Penurunan omzet oleh-oleh mencapai 50 persen yang dalam jangka menengah bisa berdampak pada pengurangan tenaga kerja.
PADANG, KOMPAS Kebijakan maskapai berbiaya hemat menghapus layanan bagasi cuma-cuma berimbas pada bisnis oleh-oleh di daerah Sumatera, seperti Padang, Palembang, dan Lampung. Penurunan omzet mereka berkisar 5-50 persen.
Di Kota Padang, Sumatera Barat, omzet bisnis keripik balado turun 35-50 persen karena konsumen membatasi pembelian. ”Jika biasanya sehari dapat Rp 30 juta, sekarang sekitar Rp 20 juta,” kata Christine Hakim, pemilik usaha Kripik Balado Christine Hakim, di Padang Selatan, Rabu (30/1/2019).
Hal serupa juga disampaikan Rani, penanggung jawab Sanjai Balado Ummi Aufa Hakim, di Jalan Veteran, Padang Barat. Omzet mereka bahkan turun hingga 50 persen. ”Pengunjung juga agak sepi. Jadi, masalahnya ada dua, belum selesai urusan tiket mahal, mereka dihadapkan pada biaya bagasi,” ujarnya.
Sejak penghapusan layanan bagasi gratis, perilaku konsumen juga berubah. Sebelumnya, mereka datang, pilih, bungkus, bayar, dan selesai. Itu pun membeli dalam jumlah banyak.
”Sekarang, mereka minta ditimbang dulu dan tidak mau pakai kotak besar. Tamu yang biasa menerima jasa penitipan dari teman juga susah. Tidak mau lagi,” kata Christine.
Pempek dan keripik
Di Palembang, pengiriman pempek melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II turun hingga 50 persen. Seusai Asian Games, pengiriman pempek 8-12 ton per hari. Namun, setelah kebijakan bagasi berbayar dan kenaikan tarif kargo, pengiriman pempek menurun 30-50 persen atau berkisar 5-8 ton per hari.
Menurut Jimmy Devaten dari humas Asosiasi Pengusaha Pempek Palembang, merosotnya pengiriman pempek karena penumpang mengurangi pembelian oleh-oleh. Selain itu, harga tarif jasa pengiriman barang yang naik juga jadi salah satu alasan.
Sebelum tarif kargo naik, biaya pengiriman barang lewat udara Rp 180.000 per 10 kilogram (kg). Saat ini naik menjadi Rp 200.000-Rp 250.000 per 10 kg. Lewat jalur darat Rp 80.000-Rp 120.000 per 10 kg.
Di Lampung, dampaknya belum sebesar di Palembang dan Padang. Di sana, rata-rata omzet turun 5 persen sejak dua pekan lalu.
Askasifi Eka Cesario, pemilik Toko Keripik Askha Jaya, mengatakan, tokonya bisa menjual 100 kg keripik pisang per hari. Kini, turun 5-10 kg per hari.
Dampak lanjut
Christine dan Rani berharap layanan bagasi gratis bisa kembali sehingga kekhawatiran lain tak terjadi. Ada ratusan bisnis kecil bergantung pada UMKM yang lebih besar.
Jika terus tertekan, bukan tidak mungkin ada pengurangan karyawan. ”Jangan sampai terjadi,” kata Christine.
Seperti diberitakan, maskapai Lion Air dan Wings Air membatasi bagasi gratis maksimal 7 kilogram. Hal itu akan disusul Citilink. ”Saya tidak bisa lagi membawa oleh-oleh untuk rekan kerja,” kata Romeo (22).(ZAK/RAM/VIO)