Tokoh gerakan oposisi yakin transisi damai bisa dilakukan dan pemilu bisa dilaksanakan. Selain sanksi pembekuan aset, AS menyebut kemungkinan dilakukannya aneka opsi.
CARACAS, SELASA Pembekuan aset perusahaan minyak milik negara, PDVSA, dikhawatirkan semakin mempersulit rakyat Venezuela dan membuat situasi krisis semakin ruwet. Berdasarkan pengalaman sejarah, sanksi seperti ini tidak membantu memecahkan masalah.
China, Selasa (29/1/2019), mengingatkan hal itu setelah Amerika Serikat membekukan aset PDVSA guna menekan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan, China menentang sanksi sepihak. Sanksi semacam ini, katanya, akan mengakibatkan kemerosotan kehidupan rakyat Venezuela dan mereka yang menerapkan harus bertanggung jawab terhadap akibat yang serius,” kata Geng kepada wartawan di Beijing.
Washington sebelumnya, secara sepihak, membekukan perusahaan PDVSA yang berada di bawah yurisdiksi AS. Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan, sanksi yang diterapkan diperkirakan memblokir aset PDVSA sebesar 7 miliar dollar AS (Rp 98,59 triliun) dan menimbulkan kerugian hasil ekspor ke depan lebih dari 11 miliar dollar AS
(Rp 154,93 triliun).
”Kami terus mengekspos tindakan korupsi Maduro beserta kroninya. Tindakan (sanksi) pada hari Senin memastikan mereka tidak bisa lagi merampas aset rakyat Venezuela,” kata Bolton di Gedung Putih.
Tidak lama setelah sanksi diumumkan, Juan Guaido, tokoh oposisi yang sudah memproklamasikan diri sebagai presiden tandingan, memerintahkan Kongres Venezuela menyusun anggota dewan direksi baru untuk PDVSA dan anak perusahaannya di AS, Citgo. Hal itu dalam rangka ”membantu memulihkan industri Venezuela dari masa gelap”.
Guaido, yang juga merupakan Ketua Majelis Nasional, beberapa hari belakangan ini melakukan langkah ke dalam dan keluar setelah dia mendapat pengakuan dari sedikitnya 20 negara sebagai penjabat Presiden Venezuela. Melalui rilis yang dipublikasikan di media sosial, Guaido menyampaikan upayanya untuk mengambil alih aset Venezuela di luar negeri dan mencegah Maduro menyita aset itu. ”Secara progresif dan teratur, kami mulai mengambil alih aset republik kita di luar negeri demi mencegah Maduro merampas aset itu saat ia mundur dari jabatannya,” tulis Guaido.
Venezuela mengekspor sekitar 500.000 barel minyak per hari ke AS, sebagian besar kepada Citgo serta pabrik yang dimiliki Valero Energy Corporation dan Chevron Corporation. Sejak beberapa tahun terakhir, produksi minyak Venezuela turun menjadi sekitar 1,4 juta barel per hari.
Gejolak di Venezuela diperkirakan semakin membesar dengan masuknya kekuatan besar dunia. Mengimbangi AS dan sekutunya, Rusia dan China serta sejumlah negara lain memberi dukungan kepada Maduro.
Segala opsi
Ketika John Bolton memberi keterangan pers tentang sanksi pembekuan, terlihat adanya kalimat ”5.000 tentara akan ke Kolombia”. Menteri Luar Negeri Kolombia Carlos Holmes mengaku tidak mengetahui kepentingan dan alasan soal ini. Bolton saat ditanya melalui surat elektronik hanya mengatakan, ”sebagaimana dikatakan presiden, semua opsi ada di meja”.
Guaido dalam wawancara dengan CNN yakin transisi secara damai bisa terwujud. Selanjutnya Venezuela bisa melakukan pemilu yang bebas, katanya. Tokoh berusia 35 tahun ini menyerukan kepada rakyat untuk ikut turun ke jalan pada hari Rabu dan Sabtu pekan ini.
Selama aksi demo, pekan lalu, diperkirakan lebih dari 40 orang tewas dan sekitar 700 orang ditangkap.