuk menunjukkan eksistensi. Hal itu dilakukan untuk memenangkan partainya agar lolos dari ambang batas parlemen di Pemilu 2019, yaitu empat persen.
Saat acara Konsolidasi Nasional PKS, Rabu (30/1/2019), di Jakarta, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, hasil survei terbaru tentang elektabilitas partai menunjukkan bahwa setidaknya 47-52 persen masyarakat itu memilih partai atau calon anggota legislatif (caleg) berdasarkan pilihan siapa calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres)-nya. Artinya, sisa persenan itu diperebutkan oleh beberapa partai yang tidak memiliki figur dari partai.
Sohibul menjelaskan, ada perkara berat yang dihadapi oleh banyak partai yang tidak mengusung figur partai untuk menjadi capres dan cawapres yaitu, partai harus bekerja keras berkali-kali lipat untuk memenangkan partai sekaligus memenangkan pasangan calon (paslon) yang didukung.
Sohibul menyebutkan, partai besar yang mengusung figur partai memiliki keuntungan dalam berkampanye. Mereka dinilai dapat bekerja dalam sekali jalan saja untuk mengenalkan partai sekaligus capres dan cawapresnya. Berbeda dengan partainya, kata Sohibul, partainya harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan eksistensi agar bisa merebut suara partai lainnya.
“Kami memasarkan Pak Prabowo dan Sandi juga tidak otomatis akan mengangkat PKS,” katanya.
Strategi
PKS menyiapkan sejumlah program janji kampanye sebagai bagian dari strategi pemenangan. Misalnya, program gratis pajak untuk kendaraan roda dua, program pembuatan surat izin mengemudi (SIM) yang berlaku seumur hidup, membuat rancangan undang-undang perlindungan bagi ulama atau tokoh agama, dan program tanpa impor bahan pangan.
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menyampaikan, para kader di daerah merupakan ujung tombak bagi partai untuk mendulang suara. Ia meyakini dengan memperkuat kader di akar rumput akan mampu menaikkan elektabilitas mencapai 12 persen. Di samping itu, ia optimistis bahwa program kampanye yang dirumuskan sangat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rakyat.
Berdasarkan hasil survei Charta Politika tentang ‘Peta Elektoral Terkini Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019’ pada 22 Desember 2018- 2 Januari 2019, disebutkan, ada delapan partai politik yang menjadi pilihan masyarakat yang memiliki elektabilitas di atas empat persen. Secara berurutan kedelapan partai itu yaitu, PDI Perjuangan sebesar 25,2 persen, Partai Gerindra sebanyak 15,2 persen, Partai Golkar 8,1 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8,1 persen, Partai Nasional Demokrat 5,3 persen, Partai Demokrat 4,5 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,3 persen, dan PKS 4,2 persen.
Sementara itu, elektabilitas partai lain yang di bawah empat persen adalah Partai Perindo yaitu 2,7 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) memperoleh 2,6 persen dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebanyak 1,5 persen, Partai Hanura mendapat 0,6 persen dan Partai Bulan Bintang (PBB) 0,4 persen.
Adapun hasil survei Litbang Kompas yang dirilis April 2018 membagi tingkat keterpilihan partai politik berdasarkan tiga kelompok yaitu, kategori memiliki elektabilitas lebih dari 10 persen, rentang 4-10 persen, dan kurang dari empat persen.
Kategori parpol yang memiliki elektabilitas di atas sepuluh persen adalah PDI-Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Golkar. Ada tujuh parpol yang masuk kelompok 4-10 persen yaitu, PKB, Partai Demokrat, PAN, PartaI Perindo, PPP, PKS, dan Partai Nasdem. Sedangkan kategori elektabilitas di bawah empat persen yaitu, PSI, Partai Berkarya, Partai Gerakan Perubahan Indonesia, Partai Hanura, PBB, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Soidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Toni mengatakan, partainya optimistis ke depan akan memperoleh elektabilitas hingga delapan persen. Upaya untuk meningkatkan elektabilitas pun dilakukan, contohnya, melalui program “Solidarity Tour Jawa dan Bali” yang saat ini masih berlangsung. Selain itu, PSI juga akan berkeliling ke sejumlah daerah untuk konsolidasi dengan menggerakkan mesin partai di akar rumput. Harapannya melalui program itu dapat meraup suara yang signifikan.
Eddy Soeparno, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) menyebutkan, PAN optimistis untuk meraup elektabilitas minimal 10 persen. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggerakkan mesin partai di akar rumput.
“Untuk memperkuat suara, pemetaaan daerah kekuatan terus dilakukan. Basis suara PAN cenderung kuat di Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat dan NTB,” kata Eddy. (Kompas. Id, 16/1/2019).